Bagian 8

7 1 0
                                    


Raut wajah memelas sudah berulang kali ditunjukkan oleh Shishi kepada sang ibunda, dengan niatan berusaha agar ibunda tercinta mau mengabulkan keinginannya.

Niat nya itu sudah ditentang jelas-jelas oleh ibunda tercinta,

"Gak! Sekali nya mamah bilang enggak yah enggak!! "

Air mata Shishi sudah berada dipelupuk mata, dengan memelas ia menggoyangkan lengan mamahnya tercinta.

"Boleh ya mah! Kali ini aja!!" tak mempan dengan sang mamah, pandangan mata Shishi beralih pada Vino yang tengah duduk disebelah nya.

"Bang, bilangin ke mamah dong!! "

Hampir saja Vino termakan rengekan dari adik kesayangannya itu, tapi tak urung sebuah cubitan maut telah diberikan oleh ras terkuat di bumi.

"Engga kok mah, mana mungkin Vino ngebantah omongan mamah"cengir Vino sambil mengusap lengan

Vino beralih menatap adiknya itu, mengelus lembut kepala adiknya itu " dengerin apa kata mamah ya dek, keadaan kamu lagi gak baik-baik aja"

"Tapi bang.... "

"Kamu lebih milih mana, kalau bang Al tahu keadaan kamu sekarang. Apa gak makin ngamuk dianya"

Shishi terdiam dengan wajah menunduk, kedua tangannya itu memainkan ujung selimut yang menutupi tubuh nya saat ini.
Otak cerdiknya itu mulai berpikir keras, mencari cara agar mamah nya itu mau mengijinkan nya untuk tetep berada disekolah dan mengikuti latihan eksul nanti sore.

"Omgg Shi lo ngapain aja bisa sampai begini? "

"Gilak bener lo njir, untung aja lo kagak isdet disono"

Shishi mengangkat wajahnya, mengedarkan pandangan pada penjuru ruangan. Tepat netran matanya melihat sosok keempat sahabatnya itu yang sudah ada didalam ruangan.
Tak luput dari pandangan mata Shishi, interaksi keempat sahabat nya itu kepada Sibaginga ratunya.

"Eh ada tante ternyata, bagaimana kabarnya tante? Kapan datang nya? " tanya Lia tersenyum manis, sambil lengannya yang menyenggol nyenggol lengan Larissa.

"Aduh tante, maafin kita yah yang gak jagain Shishi tadi" sambung Larissa yang membuat Shishi memutar bola matanya malas.

Mulai deh nih pencitraan kedua sahabat nya itu,

Ayna mamah dari Shishi tersenyum geli melihat tingkah dua sahabat anaknya itu.

"Engga apa-apa, tante juga tahu kalian kan masii dikelas. Ini karena Shishi nya aja yang bandel gak dengerin apa katanya buk guru"

Shishi mengerucutkan bibirnya, tak terima dengan perkataan mamahnya barusan.

Dengan senyum manisnya, Larissa mendekati Shishi sambil membisikkan "Shi, lo kok gak ngomong kalau punya abang spek begini? Jahat bener loh Shi tega nyembunyiin harta karun yang paling menggugah selera begini"

Dengan mata sinisnya, Shishi menoyor pelan dahi Larissa yang membuat gadis itu tetep saja memberikan senyuman manisnya, lantaran hal tersebut membuat Lia dan yang lainya merasa heran.

Pasalnya diantara mereka berlima, Larissa anaknya yang paling judes+cerewet nya tak ampun, jadi hal yang aneh melihat Larissa yang ditoyor eh malah masii tetep tersenyum manis.

"Lo gak lagi kumat kan, ris? " celetuk Zahra

"Oh ya, gw lupa. Tadi obatnya Larissa ketinggalan dirumah katanya " sambung Eliza yang langsung mengundang tawa dari yang lainya.

Masih dengan senyuman manisnya "buli aja terus buli, iya ayo buli terus gw. Gapapa kok sumpah Demi apapun engga apa-apa asalkan imbalannya dapetin abang nya Shishi" sadar akan ucapannya, Larissa langsung menutup mulutnya itu.

Bumi Yang LuasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang