Bagian 6

9 1 0
                                    


Third's pov:

Bel yang dinanti-nanti akhirnya telah berbunyi.
Satu kelas langsung heboh membereskan alat tulis beserta buku agar masuk kedalam tas masing-masing.

Disaat teman-teman nya yang lain pada sibuk membereskan barang-barang nya, justru Shishi sendiri masih asik tenggelam dalam mimpi indahnya itu.

Hingga tepukan pelan diberikan Zahra pada bahu Shishi yang membuat gadis itu perlahan-lahan mulai membuka matanya.
Menatap sekitar dengan pandangan kabur.

"Kalian pada mau ngapain? " tanya Shishi dengan nada khas bangun tidur, ia kembali menenggelamkan wajahnya dalam lipatan tangan itu.

"Lo mau nginep dimari? " tanya Zahra yang membuat Shishi bingung.

"Maksudnya? "

"Adek ini bagaimana sih? Ini sudah jam pulang lohh adek ku sayang, emang adek gak mau pulang? Adek mau tidur disini? " Larissa ikut menimpli seraya menggendong tas ransel nya itu.

Shishi diam tak menjawab, matanya lebih asik memandangi kearah jendela. Tampak hujan tengah mengguyur kota Jakarta. Pantas saja suhu ruangan dikelasnya bertambah begitu dingin ditambah pendinginan ruangan yang ikut menyala.

"Mager banget sumpah" tutur Shishi

"Lo seriusan mau nginep dimari Shi? Gilak sih, emang lo berani njay? Kalau yang gw inget sii cerita dari kelas sebelah. Nii kelas kita tuh lumayan angker, kadang tuh kipas bisa gerak-gerak sendiri" Lia mulai berceloteh dengan info yang ia dapatkan, justru itu membuat Shishi merasa semakin mengantuk.

Saat ia akan kembali tidur, dengan gesit Zahra sudah menarik tangan Shishi agar gadis itu terduduk.

"Apa an sih, njay? Mata gw masih ngantuk juga"

"Ngantuk ya ngantuk, tapi bisa ditahan dulu gak sih? Emang lo beneran mau tidur dikelas sampai besok? "

Shishi menggeleng kan kepalanya " yah engga dong"

"Trus kenapa lo gak mau pulang? Malah asik mau tidur lagi? " tanya Larissa

Jari telunjuk Shishi mengarah kearah jendela membuat pandangan mata ketiga sahabatnya itu juga ikut mengarah.

"Gw belum dijemput, males banget kalau nunggu di halte pasti bakal ramai plus juga dingin kenak cipratan air hujan" tutur Shishi yang dijawab anggukan oleh ketiganya.

"Tapi jangan tidur dikelas juga dong Shi, liat nih yang lainya udah pada keluar kelas? Tinggal kita doang yang ada"

"Kenapa? Lo takut? " Shishi tersenyum miring melihat wajah Lia yang sudah pucat.

"Gak usah takut, paling sebentar lagi si rambut panjang bakal kesini kok buat ngerjain tugas nya. Atau mungkin bocil-bocil botak yang ngebantu ngeberantakin nih kelas"  Shishi mulai menceritakan hal-hal ngawur yang membuat Lia semakin ketakutan, terlihat teman nya itu sudah memeluk erat lengan Larissa.

"Udah dong Shi, gak usah cerita ngawur!! Gak liat nii si Lia udah ngacir ketakutan, jaga-jaga gw takut nih anak malah ngompol" cetus Larissa yang langsung mengundang tawa, terkecuali Lia yang ternistakan dengan raut wajah kesalnya.

"Hahah, perut gw sakit cogh. Hahah ampun deh gw Li liat muka lo begitu, Zat Zar vidio dong buat dokumentasi"  Shishi sudah tertawa memegangi perut nya itu.

"Puas lo semua ketawa? Emang temen gak ada akhlak lo pada" Lia yang kesal berjalan meninggalkan ketiga teman yang masih asik menertawakan dirinya.

"Yah gak asik lo, Li. Masa gitu aja baperan, Lia awas di depan babang Rifal lagi buka ojek payung buat Ciwi-ciwi behoy" goda Shishi yang membuat Lia semakin kesal.

Bumi Yang LuasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang