17

1K 43 0
                                    

Ini di luar prediksi. Hubunganku dan Kaigan tidak berlangsung selama empat hari, tapi lebih. Kaigan memutuskan menyewa sebuah kabin di dekat Big Bear Lake, San Bernardino . Aku tidak punya pilihan, karena dia baru mengatakannya setelah kami tiba di tempat tersebut. Bagaimanapun aku tidak bisa pulang sendirian.

Butuh sekitar 6 jam berkendara dari San Francisco untuk mencapai Big Bear Lake. Aku tidak pernah ke sana. Jadi sepanjang perjalanan aku sibuk melihat sekitar, mengambil beberapa gambar, selagi Kaigan menyetir dalam diam.

Penelitian kami telah selesai. Aku mewawancarai beberapa tunawisma. Salah satunya bekas pecandu narkoba. Rekamannya panjang sekali dan aku belum membuat laporannya, padahal minggu depan sudah harus dikumpulkan.

Aku bersumpah akan menjadikan laporan tersebut alasan untuk menolak ajakan bersenang-senang dari Kaigan. Namun aku sendiri bahkan juga terpesona menikmati Big Bear Lake. Terlebih kabin kami tampak nyaman dan vintage dengan bahan utama kayu berwarna kecoklatan. Aromanya seperti aroma pohon pinus. Kami memiliki satu kamar tidur di lantai dua, pantry, ruang santai yang luas dan toilet.

"Bagaimana jika kita akan melakukannya di luar?"

"Aku tidak mau!" Tanpa perlu dijelaskan aku tahu apa yang diinginkan oleh Kaigan. Apa yang dia sukai dariku hanya tentang tubuhku. Tidak ada yang lainnya.

Aku tidak mau repot-repot memikirkan betapa aku dianggap sedangkal itu. Aku bahkan juga menikmati sentuhan-sentuhan Kaigan. Kami sudah dewasa. Jadi aku kira tidak masalah jika kami saling menikmati tanpa perasaan. Hanya bersama untuk memenuhi hasrat masing-masing.

"Jika kita hanya melakukannya dengan cara yang biasa. Kita tidak perlu berada di tempat seperti ini."

"Pokoknya aku tidak mau."

Kaigan memeluk pingangku, mencium leherku, sementara tangannya mulai naik ke dadaku. Dia pandai membuat tubuhku merasa senang. Jadi aku membiarkannya. Ini akan menjadi hubungan kami yang terakhir. Setelah kembali ke Lympus, kami akan kembali menjadi musuh.

"Kau sudah mendapatkan bayaranmu."

Aku membuka berkas stroberi. Aku membelinya di supermarket ketika Kaigan membeli bir. Ia bahkan menambahkan pengaman ketika melihatnya di meja kasir.

"Kau juga menyukainya."

"Aku tidak mau melakukannya lagi. Maksudku sejauh yang kita lakukan sebelumnya. Itu sudah cukup."

"Jika kau menyukainya, jangan menahan diri. Tidak ada gunanya kau sok terlihat suci. Itu tidak membuatmu merasa puas."

"Itu sesuai perjanjian kita."

"Sudah aku katakan bahwa aku akan mendapatkan apa yang aku inginkan, bahkan jika kau tidak mengizinkannya."

Aku memasukkan stroberi ke dalam mulutnya. Ia mengunyahnya, kemudian melepaskanku.

"Sialan, ini asam sekali."

Kaigan meraih sebotol air. Ia meludah beberapa kali ke kotak sampah. Membuang sisa stroberi di mulutnya.

"Walter tidak mencarimu?"

"Bukan urusanmu."

"Oh, kalian bertengkar. Apa dia berubah pikiran, karena kau barang bekas?"

"Aku bukan barang!"

"Kau berpikir bahwa kau spesial, karena aku mengajakmu tidur bersama. Kau bahkan tetap menjijikkan di mataku."

Aku mengarahkan pisau kepadanya. "Jika kau mengatakan aku menjijikkan, silahkan saja. Aku bukan orang yang sama sepertimu. Aku akan jujur. Kau liar dan jahat, tapi tiga hari yang lalu, sex yang kau berikan benar-benar menyenangkan. Aku berpikir bahwa, ya, ada sisi yang menyenangkan dari dirimu. Namun harus aku katakan bahwa kau satu-satunya pria yang hanya memiliki satu sisi menyenangkan. Mungkinkah perempuan itu meninggalkanmu, karena kau seperti ini?"

Desire |18+ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang