06. Belajar Bersama

16 5 0
                                    

Happy Reading..

Tandai typo😉

☜☆☞

Setelah kepergian Zey dan Netha, Vyera yang memiliki janji dengan Rey lantas bersiap.

Saat tengah bersiap, Vyera kembali mengingat perkataan Lea tadi siang. Ia mulai berpikir, Zeyden? Arnetha? Bukankah nama mereka mirip dengan nama ibu dan saudara Rey?

"Apa jangan-jangan tadi itu nyonya Agrakaza? Busettt, hoki bet gue. Pantesan tadi ngasih uang banyak begete."

Memang tadi sebelum pergi, Zey sempat memberi segepok uang kepada Vyera. Awalnya ia menolak, tapi karena terus dipaksa akhirnya Vyera menerima uang tersebut.

Itu uang bre. Lumayan buat penghasilan tambahan.

☜☆☞

19.25pm..

Vyera mulai mengambil tas dan beberapa buku yang sekiranya akan dibutuhkan.

"Chat Rey ga ya? Iya aja deh."

***

Reygaza

p.
serlok, bang.

📍cafe kamusamadia, jl.gamon no.26

sip👍

***

Setelah pesan singkat itu, Vyera langsung menuju ke tempat yang dikirimkan oleh Rey.

Sekarang baru jam 19.40, tetapi ia harus cepat. Karena jarak apartemennya dan kafe itu cukup jauh dan memakan waktu.

Ia pergi keluar apartemen, tapi Vyera mengingat bahwa mana ada angkot malam? Mau tidak mau ia harus memesan taxi online.

Tidak lama taxi yang Vyera pesan telah datang. Lalu ia masuk dan mobil itu mulai berjalan menuju tempat yang dikirimkan Vyera.

Vyera lebih memilih untuk memesan taxi; karena ia berpikir nanti pulang akan naik ojek. Sebagai orang yang adil, Vyera pun memilih taxi dan pulang dengan ojol.

☜☆☞

Vyera telah sampai di kafe itu. Ia membayar dan turun dari taxi tersebut.

Ia berdiri di depan kafe, ragu untuk masuk. Vyera malu jika harus berhadapan dengan orang yang tidak ia kenal. Daripada terdiam seperti orang gila, Vyera membuka ponselnya dan memberi pesan pada Rey.

***
Reygaza

p.
gw udh sampe, lo dmn?

smpng jndl.
gue liat lo.

mn cuy??
lambaikan tgn boss..

ck, lma.

***

Tanpa basa basi, Rey langsung keluar dan menuju Vyera yang celingukan tidak jelas.

"Lama." Kata Rey saat di depan Vyera. Sedangkan yang dimarahi hanya menyengir kuda. "Maapkeun.."

Rey hanya berdecak dan menyeret Vyera untuk masuk ke kafe tersebut. Vyera yang diseret hanya bisa berpasrah diri.

Saat mereka melewati pintu, lonceng pun berbunyi. Vyera yang tak pernah masuk ke kafe pun terkejut. Rey yang tak sengaja melihat hal itu semakin meremas tangan Vyera yang ia genggam.

We Are Different || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang