38

386 33 8
                                    

Oktober 2016, Los Angeles

Laki-laki itu tidak menyadari kehadiranku. Dia tertawa, mencium pipi perempuan yang menyentuh dadanya, sementara yang lain bermanja di sisi tubuhnya yang lain. Ranjang itu berantakan. Dress mini berserakan, termasuk pakaian dalam dan kemeja.

Tenggorokanku terasa kering. Aku tidak mau berada di sini, tetapi aku tidak memiliki pilihan lain. "Kaigan."

Mereka menatapku secara bersamaan. Kemudian dia bangkit dengan terkejut. "Joana, apa yang kau lakukan di sini?"

"Ah, pacarmu," kata salah satu perempuan.

"Apa dia ingin bergabung?"

"Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu."

Aku langsung keluar. Tidak mau melihat Kaigan berpakaian, meskipun selama ini aku telah mengingat jelas setiap inchi tubuhnya.

"Siapa yang mengantarmu kemari?"

"Axe mengantarku kemari."

"Keluargaku tidak ada di rumah. Jadi kami mengadakan pesta kecil-kecilan."

Kaigan memakai kaosnya. Namun aku mencium aroma parfum perempuan lain yang berbaur dengan alkohol dan rokok. Memuakkan benar di penciuman.

Pintu samping terbuka. Hugo tidak mengenakan apa-apa. Di belakangnya tiga perempuan berpenampilan sama.

"Axe bilang dia kemari. Jadi, ya, kalian harus bicara." Suaranya menjadi gugup, tidak terkendali ketika melihatku.

Aku menuruni tangga. Menjijikkan! Mereka berdua sejenis. Kaigan memberikanku sebotol air dari freezer. Kulitnya lembap dan berkeringat. Aku tidak bisa membayangkan sisa-sisa percintaan itu menmpel di sana.

"Aku hamil."

"Kau apa?" Kaigan menyentuh tanganku.

"Aku hamil." Aku meletakkan gelas tersebut tanpa meminumnya.

"Oh, aku pikir aku selalu menggunakan pengaman. Lagipula kita jarang melakukannya sebulan terakhir ini."

"Kau pikir aku berbohong, begitu?"

"Tidak, aku hanya bicara. Tunggu, apa kau berpikir aku akan mencampakkanmu, Richard? Astaga, jangan berpikir begitu. Kau tahu betul betapa aku tidak bisa hidup tanpamu." Kaigan mengelus pipiku. "Dengar, semuanya baik-baik saja. Kau tidak sendirian."

"Kau mau menikahku?"

"Aku tidak bisa menikah. Aku menyukai kebebasan. Kau tahu itu, Richard. Namun aku pasti akan merawatmu dan anak ini."

Kaigan menyentuh perutku. "Sejak kapan kau mengetahuinya?"

"Tiga hari yang lalu."

"Seharusnya kau langsung mengatakan itu padaku."

"Apa kau akan meninggalkan perempuan-perempuan itu?"

"Aku hanya bermain-main."

"Aku tidak mau menikah dengan seorang laki-laki yang senang bermain dengan perempuan lain."

"Ayolah, jangan membuat segalanya rumit."

"Tidak masalah jika kau tidak ingin menikahiku. Seharusnya aku tidak perlu kemari. Aku, kan, tahu kalau kau tidak pernah mencintaiku. Kita hanya bersenang-senang."

"Hei, lihat aku."

Aku tetap menunduk dan menangis. James memperingatiku. Kaigan mungkin tidak akan menikahiku. Beberapa orang Amerika hanya bersama tanpa menikah. Namun aku tetap ingin pergi. Mungkin saja Kaigan akan berbeda, tapi aku ternyata hanya membohongi diri sendiri.

Desire |18+ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang