You don't know what you did, did to me
Your body language speaks to me
I don't know what you did, did to me
Your body language speaks to me🎶 Under The Influence by Chris Brown
"Lihat siapa ini." Aku mundur, menabrak pintu toilet. Mendadak aku menyesal, karena menyuruh Jean untuk tidak mengikutiku. Kaigan muncul bersama gerombolannya. Memakai kaos hitam dan jaket kulit yang sama seperti pertemuan kami yang terakhir.
"Jalang ini cantik juga," ujar Axe. Aku akan beteriak kali ini. Kaigan dan teman-temannya mungkin tidak akan berhenti, tetapi sesaat mereka akan kehilangan konsentrasi sehingga aku dapat lari.
"Dia sengaja memakai dress semacam ini untuk diperkosa. Benar begitu, Asian?"
"Tidak." Aku mengikuti dress code. Dress hitam sebatas lutut dengan tali atasan bermodel spaghetti. Ini agak rentan, tapi aku cukup percaya diri karena bersama Jean. Jika bersama Kaigan aku ragu bahkan jika pakaian tebal pun tetap menjadi objek pelecehannya.
Mungkin alasannya, karena aku orang Asia. Satu ras seperti perempuan yang mengkhianatinya. Siapapun nama perempuan itu. Yang jelas Kaigan terlalu berpikiran sempit. Bagaimana bisa dia melihat kami semua sama seperti mantannya? Apakah sebegitu kuat rasa sakit yang ditinggalkan oleh perempuan tersebut?
Saat melihat matanya, aku merasa ingin tahu. Pengkhianatan apa yang sebenarnya terjadi? Hugo dan Jean tidak memberitahu sama sekali.
"Kalian itu benar-benar munafik! Sok suci, tapi mendesah gembira begitu laki-laki bermain di atas kalian."
"Permisi."
Kaigan menahan tanganku, mendorong kembali pada tempatnya.
"Anehnya kami bajingan bagi kalian, bukan? Kalian melihat kami seperti kotoran yang menjijikkan, tapi diam-diam juga mengingatkan kami. Betapa menjijikkannya kalian!"
"Kaigan, aku tidak mengerti apa yang kau katakan." Suaraku gemetaran.
"Aku tidak mengundangmu untuk mengacaukan pesta." Beatrice muncul dalam raut marah.
Astaga, jadi Beatrice memang mengundang Kaigan. Hugo ternyata salah. Kalau begitu aku harus segera pergi.
"Oh, kau ingin sok menjadi pahlawan, Mrs.Martinez?"
"Kau bisa melakukan apapun di wilayahmu, tapi ini wilayahku."
"Kau berbicara seperti orang benar saja. Aku tahu kau ingin menindasnya juga. Bagaimana jika kita melakukannya bersama-sama?" tawar Axe.
"BEATRICE, POLISI!"
Maria berlari sementara suara gaduh terdengar cepat. Teriakan, umpatan dan sirine polisi.
"Kau menjebakku, Jalang!" Kaigan mendorong Beatrice.
"Aku tidak menjebakmu!"
"Awas kau!" ancam Kaigan.
"HEI KALIAN, DIAM DI SANA!" Polisi itu berteriak. Teman-teman Kaigan maju dan menabrak polisi tersebut. Dia sendirian dan terpijak begitu saja. Bagiamanapun instingku untuk bertahan hidup berkerja cepat. Aku berlari mengikuti Kaigan.
Kaigan berlari menuju mobilnya. Entah bagaimana aku memutuskan untuk masuk ke dalamnya.
"What the hell are you doing, Asian?"
"Aku mohon bawa aku pergi. Aku akan membalas kebaikanmu, sungguh!"
Kaigan mengumpat melihat polisi berjalan ke arah kami. Dia memijak pedal gas, melajukannya cepat tanpa peduli jika sebuah mobil tertabrak olehnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Desire |18+ END
RomanceJoana Richard seharusnya tidak jatuh cinta kepada Kaigan Wilson. Pria itu tidak segan menenggelamkan kepala Joana di kloset toilet yang kotor, karena tidak menyukai kehadirannya. Kaigan adalah laki-laki yang selalu mendapat apapun yang ia inginkan...