36. Mare

1 1 0
                                    

♡♡♡

"Kenapa?" Tanya Asta

"Gatau, entah kenapa gue percaya aja gitu sama lo. Yaudah kali ya, gausah diperpanjang, udah berlalu juga kisahnya. Lo gaperlu ke psikiater lagi, lo udah sembuh. Buktinya lo bisa ngobrol lama sama gue." Ucap Elva

"Iyaa juga. Tapi maaf, kalau kesannya suka bawa bawa nama dia" ucap Asta

"Gapapa, wajarr aja. Lagian juga gaada topik lagi," kekeh Elva tersenyum

"Seandainya lo itu memang Sin yang gue kenal. Gimana tanggapan lo kalau lo tau, alasan sebenarnya gue bunuh lo sesuai cerita tadi?" Tanya Asta

"Yaa gue akan jawab dengan sama. Gue percaya sama lo. Lo pasti punya alasan buat ngelakuin itu. Ga mungkin juga kan, orang tega membunuh pacarnya sendiri" ucap Elva tersenyum

"Tapi kenapa gue ngerasa lo itu emang Sin?" Batin Asta tidak bisa lepas dari pikiran itu

"Udah lupain, gausah dipikirin terus" ucap Elva yang melihat Asta melamun

"Justru karena gue melihat lo sebagai Elva yang baru gue kenal. Gue jadi berani buat cerita itu. Kalau dihadapan Sin asli, gue ga tau harus bertingkah kek gimana lagi. Pasti ngerasa bersalah banget gue" ucap Asta

"Jadi, selama ini lo ngelihat gue sebagai Elva kan, bukan sebagai Sin?" Tanya Elva sekali lagi

"Iyaa" ucap Asta

"Yaudah kalau gitu, gue mau pulang dulu" ucap Elva

"Kan ada gue, jadi biar gue anter lagi aja" ucap Asta

"Yaudah deh, thanks yaa" ucap Elva

♡♡♡

Sesampainya mereka dihalaman rumah. Tanpa sengaja, didepan sudah ada papanya Elva.

Elva panik seketika karena tadi dia tidak bilang kalau mau belok ke cafe dulu.

Asta menghampiri papanya Elva dan Salim ramah.

"Ga dibawa masuk Va, temennya?" Tanya Putra

"Emang boleh pah?" Tanya Elva

"Kalau kamu ngebolehin yaudah gapapa" ucap Putra

"Boleh juga om," ucap Asta tersenyum ramah

Mereka bertiga lalu masuk ke dalam. Asta langsung dipersilahkan untuk duduk di Sofa ruang tamu.

"Temennya ga dibuatin minum Va?" Tanya Putra

Elva pun mengangguk lalu berjalan menuju ke dapur untuk membuatkan minuman untuk Asta.

Putra duduk di sofa bagian satunya. Septi yang barusan pulang lalu terkejut melihat ada tamu.

"Eh ada tamu, tamu nya papa ya?" Tanya Septi

"Bukan, ini cowo nya Elva" ucap Putra

"Bukan cowo om, cuman temen kok" tukas Asta

"Bukan atau belum?" Tanya Putra

Septi melihat ke arah Asta ikut menanti jawaban itu.

"Belum" jawab Asta

"Nah gitu dong, laki-laki itu harus gentle. Sudah dua kali saya lihat kamu anterin pulang dia. Tidak mungkin kalau hanya teman. Soalnya dia anti dari yang suka main main keluar gitu. Jadi, saya perjelas sekali lagi. Jika kamu beneran hanya sebatas teman dan tidak ingin lebih dari itu. Lebih baik kamu pergi sekarang, karna saya tidak mau anak saya sakit hati karna itu. Lebih baik begitu kan? Tapi kalau belum. Berarti kamu harus berusaha juga," ucap Putra
memberi saran

Tak lama kemudian Elva datang. Dia duduk di samping Asta. Sedangkan mamanya duduk di samping papanya.

"Pasti lagi marahin Asta yang enggak-enggak kan?" Tanya Elva mengintrogasi

Mereka terkekeh dan menyembunyikan hal itu.

"Kalau boleh tau, SMP Elva dimana ya om?" Tanya Asta

Seketika muka mereka berdua berubah jadi lesu.

"Gue diadopsi sama mereka waktu gue SMA , kenapa tanya-tanya itu?" Tanya Elva

"Sekitar satu tahun yang lalu, jadi maaf ya nak Asta kalau kami berdua seperti ini. Ini semua karna kami sayang sama Elva" ucap Septi

"Tanggal nya?" Tanya Asta

"30 Oktober" jawab Putra makin membuat Asta terkejut

"Dimana kalian pertama kali bertemu?" Tanya Asta

"Laut, Labuan Ijo, waktu itu kami lagi ada urusan bisnis disana." Ucap Septi

Asta tidak bisa berfikir apa-apa lagi.

"Kenapa emangnya Ta?" Tanya Elva

"Maaf om dan Tante, sepertinya ini udah terlalu malam, saya pamit pulang dulu ya, takut dicariin " ucap Asta bersalaman dengan mereka berdua lalu pergi meninggalkan rumah itu

Putra dan Septi bingung.

"Kenapa dia Va? Kok aneh?" Tanya Septi

"Gatau juga mah" ucap Elva

"Yaudah pokonya, kalau sekiranya dia ga baik buat kamu, jauhin aja. Masih banyak cowo diluaran sana yang baik" ucap Putra

"Iyaa papaku sayang, Elva masuk kamar dulu yaa" ucap Elva langsung kembali menuju kamarnya.

♡♡♡

Keesokan harinya,

Seharian Elva tidak menemukan sosok Asta di kampus.

"Lo ga berangkat?"

Chat dari Elva seharian pun tidak dibalas padahal centang dua. 

Hari berganti hari. Chat itu masih belum dijawab juga dengan Asta. Bahkan Elva coba telfon beberapa kali juga tidak diangkat.

Kenapa Asta tiba-tiba menjauh tanpa alasan gini?

"Apa yang sebenarnya mereka obrolin waktu itu? Apa Asta disuruh menjauh sama papa?" Batin Elva makin overtingking

Malam hari itu dikampus.

Ell bertemu dengan Asta dan masih ngobrol seru.

Tiba-tiba ponsel Asta berdering. Tertulis nama Zio didalamnya.

"Halo kenapa Zi?"

"Itu si Anes bilang, katanya Shanon mabuk parah dan menggila. Lo samperin deh, gue lagi ada di luar kota ini"

"Yaudah gue kesana sekarang"







♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

Razmery Lovers! Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

Il tuo arrivo è un miracolo🍂

RAZMERY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang