Chapter 15

609 60 14
                                    

Hari senin yang melelahkan. Sepulang dari Desa,  Naruto mengalami demam ringan karena lelehan dan juga  akibat terkena air hujan. Ia minum obat lalu tidur namun
keesokan paginya harus siap pergi bekerja.
Ia harus tetap  profesional meski lelah menghantamnya.

“Bagaimana dengan persiapan untuk rapat siang  nanti? Apa kamu sudah menyiapkan semuanya?” tanya  Kakashi yang baru saja keluar dari ruangan Sasuke sambil  membawa beberapa berkas. Ia kembali duduk di kursinya  dan mengerjakan tugas miliknya.

“Sedikit lagi selesai. Ruangannya juga sudah di  siapkan dengan baik.” jawab Naruto mantap.

“Lalu bagaimana dengan peserta dan bahan?”

“Semua peserta sudah di beritahu dan bahan rapat  sedang di persiapkan.”

“Bagus.” Kakashi mengangguk puas. Ia melirik Naruto  yang terlihat fokus dan jari-jemarinya terlihat sangat cepat bermain di atas keyboard komputer. Dia sedang mengejar  waktu meski wajahnya terlihat merah karena demam.

“Selesai rapat, istirahatlah. Sasuke bisa mengamuk seperti monster jika tahu calon istrinya sakit.” celetuk  Kakashi.

Naruto menoleh cepat menatap Kakashi terkejut,  “Apa?” tanyanya tidak mengerti tapi Kakashi malah  tersenyum penuh arti.

“Kenapa? Kenapa tersenyum seperti itu?” Naruto  menatap Kakashi takut.

“Tidak ada.” Kakashi terkekeh pelan.

Naruto kembali melanjutkan tugasnya meski detak jantungnya kini terasa menggila di dalam dada karena pernyataan dari Kakashi.

“Lanjutkan saja pekerjaanmu itu, Naruto.” Kakashi  terkekeh pelan meliriknya sekilas.

Naruto kembali melihat ke layar komputer meski kini  pikirannya jadi bercabang. Sialan Uchiha! Mulut siapa  yang sudah bocor dengan seenak jidatnya. Ryosuke Ryusuke? Daisuke? Rei? Atau Sasuke sendiri?

oOo

Sakura benar-benar tidak memiliki jalan keluar. Di sisi lain dia merasa enggan dan jijik tapi di sisi lain hanya ada Sasuke yang bisa menyelamatkannya dari krisisnya
saat ini. Mengelus perutnya yang sedikit membuncit, dirinya yakin Sasuke pasti mau bertanggung jawab karena jika tidak. Karir pria itu akan ia hancurkan.

Sepulang dari rumah sakit, ia segera pergi menuju  kantor Uchiha Group dimana Sasuke berada saat ini. Ia segera menemui resepsionis yang sudah sangat mengenali
dirinya.

“Sudah membuat janji?”

“Katakan saja kepadanya saya ingin bertemu untuk membicarakan hal yang sangat penting dan ini darurat.”
ujar Sakura to the point.

Resepsionis cantik itu hanya bisa mengangguk  pasrah. Sudah dua bulan lamanya Sakura tidak pernah lagi
datang dan sekarang dia datang.

“Silahkan langsung ke ruangan Uchiha-sama.” ujar
resepsionis setelah menghubungi Kakashi.

“Oke! Thanks!” ia tersenyum dan berlalu menuju lift.

oOo

“Apa yang dia inginkan?” gumam Kakashi setelah  menerima telpon dari resepsionis.
Ia memilih untuk menyetujuinya lalu pergi ke ruangan Sasuke untuk melaporkannya.

Sasuke hanya diam mendengarkan. Ia juga penasaran apa yang Sakura inginkan. Ia masih ingat saat Sakura menatapnya takut dan juga jijik. Malam itu mereka mabuk
dan tidur bersama di apartemen Sakura lalu ke esokan paginya yang sadar adalah Ryusuke. Ryusuke menangis takut melihat ada Sakura di sampingnya, tak lama malah
sosok Ryosuke yang muncul lalu melihat Sakura dengan pandangan jijik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love DID [TERSEDIA PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang