02. Mencari Tahu

19 7 0
                                    

Happy Reading..

tandai typo (~_^)

☜☆☞

Devyera Razaquel Marshana. Ia kerap disapa dengan sebutan Vyera. Vyera adalah gadis sederhana yang bahkan untuk makan saja ia harus bekerja dengan keras.

Dari umur lima tahun, ia sudah berada di panti asuhan. Ibu panti menemukannya di perempatan jalan dekat panti asuhan itu. Awalnya ibu panti hendak memberikan Vyera nama 'Kasih' tetapi tidak jadi, entah apa alasannya.

Vyera tidak tahu siapa orang tuanya, dan mengapa ia dibuang. Ia juga lupa bagaimana wajah orang tuanya. Tetapi Vyera berpikir lebih baik untuk tidak memikirkan hal itu.

Saat Vyera berumur 16tahun, ia memutuskan untuk pergi dari panti dan tinggal sendiri. Alasannya karena ia tak mau ibu panti terbebani olehnya, lagipula ia sudah besar.

Hingga saat ini, Vyera tinggal di salah satu gedung apartemen besar di kota, dan ia memilih membeli kamar yang ia tempati itu.

Vyera bekerja di salahsatu bengkel motor, padahal ia perempuan. Ia juga bekerja di warung makan. Vyera bekerja di bengkel dari jam empat-jam enam. Lalu di warung makan jam enam-jam tujuh.

☜☆☞

"Vyera!" seorang gadis memanggil namanya. Vyera menoleh, "Ada apa?"

"Lo sekertaris komdis kan?" tanya gadis itu.

Vyera mengangguk, "Ya, kenapa? BTW nama lo siapa?" Gadis itu menepuk jidatnya, ia lupa memperkenalkan diri. "Gue Violetta Elanora Glaundya. Panggil aja Letta. Tadi lo dipanggil sama ketua komdis, si Jendral."

"Oalah, yaudah kalu gitu gue mau kesana dulu ya.. Makasih Letta!!"

"Cewe secantik itu gue baru kenal? Bjir lah, apes kata gue teh." gumam Letta.

Vyera berjalan santai menuju ruang komdis. Saat di jalan ia tidak sengaja berpapasan denga Rey, patner olimpiade nya nanti.

Ia bingung, disapa atau tidak? Secara Rey itu CUEK COK. Kan kalau nyapa terus gak dibales kan maluuu..

"Vyera.." Kata Rey saat di samping Vyera. Nada datar, dan suara rendah menjadi ciri khas seorang Rey.

Merinding coyy..

"Reyga." sapa Vyera balik.

"Nama gue Reygaza, bukan cuma Reyga." bisik Rey.

Pipi Vyera memerah, malu cok. Bibir Rey berkedut, "Cute."

Setelah membisikan itu, Rey melenggang pergi. Sebelum pergi ia sempat menepuk kepala Vyera.

Vyera terdiam, badjingan umpatnya dalam hati. Disisi lain ia juga salah tingkah.

Mencoba tidak memikirkan, Vyera berjalan ke ruang komdis.

☜☆☞

Vyera berada di ruang komdis. Ia menoleh ke sekeliling ruangan itu, dimana Jendral?

"Ehh, udah disini bae lo." kata seseorang dari belakangnya. Vyera menoleh, ia melihat Jendral tengah bersandar di pintu.

"Mau apa lo manggil manggil? Buruan, gue mau belajar cok!" Kesal Vyera.

"Buset, lo tuh sekertaris komdis. Kagak sopan banget."

"Ellah, gue cuma anggota komisi kedisiplinan, bukan OSIS. Udah anjing, mau apa sih?!"

Begini lah Vyera, tidak ada sopan santun jika bersama orang terdekatnya, apalagi yang seumuran.

"Gini loh Vy, kan blackbook kemarin udah habis halamannya. Terus kemarin juga banyak yang gak bawa atribut lengkap. Berhubung belum beli bukunya, kan gue catet di kertas, nah-"

"Kertasnya ilang?" serobot Vyera. "Kagak anying." umpat Jendral.

"Gue cuma males nyatet aja, banyak banget buset. Jadi berhubung gue baik, gue kasiin ke elo deh, baik kan?" Jendral tersenyum bak pengisi iklan sebuah pasta gigi.

"Baik banget kamuu!! Ihh jadi soeka dech.." Vyera berucap penuh penekanan, dan jangan lupa senyum lebarnya.

"Cuma ini kok," ucap Jendral menyodorkan dua kertas HVS yang penuh tulisan.

"Eheehe, bazingan." umpat Vyera tak tertahankan.

"Udahlah kerjain aja. Buku nya udah gue beliin, di laci noh. " ucap Jendral sebelum keluar dari ruangan itu. Vyera mendegus kesal, "Ck, males bet dah."

Oke, Vyera pasrah. Ia mengambil blackbook di laci meja, lalu Vyera duduk di salahsatu bangku yang ada di sana. Ia mulai menyalin semua nama di kertas itu.

Namun saat sibuk menyalin, ia salah fokus dengan nama salahsatu siswa. "Reygaza Artanata A? A itu marganya ya?" gumam Vyera.

"Betewe, namanya ganteng kayak orangnya, ups." Shit! Vyera keceplosan.

Vyera menoleh kenanan dan kekiri berharap tak ada orang yang mendengar ucapannya barusan. Ia bernapas lega, untung tidak ada.

"Ehh, bentar deh, kan disini anak OSIS pada nyimpen biodata murid ya? Kenapa gak gue liat aja nama lengkap Rey. Ish, pinter banget lo Vyera." monolognya.

Ia kembali memastikan keadaan sekitar. Setelah dirasa aman, Vyera berjalan ke salahsatu lemari tempat para OSIS itu menyimpan data para siswa.

Vyera mengobrak abrik lemari itu, ia menemukan kumpulan data siswa kelas XI IPA II, kelas Rey. Ia membawa tumpukan kertas itu menuju meja, Vyera melupakan kertas yang harus ia salin.

"Hallah, nanti ajalah." katanya sambil melirik kertas yang menjadi tugasnya.
Vyera terus mencari nama Rey. Setelah sekian menit ia mencari, akhirnya Vyera menemukan nama Rey.

"Absen dualima toh."

Reygaza Artanata Agrakaza.

Vyera menemukan nama lengkap Rey, ia bersorak girang bak monyet yang mendapatkan makanan.

"Reygaza Artanata Agrakaza, busettt namanya bagus anjirr. Kalau gini mah gue mau nikahin namanya, tapi orangnya sekalian juga boleh kok." Vyera terus bergumam dan berdecak kagum.

"Oo dia anak kedua, punya adek gak ya?"

"I Have."

Deg!

☜☆☞

vote!

To Be Continued.

13-04-2024.
~Xyavi..

We Are Different || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang