2

2.9K 96 1
                                    


Tok!

Tok!

Tok!

Ryota menatap pintu yang diketuk dari luar karena Hiro dengan cepat bangkit lalu berjalan menuju pintu dan membukanya.

"Permisi tuan, ini pesanannya, " sapa kurir sambil memberikan paper bag berisi makanan yang Hiro pesan. Hiro meraih pesanan makannya lalu memberikan tip pada kurir tersebut.

"Terimakasih banyak tuan, selamat menikmati makanan siang anda! " sopan kurir tersebut lalu pergi.

Ryota terdiam karena setelah kurir itu pergi Hiro meletakkan paper bag di atas meja bahkan Hiro duduk dengan santai di sofa sambil menatapnya. Karena ruang kerja tersebut memiliki fasilitas cukup lengkap termasuk sofa mewah dan meja kaca nan bagus yang tadi sempat ia bersihkan.

"Hey... Kenapa kau hanya diam! " tegur Hiro karena Ryota justru diam sambil menatapnya.

"S_saya, maaf tuan saya tidak bermaksud lancang! " terkejut Ryota karena ia tidak menyangka jika Hiro ternyata memergoki dirinya yang melamun memperlihatkan penampilan keren atasannya itu karena tengah mengenakan baju serta pernak-pernik serba mewah yang menempel di tubuh.

Ryota sadar Hiro adalah orang kaya yang bisa memiliki dan membeli apapun yang ia inginkan termasuk barang dan perhiasan mahal seperti yang kini ia kenakan dari gelang, kalung dan cincin satu set dari logo terkenal bahkan perhiasan tersebut adalah unlimited edition serta pakaian bermerek rancangan yang sulit didapatkan karena penampilan Hiro ini cukup membuat hatinya berdebar tidak karuan.

"Bukan itu, kemarilah! " Hiro melambai Ryota agar berpindah duduk di sofa.

"Tidak perlu tuan, saya masih ada pekerjaan! " tolak Ryota cepat tapi sangat sopan.

"Jangan membantah Ryota! Kau ingin sakit karena tidak makan siang! Aku yakin kau pasti tidak sarapan juga tadi pagi kan? "

Penuturan Hiro sesaat membuat Ryota menatapnya karena semua yang ia katakan benar jika dirinya tidak sarapan dan memang sangat jarang sarapan demi menutup keuangan agar tidak terlalu banyak pengeluaran yang tidak penting.

"Sekarang duduk di sini. " Tangan Hiro dengan pelan menepuk-nepuk sofa yang tidak jauh darinya.

"Tapi tuan, saya! "

Hiro menggeleng dengan cepat hingga Ryota tidak bisa melanjutkan penolakannya.

"Jangan menolak! Aku tidak menerima izin sakit dari karyawan apa lagi karena kelalaiannya sendiri! " tegas Hiro hingga Ryota menegang hebat, ia tidak menyangka jika ternyata Hiro adalah pimpinan yang cukup menakutkan saat berkata serius seperti ini.

"Cepatlah! " Hiro setengah memaksa sambil menarik tangan kecil Ryota hingga ia beralih duduk di sofa.

Hiro mengeluarkan 4 styrofoam dari dalam paper bag yang tadi ia pesan dari kurir dan meletakkannya di atas meja.

"Ambillah! " titah Hiro sambil mendorong dua kotak styrofoam ke hadapan Ryota.

Ryota bergeming karena selama bekerja di perusahaan itu tidak ada satupun karyawan baik itu satu pekerjaan ataupun tidak yang seperti ini padanya, begitu juga dengan atasannya yang lama meski direktur lama dengan baik hati menerima dirinya bekerja di sana, satupun dari mereka tidak pernah berlaku seperti ini apalagi sampai memberikan makanan untuk dirinya dan makan satu meja seperti ini dengannya.

"Kenapa kau hanya diam! " Heran Hiro karena Ryota justru hanya menatap kotak makanan yang ia berikan.

"Makanlah Ryota, ini sudah sangat siang! Aku tidak ingin kau sakit! Karena aku suka dengan kinerjamu. "

Big boss (End Pdf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang