♡♡♡
Asta mencari buku yang menurutnya ada kaitannya dengan hutan itu.
Dia mencari segala buku dan tiba-tiba muncul suara langkah kaki mendekat.
Dia pun langsung sembunyi disamping rak perpus itu.
"Astaa, kamu disana kan pasti? Keluar ga, atau aku sendiri yang buat kamu keluar dari persembunyianmu" ucap Sin bersikeras untuk menemukan Asta
Asta pun langsung keluar dari tempat ia bersembunyi. Lalu menghadap Sin dan tersenyum kikuk.
"Kamu belum makan kan, malah ngilang. Aku cari dikamar juga gaada, kirain keluar padahal motornya masih ada disana" ucap Sin mengomel panjang lebar
Terlihat buku buku yang tadi ia buat berantakan kini hampir terjatuh mengenai kepala Sin.
Lalu dengan sigapnya Asta menutupi kepala Sin dengan tangannya. Buku buku yang tadi berantakan kini berjatuhan.
Jarak mereka sangat dekat. Sin melihat kearah depannya. Yakni kearah Asta.
Manik mata mereka bertemu dan mereka saling menatap dan saling tidak berucap apapun saking terkalutnya dalam tatapan itu."Lo, gapapa kan?" Tanya Asta akhirnya bicara setelah mereka berada di perseriusan tatapan terdalam itu
"Engga, ga- papa" jawab Sin terbata-bata saking gugupnya dan kikuk karena penuh kecanggungan itu. Dia langsung berjalan keluar.
"Buruan makan abis beresin buku yang jatuh itu" ucap Sin berjalan pergi darisana
"Iyaa" ucap Asta
Asta membereskan buku yang jatuh tadi. Tak lama kemudian ia menemukan buku yang dia maksud tadi.
(Istana dalam hutan)
Judul yang tertulis dibuku itu.
"Ini yang kucari cari" tukas Asta lalu mengambil buku itu sendiri
Setelah membereskan yang lainnya, ia kembali ke kamarnya dan meletakkan buku itu di kamarnya.
Lalu dia kembali turun dan menemui Sin di dapur untuk makan. Agar Sin tidak terlalu curiga karena terlalu lama.
♡♡♡
Setelah Asta menghabiskan makanannya, ia langsung berbalik ke kamar dan melanjutkan membuka buku tadi serta membacanya perlahan dan memahami intinya.
Dia bisa memahami tentang fakta Sin hanya dengan memahami isi buku buku yang ada di perpusnya.
Tak lama kemudian, terdengar suara mobil keluar dari rumah itu. Asta berjalan menuju ke jendela kamarnya. Dia melihat mobil Sin keluar dan entah pergi kemana.
Setelah merasa rumah itu tersisa tinggal dirinya di dalam. Ia berjalan memasuki kamar Sin dan mulai mencari hal menarik lainnya yang mungkin disimpan sendiri dengan Sin di kamarnya.
Terlihat ada furniture yang aneh. Terlihat beda dari sampingnya. Dia mencoba mengambil hiasan kaktus mini yang ada di hiasan dinding kamar itu.
Akan tetapi hiasan itu tidak bisa diambil, malah Asta tidak sengaja membuatnya seperti patah ke samping. Rupanya itu hanya sebagai kunci. Terlihat ruang rahasia yang terbuka disana.
Asta langsung memasuki ruangan itu. Dia terkejut melihat ada sebuah papan tulis dan terlihat ada foto temannya yang ia tampak tak asing dengan muka itu.
"Hani?" Batin Asta saat melihat foto yang tertempel besar di papan tulis itu.
Di meja yang tak jauh dari papan tulis. Ada buku yang sengaja Sin sembunyikan dari perpustakaan. Buku yang tidak boleh Asta lihat.
Buku itu berisikan tentang kepribadian nya yang bisa berubah dengan cepat tergantung pada emosinya.
Dia bisa berubah baik saat emosi dan suasana tubuhnya membaik. Begitupula sebaliknya, dia bisa sangat arogan dan mungkin bisa menyakiti siapapun saat emosinya memuncak.
Asta teringat kala ia diterbangkan saat itu. Saat itu, Sin juga terlihat tengah emosi.
"Jadi, Sin emang punya dua kepribadian? Dan dengan kekuatan itu dia makin terlihat sangat bahaya buat orang lain." Ucap Asta setelah membaca buku itu
Terlihat spidol masih terbuka. Berarti tandanya Sin barusaja menempelkan foto ini. Dia langsung bergegas turun dan menuju bagasi. Setelah dia melihat alamat rumah Hani di buku yang pernah dijanjikan Sin akan dipinjamkannya daripada meminjam dari Slavia.
Buku itu penuh biodata tentang kisah dan kepribadian masing-masing murid urut tiap kastanya.
Asta melajukan motornya dan menuju alamat rumah Sin. Setengah perjalanannya, dia menghentikan motornya lalu melihat kembali ponselnya.
GPS antar mereka berdua terpasang. Kenapa dia repot-repot menyusuri alamat rumah Hani, yang jelas belum tentu dia ada disana.
Asta mengecek keberadaan Sin. Posisinya menuju ke tempat yang tidak jauh dari sekolahnya.
Tempat billiard yang udah di pesan reservasi Hani dan hanya mereka berdua kini yang berada didalamnya.
"Kenapa kamu manggil aku?" Tanya Sin
"Ku peringkat waktu aja, aku ga suka basa-basi, jadi langsung aja aku perjelas" tukas Hani
Hani mengangkat tongkat billiard yang ia pegang itu lalu ia tunjuk tunjukan ke dada kiri Sin sambil terus mendorongnya dengan tongkat itu.
"Jauhin Juven, dia milik aku. Bukan milik kamu! Paham?!" Tegas Hani
"Maksud kamu apa? Emangnya aku yang deketin dia?" Tanya Sin
Dari tadi Asta telah sampai disana dan dia bersembunyi dibalik rak, dan mendengarkan apa yang tengah mereka bahas.
"Dasar ganjen, cewek penggoda. Kamu pikir aku gatau apa-apa? Kamu sering bolak-balik club' kan sama Juven?! Heh! Dia tuh tunangan aku. Keluarga Juven sama Keluarga ku udah jodohin kita dari Kecil. Sadar diri lah. Perlu ku sebut pelakor?" Tegas Hani
♡♡♡
Hello Everyone!!👋
Gimana ceritanya? Suka?😍
Pantengin terus yaa😇
Jangan lupa Vote and Komen😘
Razmery Lovers! Stay Read yaw 🤗
See you next chapter 💖💖
Il tuo arrivo è un miracolo🍂
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZMERY
FantasiaKisah seorang lelaki yang memasuki dimensi lain yakni tuan putri yang pernah menyelamatkan nyawa nya ketika ia masih kecil. Tidak terbiasa dengan perbedaan dunianya dengan dunia ini. Apakah dia akan betah tinggal di dunia asing tanpa seseorang yang...