Bab 5 : Perkara bakso

14 14 0
                                    

"Sendiri itu tenang, tapi sangat
menyakitkan. "

__aksarafatanadiatma__

Happy reading🍂

•••••√

Jam empat sore Aksa tiba di pekarangan rumah dengan dua lantai bergaya minimalis. Ia kemudian mematikan motor lalu membuka helm full face yang membungkus kepalanya.

Ia menyugar rambutnya kebelakang lalu perlahan berjalan masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum." ucapnya memberi salam, meski tahu tak akan ada yang menyambutnya.

Ia menghela nafas kasar. pemuda yang masih memakai seragam tersebut berjalan menuju lantai dua tempat dimana kamarnya berada.

Setelah melepas jaket aksa segera masuk ke kamar mandi guna menghilangkan rasa gerah karena berlatih basket beberapa jam yang lalu.

Guyuran air dingin terasa menusuk sekaligus menyegarkan ketika pertama kali menyentuh kulitnya. Setelah beberapa menit ia keluar dengan handuk yang berada diatas kepala, sesekali tangannya menggosok gosok, saat air masih menetes diujung rambutnya.

Ting

Suara notifikasi beberapa kali terdengar diatas nakas. Bahkan benda persegi tersebut bergetar pertanda bahwa seseorang melakukan panggilan.

Aksa meraih ponsel tersebut setelah duduk diatas ranjang. Ia memakai kaos berwarna putih dengan celana pendek berwarna cream.

Di layar hanya ada nomor tanpa nama, dengan pesan yang sudah bertumpuk. Aksa tak berniat membalas ataupun melihatnya. Namun orang itu terus saja mengirim pesan yang membuat suara dari notifikasinya selalu berbunyi.

Sangat mengganggu.

08xxxx :

Aksa.

Aksa?

Aksa!

AKSA!!!!

Denger gue nggk sih?

Lo udah sampai belum?

Aksa, lo punya keyboard nggk?

Itu kok cuma diliatin doang, nggk niat balas

Awas loh, kualat ama keyboardnya.

Entar hp lo nggk punya keyboard.

AKSA!!!!!!

Berisik!


Sudah Aksa duga bahwa pengirim pesan tadi adalah rain. Gadis cerewet dengan segala kehebohannya.

Lo masih belum save nomor
gue kan? Iya kan?

Hmm

Cepetan save! Asal lo tau aja ya, sa. Nomor gue
itu limitid edeting! Susah buat dapat😌

Limited edition

Nah, itu!
Udah mandi?

She PluviophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang