Chapter 19

563 53 0
                                    

1 bulan telah berlalu. Film yang dibintangi oleh Rea, menjadi amat laris di pasaran. Banyak orang menyukai film itu karena alur ceritanya yang seru ataupun, para pemainnya yang sangat cocok dengan, peran yang mereka perankan masing-masing.

Selama itu juga, hubungannya dengan Rean, Carelld, dan Layri menjadi lebih dekat. Terutama dengan Rean, ia bahkan sering sekali menginap di rumah Rean atas permintaan ibunya Rean.

Seperti contohnya saat ini, dimana ia tengah makan malam bersama dengan keluarga dari Rean.

"Rea, Rean, gimana syuting kalian? apa lancar?", tanya Ibu Rean. Kedua pemuda itu saling pandang, sebelum akhirnya menjawab pertanyaan dari ibu/bibinya.

"Syutingnya berjalan baik, Bu. Besok adalah syuting terakhir kami. Maklum saja bu, episode di filmnya hanya sampai 50 episode saja", balas Rean.

"Begitu ya, nak Rea habis ini mau kerja apa?", tanya sang ibu kembali.

"Rea mau ngelanjutin pekerjaan Rea yang dulu, Aunty.", jawab Rea apa adanya. Obrolan ketiga orang itu terus berlanjut, hingga terdengar suara mobil dari luar.

"Ah, mungkin ayahmu sudah pulang. Ibu akan membukakan pintu dulu, kalian lanjutkan saja makannya", ujarnya. Sebelum akhirnya, beranjak pergi untuk menyambut suaminya pulang.

Kini di meja makan, hanya tersisa keduanya.

"Re..", panggil Rean yang membuat Rea kini mengalihkan pandangan padanya.

"Hm? ada apa Rean?", tanya Rea penasaran.

"Kamu yakin ga mau terima tawaran ku? jangan khawatir soal biaya. Perusahaan ayahku akan senantiasa menerimamu jika kau ingin bergabung", ujar Rean.

"Aku yakin, Re. Lagian, aku ga mau ngerepotin keluargamu selalu. Lagian juga, aku menikmati pekerjaanku sebagai perias aktris ataupun idol sepertimu. Kalau bukan karena pekerjaan itu, mana mungkin juga kita bisa begitu akrab seperti sekarang", jawab Rea.

"Yasudah, terserah kamu saja. Tapi jika berubah pikiran, kabari saja aku", ucap Rean mengakhiri. Ia tidak akan memaksa Reanya untuk bergabung menjadi artis muda di bawah perusahaannya.

"Siap, Pak Bos Rean!", seru Rea dengan pose hormatnya. Membuat Rean seketika tertawa, berakhir keduanya tertawa menikmati kebersamaan mereka saat ini.

"Aduh-aduh, sepertinya kita hanya jadi pengganggu saja. Ayo sayang, kita pergi saja dari sini. Biar Rean kita bisa berduaan dengan pilihannya", ucap sang ibu yang datang secara tiba-tiba, membuat keduanya langsung mengalihkan perhatian masing-masing.

"I..ibu apaan sih! ka.. kami hanya mengobrol saja. A..aku dan Rea sudah ngantuk! ayo Re, kita pergi", ujar Rean yang langsung, membawa Rea pergi dengan kondisi wajah yang memerah.

"Kamu ini kebiasaan. Yasudah, ayo makan dulu. Aku juga sudah lelah", kata sang ayah, membuat si ibu tersenyum, sebelum akhirnya kedua pasangan suami-istri tersebut, menikmati hidangan malamnya.

..............

Rea dan juga Rean, sedang tiduran di kasur besar milik Rean. Keduanya tengah terdiam, tenggelam dalam lamunan masing-masing.

"Re, menurut kamu, kenapa kita semua bisa berkumpul di dunia ini? semuanya seperti kebetulan, atau bisa disebut takdir?", ujar Rean tiba-tiba.

Rea mulai kembali ke kesadaran yang semula. Iya tersenyum kemudian membalas perkataan Rean.

"Apa maksudmu kita adalah sepasang kekasih yang ditemukan oleh takdir?", tanya Rea, berniat untuk menggoda Rean sejenak.

"Mu.. mungkin?",

Melihat reaksi berlebihan dari Rean, membuat Rea tertawa kecil. Ia sungguh senang saat menggoda Rean, apalagi jika melihat reaksi berlebihan dari Rean. Membuatnya akhir-akhir ini selalu menggoda Rean, entah dalam hal apapun.

"Re, kali ini aku serius. Jika kita menjadi pasangan, siapa yang akan menjadi pihak istri di sini?", tanya Rean kembali.

"Pffttt.. apa kau ingin menjadi istriku?", tanya Rea balik.

"Tidak! biar kamu saja yang menjadi pihak istri. Aku siap membiayai kehidupan kita kok!", tolak Rean yang seketika membuat tawa Rea kembali terdengar.

"Sudah.. sudah, aku sudah lelah untuk menggoda mu. Ayo kita tidur, bukankah besok adalah syuting terakhir kita?", ucap Rea, setelah mengakhiri tawanya.

"Benar juga, ya sudah deh. Selamat tidur Rea..", ujar Rean.

"Selamat tidur juga",

Kedua insan itu, kini memejamkan mata mereka masing-masing. Larut dalam buaian mimpi yang dalam. Mengistirahat kan tubuh mereka dalam tidurnya.

....................

"Selamat datang di dunia ini kembali, Revina Olivia.", ujar Almeira dengan, senyuman penuh arti darinya. Saat maniknya, menatap bayi kecil yang beberapa hari lalu terlahir. Ditemani oleh beberapa orang yang berstatus sebagai suaminya.

........

"Cut! kerja bagus semuanya! terimakasih atas kerja keras kalian selama sebulan ini", ujar Evan, mengakhiri syuting hari ini. Para kru yang bertugas serta pemain segera bersorak-sorai.

Akhirnya syuting yang mereka kerjakan selama sebulan ini selesai juga. Meski dalam waktu singkat, mereka sudah membuat lebih dari 50 episode. Bahkan jika ada adegan malamnya, para pemain maupun kru kerja, jadi lembur seharian.

"Rea..",

"Greola! oh, dan Paman! senang bertemu dengan kalian", ucap Rea.

"Astaga, kamu cantik sekali. Bahkan Greola saja tidak secantik kamu loh..", puji Kara, saat melihat penampilan Rea yang masih berwujud Almeira.

"Ibu! Greola juga cantik kali! ya kan, Kak?", tanya Greola.

"Tidak, masih cantikan Rea kali", sarkas Layri. Greola nampak tambah cemberut, itu membuat si ibu dan putranya tertawa. Keduanya memang selalu kompak dalam hal menggoda Greola.

"Greola cantik kok, sangat malah. Bahkan ibuku juga mengakui kecantikan mu loh..", ujar Rea. Senyum Greola kembali terbit, sebelum akhirnya melanjutkan obrolannya dengan Rea.

"Oh ya, aku harus segera mengganti kostum ku kembali. Ola, aku pergi dulu ya. Sampaikan salam ku pada ibumu!", ujar Rea.

"Ya, selesaikan urusanmu itu segera dan kita makan malam bersama!", seru Greola dengan semangat.

"Oke!", Rea mulai melangkah menjauh, untuk pergi ke ruang ganti. Mengganti pakaiannya dulu setelah itu ia pergi ke kamar mandi untuk menghapus make up nya.

Krieett..

Mengalihkan pandangannya sejenak. "Oh, Xafi?",

Sebelumnya, ia dan Xafiarus tidak terlalu dekat. Sebetulnya Rea ingin sekali bisa kembali dekat dengan semua tunangannya, namun itu masih butuh waktu.

Tanpa diduga, Xafiarus atau kita singkat jadi Xafi, kini mendekat ke arahnya dan menyudutkan Rea ke tembok. Nampak bau alkohol yang menyeruak, membuat Rea menyimpulkan jika Xafi sedang mabuk.

"Xa.. Xafi, lepaskan. Ini tidak benar, kau sedang mabuk!", berontak Rea. Meski semua usahanya itu sia-sia. Tubuh kecilnya jadi terhimpit di tembok. Semua tenaganya seakan menghilang jika dibandingkan dengan Xafi yang nampak bertenaga.

"Aku mencintaimu", ucap Xafi yang mampu membuat Rea membeku di tempatnya.

Sadar, sebuah benda kenyal kini menempel di permukaan bibirnya. Bukan hanya menempel, bahkan benda itu kini melumat bibir pelan.

.................

Lama ga up, heheheheheh
Maapin watashi yak!

.. .....
To be continued

A new life without knowing themTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang