Bagian 4

9 0 0
                                    

Happy Reading ❤
Jangan lupa kasih vote sebelum Lanjut baca...
.
.
Tak lupa berikan koreksi untuk banyak typo yang bertebaran dimana-mana








Aku menatap malas kedepan kelas,
Dimana ada ketiga teman ku yang sedang mengoceh memberitahukan hasil rapat yang mereka ikuti tadi.

"Jadi beneran hadiahnya, segitu? " dari belakang teman ku yang bernama Ahmad Risky bertanya perihal hadiah utama yang dikatakan oleh Ryan.

"Iya bener, tapi harus ada syarat nya. Kita harus ngikutin semua lomba engga boleh ketinggalan satu pun" teman ku Bila yang menjadi sekretaris ikut menjawab.

"Emang apa masalahnya kalau engga ikutan? " Nadien si gadis berkaca mata ikut bertanya.

"Bakal disuruh bayar denda, perlombaan nya bayar denda sebesar 50 ribu rupiah" Lia ikut menjelaskan peraturan acara perlombaan yang diadakan sekolah kami untuk acara tujuh belasan.

Aku hanya diam, tak ikut menimbrung dalam obrolan mereka.
Perhatian ku lebih tertuju pada benda pipih yang tengah aku mainkan.

Sejujurnya aku malas mendengarkan, karena sedari tadi semua jenis perlombaan yang mereka katakan. Tak ada satupun yang menarik untuk aku ikuti.

Senyuman lebar terbit dari bibir ku, tat kalah aku melihat insta story dari orang yang sudah tersemat didalam hatiku ini.

Aku berdecak kagum melihat isi story yang baru saja diunggah oleh Aby. Gebetan ku itu terlihat sangat-sangat tampan saat berlari mencoba merebut bola dari sang lawan. Ditambah peluh yang memenuhi wajahnya membuat kesan keren nya semakin terpampang jelas.

Tanpa sadar aku menjerit kegirangan melihat pemandangan yang sangat sulit untuk aku lihat.

Sontak suara cempreng ku itu menarik perhatian seisi kelas, terutama para teman-teman ku yang tengah berdiskusi yang saat ini menatap ku dengan tatapan aneh?

"Sory, kelepasan" cengir ku yang membuat semua nya berdecak sebal.

"Kebiasaan, kumat tantrum nya" cibir Carissa yang tak aku perdulikan sama sekali. Berhubung kan karena saat ini suasana hatiku benar-benar sedang bagus sekali.

Jari jemari ku mulai bergerak diatas layar, mengetikan sebuah komentar untuk story milik Aby itu. Tanpa sadar aku aku menggigit bibir bawah ku menunggu balasan pesan dari Aby.
Walaupun rasanya sangat mustahil Aby akan membalas pesan ku, mengingat saat sebelum sebelum nya aku sudah beribu-ribu kali menyepam pesan kepada nya, tapi tak pernah ada satu pun yang dibalas.
Nasib untung sampai saat ini, Aby tidak memblokir nomor ku ini.
Jangan tanya darimana aku mendapatkan nomor Aby, sudah jelas aku memaksa Carissa meminta kepada kakaknya yang notabenya satu kelas dengan Aby.

Bukan nya aku tak berani meminta, hanya saja saat itu pernah kucoba, tapi berakhir tak berhasil. Sedangkan yang menyimpan kan nomor ku ini saja, ulah dari Deri teman nya Aby yang aku sogok dengan es krim dan mie ayam agar mau membantu ku.

30 menit telah berlalu dan aku masih setia menunggu pesan balasan dari Aby, walau aku tahu rasanya tak mungkin kakak kelas ku itu akan membalas. Tapi entah mengapa hati kecil ku ini malah justru membuat harapan walau hanya minim untuk terkabulkan.

Ting

Buru-buru aku meraih ponsel ku yang berada didalam laci,
Aku tak memperdulikan tatapan tajam yang diberikan bu Cindy saat ini Karena aku berani bermain ponsel saat pelajaran nya berlangsung.

Bumi Yang LuasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang