Chapter 17

125 20 2
                                    

Pagi ini, (Yn) sudah siap dengan pakaian sekolahnya. Ia menuruni anak tangga dan menuju meja makan.

"Pagi ayah"

(Yn) mencium pipi ayahnya dan duduk di sampingnya.

"Pagi sayang"

Menu sarapan pagi ini hanya roti, karena pembantu mereka tidak bisa masuk hari ini.

"Ayah jadi anterin aku kan?"

"Jadi dong. Tapi kayaknya nanti ayah gabisa jemput soalnya ada meeting. Terus ayah juga pulang telat karna ada makan malam sama klien"

"Iya gapapa. Nanti pulangnya aku pulang sama Wonbin atau ngga sama Anton"

Woo Sik menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"Gimana sekolah kamu?"

(Yn) yang mendengar itu menatap Woo Sik sebentar dan tersenyum.

"Baik-baik aja kok yah"

"Syukurlah kalau gitu"

Setelah keduanya menyelesaikan sarapan, mereka pun bergegas untuk berangkat.

"Kamu kangen ngga sama bunda kamu?"

(Yn) menatap ayahnya bertanya.

"Kenapa tiba-tiba ayah tanya itu?"

Woo Sik tersenyum dan menggelengkan kepala.

"Gapapa cuma tanya aja"

"Ayah lagi kangen ya sama bunda?"

"Bisa jadi. Ayah terlalu dalam mencintai bunda mu, sampai ayah diperlakukan seperti ini"

"Ayah ngga salah. Ini udah takdir Tuhan"

"Anak ayah sekarang udah dewasa ya. Udah bisa kasih nasihat bijak buat ayahnya"

(Yn) dan Woo Sik sama-sama tersenyum.

"Setelah lulus SMA, kamu mau kuliah dimana? Terus mau ambil jurusan apa?"

"Aku belum terlalu pikirin mau kuliah dimana. Tapi aku pengen banget masuk jurusan seni"

"Kenapa kamu pilih seni?"

"Seni itu indah. Dari karya kita sama aja mengutarakan isi hati kita. Aku pengen banget jadi seniman. Nantinya mereka semua bisa tau gimana isi hati aku tanpa harus aku ceritakan ke siapapun"

Woo Sik tersenyum mendengar jawaban anaknya itu.

"Ayah akan selalu dukung apapun pilihanmu. Asalkan itu bisa buat kamu bahagia"

"Aku bahagia kalau sama ayah"

Obrolan keduanya berhenti kala mereka sampai di sekolah (Yn). (Yn) salim kepada Woo Sik dan mencium pipi ayahnya.

"Belajar yang rajin"

"Iya. Ayah hati-hati"

(Yn) keluar dari mobil dan berjalan masuk ke sekolahnya. Ia berjalan sendiri menyusuri halaman sekolah yang cukup luas itu sembari memikirkan ucapan ayahnya tadi.

'Apa bunda bahagia sama selingkuhannya?'

"Selamat pagi"

Siapa lagi jika bukan Anton yang menyapanya. Bukannya mendapat sapaan balik, Anton justru melihat sahabatnya itu justru terdiam termenung.

"(Yn)" panggil Anton sembari menepuk bahunya

"(Yn)" panggil Anton sembari menepuk bahunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
It's Not Okey [Yn X Riizee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang