12

1.4K 68 0
                                    







Hiro menatap Sora yang berniat ingin pergi padahal ia belum mempersilahkan wanita itu untuk keluar dari dalam ruangannya.

"Tunggu nona Sora! " tahan Hiro saat Sora ingin beranjak.

Sora menatap Hiro begitu kebingungan karena kini tatapan Hiro begitu tidak mengenakan padanya.

"Saya tuan! " singkat Sora lalu kembali duduk di kursinya seperti semula.

Ryota diam mendengarkan sambil menatap ketegangan di wajah wanita itu, ia ingin tahu apa yang akan Hiro lakukan pada wanita itu.

"Ya, kau! " Hiro menatap datar wajah Sora sambil menahan kesal dengan sikap dan perbuatan wanita itu terlebih terhadap Ryota

"Maaf sebelumnya tuan, memangnya ada apa? "

Sora benar-benar bingung kenapa hanya dirinya yang ditahan di sana sedangkan staf lain diminta pergi, yang lebih mengherankan Hiro kini memposisikan Ryota menjadi asisten pribadinya.

"Kau mengenal mereka? " Hiro menunjukkan rekaman kejadian kemarin di mana Ryota dihadang oleh dua orang suruhan Sora.

Sora terkesiap, ia menatap Hiro dengan nanar sementara Ryota tidak menyangka ternyata Hiro sempat merekam kejadian kemarin.

"M_maksud anda, saya sama sekali tidak mengerti tuan. " Sora berusaha berkelit dan bersikap seolah-olah memang tidak tahu apa-apa.

Hiro tersenyum melihat kelicikan wanita satu ini, ia dengan perlahan memutar rekaman suara yang terjadi di antara ia dan dua orang itu pada Sora.

Sora membeku dengan wajah pias karena rekaman itu berisi pengakuan dari dua orang suruhannya jika ialah yang memerintahkan mereka untuk menyakiti Ryota.

"Aku ingin tahu, apa motif mu melakukan ini? " Hiro begitu santai menghentikan rekaman yang ia memiliki lalu kembali menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya.

"S_saya sama sekali tidak mengerti tuan, kalau begitu saya permisi karena masih banyak berkas yang harus saya periksa. " Sora berniat ingin pergi karena ia benar-benar ketakutan akan rekaman itu, ia merutuki kebodohan dua orang suruhannya.

"Eettss.... " Hiro menarik lengan Sora dengan cukup kuat hingga wanita berpakaian seksi itu tersentak dan meringis.

"Tuan! " Ryota menahan Hiro agar tidak melakukan hal hal kasar pada Sora, bagaimanapun dia hanya seorang wanita.

"Tenang saja, aku tidak akan menyakitinya. " Hiro melirik Ryota dengan lembut lalu tersenyum.

Sora yang melihat begitu takut bercampur kesal karena Hiro justru begitu lembut menatap Ryota.

"Lepas! Itu bukan aku! " pekik Sora dengan nyaring, bahkan ia tidak lagi berkata sopan pada Hiro.

"Tidak! Sebelum kau mengakui semuanya! " Hiro tak kalah berkata nyaring, Ryota yang melihat begitu gelisah.

"Memangnya kau mau apa, hah! Kau mau memperkosa ku! Begitu! " Sora berkata dengan senyum mengejek.

Hiro tersenyum sinis sambil menatap muak wajah Sora. "Memperkosamu? "tiru Hiro dengan nada begitu datar.

Dada Sora naik turun karena Hiro benar-benar tidak mampu ia gapai bahkan saat ini Hiro justru menatapnya dengan begitu hina.

" Sekalipun kau bertelanjang di hadapanku sama sekali aku tidak tertarik dengan wanita sepertimu! "Hiro melepaskan cekalanya dari tangan Sora hingga wanita itu sedikit terhuyung.

" Katakan padaku? Apa motifmu? "Tekan Hiro. " Aku yakin kau tidak semerta merta melakukan semuanya hanya karena Ryota yang menggantikan posisi orang suruhanmu itu, pasti ada motif lain? "

Big boss (End Pdf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang