Rea pulang ke rumahnya, dengan wajah murung. Ia sedih, saat mengingat sahabatnya yang menangis histeris saat diberitahu jika salah satu anaknya mati. "Rea, kau sudah pulang, sayang?",
Melihat wajah anaknya yang murung, membuat nya bertanya-tanya. "Kau kenapa? apa terjadi sesuatu di sana? omong-omong, bagaimana keadaan Harry dan anaknya?",
"Buruk. Harry menangis histeris saat mendengar kabar kematian anaknya yang satu lagi", jawab Rea. "Kasihan, Harry dan Draco. Yasudah, nommy akan ke rumah mereka. Kau di sini saja ya? makan, mommy sudah menyiapkan makanan. Kau juga harus memperhatikan kesehatan mu, Nak!",
Sang ibu, mengusap lembut kepala anaknya. Kemudian, ia berlalu pergi ke dalam rumah, untuk bersiap-siap pergi ke rumah sahabatnya, Narcissa dan Lucius.
..................
"Ah, dasar bodoh! hihi.. aku tidak sabar untuk memutilasi tubuh yang selama ini dia banggakan itu. Sungguh menyedihkan!", ucap Almeira, dengan muka wajah yang dingin dan seringaian yang mengerikan.
"CUTTTT!!".
Menghela nafas lega, untung saja kali ini ia tidak gagal. Menyeka keringat yang membasahi pelipisnya. Kemudian berlalu untuk mengambil botol minuman yang sudah disiapkan ibunya.
"Kerja bagus, Re!", puji sutradara yang puas dengan kinerja dari Rea. Rea tersenyum simpul. "Terimakasih, Sutradara!",
"Hari ini sepertinya suasana hatimu sedang buruk? kenapa?", tanya Greola saat melihat raut wajah Rea, yang berbeda dari biasanya.
"Kemarin, salah satu anak yang dilahirkan oleh temanku meninggal", jawab Rea sesuai kenyataan. "Turut berdukacita, Re. Um, kamu mau makan bersama? tenang, ada pak sutradara yang akan mentraktir kita!",
"Untuk kali ini, aku yang traktir!", ucap Sutradara. "Terimakasih, Pak Sutradara, Greola. Tapi, aku sudah ada janji dengan orang lain. Mungkin lain kali saja, pak sutradara traktirnya",
"Baiklah, terimakasih atas kerja keras mu hari ini. Semuanya! silahkan nikmati makan siang kalian!", seluruh kru dan staf, kini bersiap-siap untuk pulang.
................
"Maaf, membuat kalian menunggu!", ia segera mendudukkan bongkahan pantat nya di atas kursi yang tersedia. "Kami juga baru sampai, Re. Omong-omong, apa yang ingin kau pesan?",
Rean, mengambil buku menu dan menunjukkan nya pada Rea. "Um, aku ingin puding coklat, sama minum nya es coklat!",
"Kau maniak coklat juga ya", ucap Carel, mencubit lembut, hidung Rea. "Coklat itu adalah makanan terenak asal kau tau!",
"Sudah-sudah, Pelayan!", Rean segera memanggil pelayan kafe di sana. Tidak lama, ada seorang pelayan yang menghampiri meja mereka bertiga.
"Ada yang bisa aku bantu, Tuan-tuan?",
"Aku ingin pesan, 1 puding kopi, 1 puding coklat,2 roti coklat, 1 es coklat, 1 es kopi. Kau ingin pesan apa?", tanya Rean pada Carel. "Aku kopi hangat saja dan tidak perlu menambahkan gula ataupun apapun yang membuat kopi ku menjadi manis",
"Baik, semuanya sudah dicatat. Tolong tunggu sebentar",
Pelayan itu segera pergi untuk membawakan pesanan mereka bertiga. Selama menunggu, Rea bosan, untung saja Carel memulai topik pembicaraan terlebih dahulu.
"Jadi, Re. Bagaimana rencana mu kedepannya?", tanya Carel. Sejujurnya dia tidak tega pada sang pujaan hatinya itu. Kenapa dia harus begitu menderita di kehidupannya yang ketiga ini.
"Nggak tahu. Aku tidak akan berharap lebih untuk ini", jawab Rea, dengan wajah yang tertunduk. Merasakan sentuhan hangat di kedua telapak tangannya. Ia kembali mendongakkan wajahnya.
Terkejut, tentu saja. Masing-masing dari tangannya digenggam oleh Rean dan Carel. Senyuman tampan yang terpasang di wajah tampan keduanya membuat Rea ingin menangis.
Namun, tangisan itu berubah menjadi sebuah senyuman manis yang mampu membuat si Es XSTAR dan si rajin XSTAR, luluh dan jatuh cinta berulangkali pada sang empu.
"Kalian berdua memang yang paling tau cara menenangkan ku. Terimakasih, Rean, Carel!", ucap Rea yang datang dari lubuk hati terdalamnya.
................
"Ini pesanan kalian. Silahkan menikmati hidangannya!", ucap 0elayan itu, sebelum akhirnya beranjak pergi untuk melayani pembelian yang datang silih berganti.
"Enak! omong-omong Casey, eh maksud ku Carel! kau hanya kopi? kenapa? itukan pahit", tanya Rea. Ia tidak mengerti, mengapa Carel dan Rean, bisa menyukai minuman pahit itu. Kalau Rean, mungkin masih mending karena, mau ditambahin susu.
"Untuk apa tambah gula? jika orang yang duduk dihadapan ku saja sudah manisnya melebihi rasa manis yang lain?", jawab Carel yang membuat pipi Rea memerah. Sedangkan, Rean mendelik bahkan ia hampir tersedak.
"Ih, gombal!",
"Hanya untukmu, sayang", ucap Carel, sembari mengusap coklat yang menempel di sekitar bibir plum Rea.
"Dasar kakek tua ubanan! nggak inget apa, kalo rambutnys itu sudah penuh dengan uban", sindir Rean yang jijik melihat tingkah Carel.
"Aku masih muda. Lagian, rambutmu juga sama putihnya", jawab Carel, mengingatkan Rean pada kenyataan yang sesungguhnya.
"Permisi. Ini adalah makanan yang baru meluncur di kafe ini. Silahkan di makan. Ini gratis kok!", ucap seseorang yang suaranya amat Rea kenal.
"Greola! kau?",
Greola membalas wajah terkejut Rea, dengan senyumannya. Kemudian Ia langsung duduk di kursi yang masih kosong. Karena masing-masing meja yang ada di kafe, tersedia 4 kursi.
"Jadi ini yang kau maksud ya. Hm, si Es XSTAR dan si Rajin XSTAR. Kau sedang kencan dengan mereka?", tanya Greola. "Ng.. nggak! aku dengan mereka hanya sedang makan siang bersama. Omong-omong, apa kau bekerja di kafe ini, Greol?",
"Tidak. Aku hanya sesekali membantu ibuku di kafe. Oh, ya. Aku belum mengenalkan ibuku padamu. Katanya dia juga ingin sekali bertemu dengan mu. Sebentar, aku panggil kan ibu", Greola langsung beranjak dari tempatnya, untuk memanggil ibunya.
"Kau sangat dekat dengan nya", celetuk Carel. "Kami dekat karena masih sepantaran mungkin. Buktinya, aku dengan Rean juga dekat sebelum kembali mengingat kehidupan yang dulu",
"Kau terlalu tua untuk dekat dengan Rea!",
"Jangan mentang-mentang kau adik sepupuku, aku bisa memaafkan mu begitu saja. Rean Andre Olive!", sebuah peringatan yang sama sekali tidak diindahkan oleh Rean.
"Rea, kenalin ini Alkara Debrianold, ibuku yang selama ini membesarkan aku dan kakakku seorang diri!",
.................
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
A new life without knowing them
RomantikRengga Anggrea Mervous atau sering dipanggil rea, seorang pemuda yang kini sudah berusia 20 tahun. Bekerja sebagai perias Artis, Model, ataupun Idol. Memiliki gaji yang lumayan untuk memenuhi semua kebutuhannya. Semenjak kakek dan neneknya tiada, re...