(HxR) HiroxRyota
Yang belum tau apa itu HxR atau Hiro Ryota gw jelasin ya. mereka couple ril dari Jepang Osaka, yang mau nonton vd ewong mereka bisa langsung ke only fans dan my fans berlangganan resmi di sana.
Cerita ini hanya fiktif ya, bagi yang...
Pdf masih redy ya, yang minta dm aja atau Chat admin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading.
Ryota menatap nanar ke arah pria yang Hiro panggil ke ruangannya karena tak lama setelah Hiro menelpon pria itu datang ke ruangan tersebut.
"Kau sakit apa Hiro, kenapa memintaku datang kemari? " tanya pria itu, Ryota yang mendengar begitu terkejut karena ternyata Hiro memanggil seorang dokter ke ruangan itu.
"Bukan aku yang sakit, tapi dia. " Tunjuk Hiro pada sepupunya itu.
"Ooh... Dia aku pikir kau yang sakit. " Sepupu Hiro tersebut terkekeh sambil menghampiri Ryota yang tengah berusaha duduk tegak.
"Buka bajumu seperti tadi, agar dokter Pham memeriksa kondisimu! " titah Hiro. Ryota ingin menolak tapi ia takut dengan tatapan tajam Hiro, dengan terpaksa ia kembali membuka kancing baju yang tadi sempat ia kenakan.
"Permisi ya. "
Ryota tidak berkata apa-apa saat dokter tersebut meminta izin lalu sedikit menekan bagian lebam pada perutnya dengan pelan.
"Kau tidak perlu cemas, ini hanya memar luar saja. Cukup mengkonsumsi obat pereda nyeri dan bengkak dia akan kembali pulih. "Jelas dokter tersebut sambil memberikan secarik kertas berisi resep obat yang harus Hiro tebus.
" Kau yakin hanya memar biasa kan? "Hiro ingin memastikan keadaan Ryota baik-baik saja.
" Yah... Kau tidak perlu khawatir, pastikan dia istirahat dengan baik. "
Hiro mengangguk sambil menatap Ryota yang tengah mengancing kembali baju kerjanya.
"Baiklah, aku harus kembali ke rumah sakit. Ingat jaga dia dengan baik ok. " Sambil pria itu tersenyum hangat pada Ryota yang masih duduk kaku di sofa.
"Jangan menatapnya seperti itu! " tegur Hiro merasa tidak suka dengan cara sepupunya menatap Ryota.
"Oooh... Kau posesif sekali kawan, baiklah aku pergi oke! "pamit pria itu lalu pergi.
Ryota masih bergeming karena ia masih takut dengan ucapan dan tatapan Hiro.
"Tetap di sana! Jangan kemana-mana! Kau mengerti! " titah Hiro tegas. Ryota mengangkat wajahnya sambil mengangguk patuh ia tidak ingin kehilangan pekerjaan karena hal konyol seperti ini, untuk itu ia memilih menurut meski baginya sikap Hiro cukup aneh dan berlebihan.
***
"Tuan! " Sora berjalan cepat mengiringi langkah Hiro yang tergesa-gesa karena ia sehabis dari apotek menebus resep obat yang diberikan oleh sepupunya.
"Ada apa Sora! " Hiro tetap fokus berjalan tanpa menatap Sora.
"Tuan sakit? " tanya Sora perhatian karena dari kantong plastik berlogo apotek begitu menyita perhatian dan ide di kepalanya agar Hiro luluh dengan aksi-aksinya.
"Tidak! "singkat Hiro berdiri di depan pintu lift karena belum terbuka.
" Lalu kenapa tuan membeli obat banyak seperti ini? "penasaran Sora tidak menyerah karena Hiro setelah menjawab langsung masuk ke dalam lift, dengan cepat ia masuk mengiringi Hiro.
" Sekalipun aku sakit semua itu tidak ada hubungannya denganmu Sora! Lebih baik kau kembali kekuranganmu! "pinta Hiro jengah dengan tatapan wanita itu karena semakin berani menunjukkan ketertarikan padanya.
" Jadi benar tuan sakit! "pekik Sora terus mengiringi langkah Hiro setelah lift berhenti di lantai 8 dimana ruangannya berada.
" Aku tidak sakit! "datar Hiro tak nyaman.
"Jangan berbohong tuan, apa tuan perlu dokter, saya bisa memanggilnya? "
Hiro tidak mempedulikan ia terus berjalan menuju ruangannya lalu membuka pintu, Sora tanpa permisi dan izin langsung masuk membuntuti Hiro dari belakang.
"Kau! " terkejut Sora karena ia pikir hanya ada dirinya di sana, ia ingin melancarkan aksinya jika memang Hiro sakit. Tapi ternyata di ruangan itu sudah ada Ryota ia juga begitu terkejut karena ternyata Ryota masih berani ke kantor bahkan kini ada di ruang atasannya.
"Kenapa kau juga masuk hah? " segah Hiro cepat, ia begitu muak dengan kelakuan Sora yang selalu bersikap sesuka hatinya.
"Tuan! Kenapa dia ada di sini! " pekik Sora tidak bisa mengontrol rasa kesal dan emosinya karena ternyata rencananya gagal.
"Untuk apa kau menanyakannya! Itu semua urusanku! " tandas Hiro cepat.
Sora terkesiap karena ia sempat lupa jika Hiro sudah menunjuk Ryota sebagai pembersih tetap ruangannya.
"Lebih baik kau keluar dan pastikan saat masuk bersikap sopanlah! " usir Hiro dengan tegas.
Sora yang mendapat amukan Hiro bergegas keluar dari ruangan itu dengan perasaan tidak menentu, ia kembali teringat orang-orang suruhannya kemaren.
"Makan obat ini dan istirahatlah! "titah Hiro sambil meletakan kantong plastik berisi obat dan sebotol air mineral di atas meja di mana Ryota tengah duduk diam mematung.
" Apa yang kau tunggu! Ayoo... Makan! "desak Hiro karena Ryota justru diam menatap kantong plastik tersebut.
" Tapi saya harus menyelesaikan pekerjaan saya tuan. "Ryota menyela karena memang masih banyak berkas yang harus ia susun dengan rapi serta membersihkan ruangan itu dan beberapa ruangan lain.
"Hari ini kau fokus istirahat saja, jangan banyak bicara! " potong Hiro saat melihat Ryota kembali ingin protes. Ia bergegas kembali ke meja kerjanya agar Ryota tidak lagi bersuara, ia ingin Ryota beristirahat dengan nyaman di sana.
Tidak ada yang bisa Ryota lakukan selain menuruti perintah Hiro, ia mengkonsumsi obat yang Hiro belikan lalu beristirahat seperti permintaannya di sofa karena setelah mengkonsumsi obat itu mata Ryota terasa berat dan kantuk, dalam sekejap ia terlelap di sana.
Hiro menggelengkan kepalanya saat memandangi Ryota yang tengah berbaring tidur di sofa karena memar yang Ryota derita cukup membuat dirinya khawatir, ia sangat hafal dengan memar kecelakaan atau memar yang di sebabkan pukulan seperti yang kini Ryota derita, pikiran Hiro semakin terusik siapa yang tega melakukan hal demikian padanya.
"Aneh," gumam Hiro sambil mengetukkan jari telunjuknya di meja karena pikirannya menerawang jauh setiap memandang wajah polos Ryota." Aku tidak percaya jika kau memiliki musuh hingga mengalami hal ini,"desis Hiro memikirkan masalah apa yang sebenarnya Ryota hadapi hingga hal ini terjadi.
***
Sementara di tempat lain Sora berjalan mondar-mandir setelah pergi dari ruang kerja Hiro, pikiran dan hatinya benar-benar tidak tenang setelah melihat Ryota ada di sana.
"Iisssshhh... Kenapa dia masih berani datang ke kantor ini? " pekik Sora sambil menggigit kuku kuku panjangnya akibat takut dan gugup.
"Akkh! Kenapa jadi seperti ini! " Sora begitu gusar apalagi saat ia melihat Hiro begitu perhatian padanya dan rela menebuskan obat ke apotek secara langsung.
"Aaahh... Sial! Kenapa tidak aku bunuh saja dia, jika sudah seperti ini aku akan semakin kesulitan melancarkan aksi ku! " racau Sora geram karena ternyata gerakannya kemarin tidak menghasilkan apa-apa terhadap Ryota selain memar yang ia derita.
"Aiisshh... Brengsek! "umpat Sora kesal karena rencananya gagal untuk membuat Ryota jera.
" Aku harus bisa menyingkirkannya, harus! "ujar Sora datar karena ia ingin segera menyelesaikan misinya bagaimanapun caranya ia harus mendapatkan apa yang ia inginkan.