"Kau tau? kurasa tidak buruk berteman denganmu. Bukankah begitu? hah.. aku seperti orang gila saja", ucapnya di depan cermin sembari memikirkan wajah seseorang.
"Cutt!!!".
Rea menghela nafas lega. Dia tersenyum kala dapat menyelesaikan adegannya dengan baik.
Ya benar. Rea menerima tawaran syuting film yang sebelumnya, dan dia saat ini berperan sebagai karakter utama. Memang aneh rasanya dapat menjadi karakter utama yang pastinya akan banyak adegan lainnya yang memunculkan dirinya.
"Ini. Kau hebat tadi", ujar Layri menyodorkan sekaleng minuman. Rea menerima nya dengan senang hati karena sedari tadi tenggorokannya memang terasa kering. Layri pengertian sekali.
"Terimakasih", balasnya.
"Mau mencari tempat yang lebih sejuk? di sini agaknya lumayan panas. Bagaimana kalau kita keluar?", tawar Layri.
"Boleh juga. Ayo!", jawabnya yang lekas menarik lengan Layri membuat sang empu harus mengikutinya. Saat sedang asyik-asyiknya berjalan sambil mengobrol, Rea tanpa sengaja menyenggol bahu seseorang.
"Ma.. maaf aku tidak_ eh, Jallfa?", ucap Rea terkejut.
"Jaf? kenapa kau ada di sini? apa kau juga berperan di film ini?", tanya Layri penasaran. Pasalnya sudah lama mereka tidak berkumpul bersama, karena anggota grup boyband itu jarang sekali berkumpul bersama.
"Hn", jawab pemuda bernama Jallfa tersebut. Dia tidak menatap ke arah Layri, melainkan pandangannya berfokus pada sosok kecil yang nampaknya sangat ingin ikut berbicara. Ia melihat Rea dengan lekat, membuat Layri mulai risih.
Layri mendengus kesal saat mengetahui jika ternyata teman satu grupnya juga menyukai Rea. Itu terbukti dengan tatapan Jallfa yang mengarah memandang Rea penuh ketertarikan. Layri tidak cukup bodoh untuk menyadari hal itu.
..................
Rea dan Greola tengah duduk sembari bersandar saling memunggungi. Mereka nampaknya tengah santai di dalam rumah Rea. Sembari menikmati coklat panas yang enak.
"Re, kamu laper ga? mau pesan makanan?", tanya Greola.
"Boleh tuh. Pesanin martabak leker ya, topingnya mie ayam", balas Rea yang membuat Greola lekas beranjak dan menatap Rea dengan aneh.
"Oke.. oke. Aku hanya bercanda. Duduklah kembali", ujar Rea kembali.
"Huh.. jadi yang bener mau pesan apa?", tanya Greola sekali lagi.
"Pangsit pedas saja, sama teh lemon", jawabnya. Greola mengangguk dan lekas memesan beberapa makanan yang diinginkan oleh Rea dan olehnya, serta tidak lupa memesan minumannya juga.
"Re, minggu depan jadwalmu sibuk ya? yah, artinya aku tak bisa bermain di sini lagi deh", ujar Greola sedih. Memang sejak kejadian di keluarganya 2 minggu yang lalu, dia sering main ke rumah Rea. Bahkan hubungan keduanya sudah semakin lekat.
"Kau dapat berkunjung kapanpun Ola. Tapi mungkin hanya ada orangtuaku saat kau datang. Omong-omong, dengar-dengar dari paman, kau memutuskan untuk tidak jadi aktor, kenapa?", tanya Rea penasaran.
"Hm benar. Aku ingin melanjutkan studi belajarku dulu, setelah itu aku ingin melakukan pekerjaan yang amat aku impikan sedari dulu. Memang aktor adalah salah satunya, namun menjadi seorang dokter, adalah impianku sedari kecil, jadi aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan di mana aku dapat mengejar impianku itu", jelas Greola.
Rea mengangguk paham. Sejujurnya, saat dia kecil, dia sangat bermimpi menjadi seorang aktor dan terkenal. Tapi dia tak menyangka jika impiannya itu dapat terwujud.
"Semangat Greola! aku yakin kau dapat menjadi dokter yang hebat. Nanti jika aku sakit artinya aku tak perlu membayar biaya dong, kan kamu dokternya", ujar Rea sedikit bermain-main.
"Yeuh.. mentang-mentang aku dokternya ya!", seru Greola sembari menjitak kening Rea. Membuat sang empu meringis kesakitan.
"Kau jahat sekali", ucap Rea yang seketika membuat Greola tertawa lepas. Entah kabar jika tawa bisa menyebar itu benar atau tidak, namun kini Rea juga ikut tertawa lepas.
Sang ibu yang baru pulang ke rumahnya, nampak tersenyum tipis ketika melihat dua remaja itu. Dia lekas berlalu pergi, tidak ingin mengganggu interaksi anaknya dengan temannya.
"Eh Re, main ular tangga yuk?", ajak Greola tiba-tiba. Sepertinya keduanya tidak menyadari seseorang baru saja berjalan melewati mereka untuk sampai di kamarnya.
"Boleh. Emangnya kamu ada?".
"Ada dong. Bentar, aku ambil di mobilku dulu", Greola berjalan keluar untuk mengambil sesuatu di dalam mobilnya. Sementara itu, Rea menunggu dengan tenang sembari memainkan ponselnya.
Beberapa saat kemudian Greola kembali, namun dengan membawa beberapa orang pria yang amat dikenal oleh Rea.
"Maaf Re. Tadi mereka ada di depan, jadi kusuruh masuk aja", ucap Greola kembali mendudukkan dirinya di samping Rea.
"Tidak masalah. Kalian ayo duduk, kita bermain bersama!", ajak Rea pada beberapa pemuda itu.
Layri, Cerald, dan Rean, nampak kebingungan kala melihat papan permainan di depan mereka.
"Ini bidak ku. Kalian cepat ambil bidak kalian, malah bengong terus!", seru Greola agak kesal melihat tingkah kakak dan teman-teman kakaknya yang hanya berdiam diri. Meski sejujurnya dia tau jika mereka tak mengerti dengan apa yang akan dimainkan itu, sejujurnya dia juga tidak terlalu mengerti dan membeli papan dengan permainan ular tangga itu dengan iseng.
"Ah ya", ketiganya lekas mengambil bidaknya masing-masing.
Rea dengan bidak hijaunya dulu lah yang mulai maju, dia mendapatkan angka 6, dengan artian dapat mengocok dadu kembali. Hingga dadu berhenti dengan menunjukkan angka 2, dia kembali menggerakkan bidaknya.
Setelah itu, gantian Greola yang memajukan bidaknya setelah mendapatkan angka 1. Dia agak kesal rasanya karena hanya mendapat angka kecil.
"Sekarang giliran ku!", seru Layri. Dia mulai mengocok dadu dan dadu tersebut jatuh dengan memperlihatkan 4 lingkaran di permukaannya.
Tanpa sadar, permainan mereka terus berlanjut. Hingga kurir makanan mengantarkan makanan yang tadi dipesan Rea dan Greola. Greola lah yang keluar dan membayar pesanan itu, karena saat itu giliran Rea bermain.
"Ini Re. Kau tak perlu membayar, sudah kubayarkan", ujar Greola menyerahkan pesanan makanan itu pada sang empu.
"Thanks Ola. Ayo, sekarang giliranmu untuk bermain", balas Rea menerima dua kantung makanan dan minuman pesanannya.
...............
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
A new life without knowing them
RomanceRengga Anggrea Mervous atau sering dipanggil rea, seorang pemuda yang kini sudah berusia 20 tahun. Bekerja sebagai perias Artis, Model, ataupun Idol. Memiliki gaji yang lumayan untuk memenuhi semua kebutuhannya. Semenjak kakek dan neneknya tiada, re...