Happy Reading, semoga sukaaa...
Jangan lupa berikan vote kalian!!
.
.
Satu kata untuk hari ini dong guys!!Shishi Pov;
Aku tersenyum lebar saat melihat pantulan diriku pada cermin yang terpajang disudut kamarku.
Sebelah tangan ku bergerak untuk merapikan sedikit bagian hijab ku yang berantakan."Udah cantik gini, jadi enggak sabar pengen cepet-cepet ketemu my Aby " aku memejamkan mata membayangkan wajah tampan dari kakak kelas yang sudah mencuri seluruh intes perhatian ku, bahkan sudah menjadi satu-satunya lelaki yang tersemat dalam hati mungil ku ini..
Setelah kurasa selesai, aku segera keluar kamar menuju meja makan untuk menemui keluarga yang seperti nya sudah pada berkumpul menunggu diriku seorang.
"Pagi Ayah ku sayang, pagi mamah ku tercinta" aku menyapa kedua orang tua ku, sambil memberikan kecupan kepada Ayah yang sudah duduk dikursi makan, dan mamah yang tengah menyusun menu sarapan pagi kami.
"Pagi princess nya ayah"
"Pagi mbak, kok tumben lama? Ngapain aja di dalam? " mata mamah sudah memicing memperhatikan penampilan ku dari ujung kepala hingga kaki
"Kenapa mah? Kok liatin nya begitu banget, engga usah heran, mbak tahu kok kalau mbak memang makin cantik" aku berkata dengan pedenya yang membuat mamah serta adik ku Zio menatap ku dengan decihan.
"Astaghfirullah mbak, masih pagi loh padahal, buat selera makan Zio jadi hilang aja"
Ku tempel kan telunjuk ku pada bibir, sebagai intruksi agar adik bontot ku untuk diam.
"Selamat pagi kesayangan nya Vino yang paling guanteng" suara bariton yang amat aku kenal tiba-tiba saja datang bersamaan sang pemilik nya.
"Tumben sarapan di rumah, bang?" tanya Ayah kepada abang ku itu, tak usah heran. Karena biasanya abang ku yang satu itu lebih sering sarapan dibarak ketimbang sarapan dirumah, terkecuali saat abang tertua ku ada dirumah.
Kalau kata bang Vino, kalau sarapan dirumah yang ada buat dia makin kenyang, and jadi males banget rasanya mau apel pagi.
Ckk, dasar tak masuk akal sekali bukan, alasan dari abang ku itu.Bang Vino bukannya menjawab pertanyaan dari Ayah, ia justru dengan jahil nya mengelus kepala yang tertutup hijab putih itu, dan otomatis membuat hijab yang kubuat dengan effort setengah mampus jadi berantakan.
"Ikhh abanggg!! Kan jadi berantakan lagiii"
Ingin sekali rasanya ku sentil nih abang ku yang satu ini, melihat ia justru malah menyengir kuda melihat raut wajah ku yang sudah kesal oleh kelakuan nya.
Pletak
Aku tersenyum cukup puas, melihat bang Vino mendapatkan pukulan dari mamah dengan centong nasi.
"Mau ditambah lagi? " mamah sudah memasang raut wajah garang yang membuat seisi ruang makan merinding bukan kepalang.
Bang Vano yang di begitukan, malah kami semua jadi kompak menggeleng kan kepala menatap takut kepada mamah. Termasuk dong Ayah ku yang notabenya adalah seorang Jenderal TNI bintang dua saja masih takut dengan wanita cantik yang menyandang status sebagai istrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi Yang Luas
Teen FictionShishi, sigadis ba-bar yang tak pernah menyerah untuk mencuri perhatian Aiden, kakak kelas tempat ia bersekolah. Meski penolakan sering kali ia dapatkan, tapi tak kunjung membuat semangat nya untuk padam. Justru Shishi semakin merasa tertantang unt...