Bab 8 : Hujan

7 6 0
                                    

"Jika dia tak dapat ku miliki karna beda dunia. Maka, kamu yang dihadapanku harus ku kejar sampai pelaminan, tanpa penolakan titik! "

__alesharainazzahra__

Sebelum mulai, yuk di vote dulu.

Happy reading🍂

•••••√

Pemuda yang sedang membawa buku ditangannya itu kini tampak kesal dengan suara dari gadis disamping nya. Rasanya telinganya saat ini berdengung karena suara cempreng rain yang tak berhenti mengoceh sedari tadi.

"Aksa lo mau kemana? Kok bawa buku? "

"Aksa rambut lo kok lurus, nggk kribo kayak si jeno anak kelas sebelah? "

"Sa, tau nggk rayap ternyata bukan nyamuk. "

"Tapi, setelah diteliti lebih dalam, kehadiran nyamuk lebih lo anggap daripada gue dihadapan lo. "

Entah sudah berapa banyak kata yang gadis itu keluarkan untuk menyapa dan menemani Aksa yang sedang berjalan menuju perpustakaan.

"tau nggk Sa, gue tuh orang nya pemalas. " Sahut rain kembali dengan menggigit ujung dasinya.

Aksa berhenti lalu menatap rain, "Pergi." usirnya dengan penuh tekanan.

Namun rain tak bergeming, ia bahkan melanjutkan ucapannya. "Jadi, kalau lo mikir gue bakal ninggalin lo, gue malas. Hahaha! "

"Cewek gila. " Aksa kembali menghembuskan nafas kasar lalu masuk kedalam ruangan yang di atas pintunya tertulis ' Jangan berisik, ini perpus bukan gerobak sayur ' Entah apa sangkut pautnya perpus dan gerobak sayur.

"Lo bilang apa, Sa? Gue cantik? Oh jelas, gue emang cantik dari sebelum jadi embrio. " ucap rain dengan pd nya sambil mengibaskan rambutnya ke samping.

"Aksa, lo punya otak nggk? " tanya rain pelan ketika mereka duduk di salah satu bangku dekat jendela.

Aksa memberikan tatapan dingin hingga gadis itu kelabakan sendiri.

"Maksud gue lo pintar kan? Nah ajarin gue dong. Supaya gue bisa dapet nilai yang bagus dikit. " ucapnya meralat perkataan nya tadi.

"Belajar."

"Ihh asal lo tau ya Sa, gue tuh tiap malam udah belajar tapi ujung-ujungnya tiap ulangan pasti dapatnya bebek bertelur."

Aksa tak menjawab meski alisnya mengerut mendengar pernyataan gadis itu diujung kalimat. Memangnya ada guru yang memberikan muridnya bebek bertelur saat ulangan?

Rain merebut buku ditangan Aksa, "mau kan, Sa?kata gery lo yang paling pinter diantara mereka. "

"Lagian ya, harusnya lo bersyukur kalau ngajarin gue, soalnya kapan lagi kan deket sama cewek cantik, baik, imut, rajin nonton drakor, rajin begadang, suka bakso, suka jajan, suka duit, suka ngehalu, suka segala jenis makanan asal jangan yang pait, paling manis diantara yang lain, dan yang paling penting suka l___. "

"Nggk sekalian aja lo sebutin kapan lo berak, ra? " raka tiba-tiba datang menyela ucapan rain.

Aksa kembali mengambil buku di tangan rain dan melanjutkan bacaannya meski sangat terganggu dengan bertambah nya anak manusia didepannya.

"Dateng- dateng malah motong ucapan orang! Lo mau tau Sa? " ucap rain kesal namun tak ayal mempertanyakan itu pada pemuda dihadapannya.

"Ya kali dia mau tau ra, lo ada didepannya aja kayaknya nggk dianggap. " Sahut gery lalu duduk disamping rain diikuti dua pemuda lainnya.

She PluviophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang