7. Prepotente

4 3 0
                                    

♡♡♡

"Gantengan gue sih tapi" ucap Asta penuh percaya diri

"Idih geer banget kamu" ucap Sin tertawa

Lalu Sin memperlihatkan satu persatu temannya. Sambil menceritakan tingkah dan kebiasaan tiap personil teman sekelasnya.

Tak lama kemudian, Asta tertidur lelap disampingnya.

"Baru aja sebentar diceritakan. Berasa seperti dongeng ya pasti." Dumel Sin tersenyum melihat Asta yang telah tertidur.

Sin meletakan posisi bantal yang tadinya bersandar kini telah kembali ke posisinya. Lalu ia menarik selimut untuk menutupi tubuh Asta agar tidak kedinginan.

Dia pun menatap wajah Asta yang telah tertidur pulas. Indah untuk dipandang.

"Andai kamu betah disini. Sebahagia apa nanti aku punya teman dirumah" batin Sin yang terus menatap wajah indah Asta yang tertidur

Setelah puas untuk memandangi wajah itu tertidur, lalu Sin lalu turun dan kembali ke kamarnya.

♡♡♡

Keesokan harinya. Asta terbangun dari tidurnya. Cahaya mentari telah terbit.
Dia bergegas untuk mandi dan bersiap untuk berangkat ke sekolah untuk pertama kalinya.

Menghampiri Sin yang telah bersiap di ruang makan.

"Makan dulu gih. Hari pertama kamu ke sekolah masa iya kelaparan" ucap Sin mengajaknya makan

Asta mengangguk. Lalu berjalan mendekat ke ruang makan dan duduk menyantap makanan bersama Sin.
Setelah itu mereka berangkat bersama dengan mobil Sin.

"Udah Lo urus kan biodata gue?" Tanya Asta

"Udah, aman pokonya" ucap Sin

Setelah perjalanan lama, akhirnya sampai juga ke sekolahan Sin yang sekarang juga menjadi sekolah Asta.
Setelah mengurus bersama di Ruang guru.

Lalu Sin duluan ke dalam. Asta bersama dengan wali kelasnya Sin.
Setelah masuk kelas bersama. Asta diperkenankan untuk perkenalan diri.

"Hai semuanya, kenalin nama ku Asta. Senang bertemu dengan kalian" ucap Asta

Setelah perkenalan diri selesai, Asta diperkenankan untuk duduk menuju bangku yang masih kosong. Hanya berbeda dua baris bangku menyamping saja.

"Namaku Tino" ucap Tino menyapa Asta

Tino dengan kacamata nya dan terlihat tampak seperti pendiam.

"Asta" jawabnya sambil mengulurkan tangannya

Mereka berjabatan tangan untuk berkenalan.

Kemudian Asta melihat isi tasnya. Ia terkejut sudah dilengkapi dengan peralatan tulis, buku dan buku paket yang hari itu dijadwalkan.

"Gila, kalau kayak gini, dia bisa menjadi ranking satu dengan mudah" batin Asta

"Em Tino, mau tanya. Peringkat paling tinggi disini siapa ya?" Tanya Asta berbisik

"Slavia, tuh yang didepan serta rambutnya yang dikucir sendiri" ucap Tino

"Oh, kalau yang paling nakal? Juven?" Tanya Asta

"Kok kamu tau? Udah terkenal sampai berita luar kah?" Tanya Tino

"Engga kok aman" ucap Asta

Pelajaran dimulai. Mereka kembali fokus pada pelajaran.

"Unik, bisa se sepi ini. Pasti pintar-pintar. Gawat, bisa bisa ketinggalan nih" batin Asta

Guru mapel Bahasa memulai pelajarannya.

Asta agak sedikit terkejut dengan perubahan yang ada. Materi dan kurikulum hampir sama, hanya sedikit saja yang berbeda makna setiap bahasanya.

"Kalau kayak gini, lebih baik diem" batin Asta

Setelah lama pembelajaran berlangsung. Hingga jam makan siang tiba. Mereka makan bersama di kantin yang telah disiapkan makanan, hanya tinggal ambil. Sebelumnya sudah transfer makanan.

"Hmm, seperti negara lain sistemnya" batin Asta terus belajar beradaptasi.

Asta dan Tino menuju kantin bersama. Lalu mereka makan berhadapan sambil ngobrol.

"Weheeee ada anak baru nih" ucap Juven, Reno, Gio. Tiba-tiba menengahi mereka berdua datang dan mengganggu mereka berdua.

Asta terdiam dan tak menggubrisnya

"Ga dikenalin nih temen barunya?" Kekeh Gio

Mereka mengacuhkannya. Lalu Reno menarik tempat makan Tino.

"Kalau ini jelas ga beda jauh sama di dunia gue" batin Asta

Tangan Asta menarik tempat makan Tino lagi dan memberikannya kembali ke Tino.

"Bangsat Lo" ucap Asta tanpa mereka tahu apa itu artinya

"Ngomong apa kamu? Bahasa mana itu?!" Tegas Juven

"Ga ada kerjaan ya selain ganggu orang makan? Anjing aja kalau makan gaada yang ganggu" ucap Asta menatapnya sinis

"Asta, kamu berani sama kita?" Tanya Reno

"Gaada waktu buat ngeladenin orang gajelas kayak kalian. Jadi, lebih baik kalian pergi" ucap Asta mengusirnya

Juven memberi kode-kode untuk mundur dan pergi terlebih dahulu. Mereka lalu pergi.

"Nanti kalau mereka tambah marah gimana?" Tanya Tino

Asta menghidupkan rekaman di ponselnya.

"Kamu udah sering diganggu mereka kayak gini? Lalu mereka balas apa aja ke kamu? Dipukul? Berkelahi ditempat sepi? Dihancurkan secara perlahan oleh mereka?" Tanya Asta

Tino terdiam dan menunduk.

"Diam, berarti iya" ucap Asta

"Rakyat yang lebih rendah kastanya dari mereka, selalu direndahkan seperti ini. Mereka mampu membungkam pihak sekolah hanya dengan uang. Jadi, kita yang dari kalangan bawah hanya bisa diam" ucap Tino

Asta terbungkam mendengar cerita itu. Hampir sama, akan tetapi disini lebih serius.

"Apakah gue bisa merubah sistem gatau diri ini?" Batin Asta melamun pada makanannya

Asta mengakhiri rekaman itu.

"Kalau kamu dari kalangan mana?" Tanya Tino

"Netral, tapi sekarang duniaku berbeda " ucap Asta

"Maksudnya?" Tanya Tino

"Ada orang yang bantu aku jadi agak ga kekurangan lagi gitu. Cuman ya gitu, aku belum terlalu beradaptasi" ucap Asta
Tino memahaminya.

♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

Razmery Lovers! Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

Il tuo arrivo è un miracolo🍂

RAZMERY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang