14.01

121 16 57
                                    

Cue !

.

.

.

💜💜💜

Ini hanya sedikit bagian dari ceritaku. Jangan berharap lebih banyak lagi karena main casts cerita ini tak hanya aku, bukan seperti cerita sebelah. HA HA KEJAM !

Baiklah kita mulai saja chapter khusus yang dibuat untukku

.

.

.

It's all about me, SUGA !

Ya, ya. Beginilah jika menyukai seorang gadis (ahh haruskah ku sebut dia wanita ?) yang karakternya tak jauh berbeda denganku. Hmm, benar, aku seperti berkaca.

Tapi, tidak-tidak. Dia jauh lebih berenergi daripada aku. Ketimbang mirip denganku, dia lebih mirip dengan... hahh.. seorang pria yang satu-satunya ku panggil kakak di grup yang ku naungi.

Sebentar ! Kata orang, semakin mirip semakin berjodoh. Tetapi, bukannya jika berbeda satu sama lain, bukannya saling melengkapi ?

Kita analogikan saja seperti gembok dan kunci. Berbeda kan bentuknya ? Namun, saat bertemu kunci yang pas, mereka akan saling mengikat.

Tunggu ! Kunci yang pas ?
Apakah dia bukan kunci yang pas untukku ?

(Sst.. jangan beritahu Yoongi. Dia akan mengamuk kalau Aera malah menganalogikan dirinya sendiri seperti Pipa dan Jembatan, bukan kunci apalagi untuknya. Karena Yoongi membenci Aera menganggap dirinya rendah. Ya walaupun Yoongi sering merendah-rendahkan Aera, tapi konteksnya bercanda)

Oke, langsung saja.

Tadi, dia ku hubungi mengenai apakah bisa dia ke rumahku karena ada sesuatu yang ingin ku diskusikan. Kalau dia membalasnya sebelum jam 8, ku harap dia mau tapi kalau keesokan harinya, sudahlah, berharap saja dengan tembok. Pasti dia banyak mengeluhnya.

Sebenarnya, aku bisa saja meminta bantuan manajer lain tapi berhubung mereka sudah mengenal dan dekat dengan Aera, aku tak tahu lagi siapa yang mesti ku mintai tolong.

Tentang apa ? Siapa mereka ?

Jawabannya adalah anak-anakku yang manis
He he he
Aku sudah punya anak-anak tapi ya aku juga menganggap mereka adik-adikku yang menggemaskan.

Cha ! Cha !

Sebelum itu, saat aku berteleponan dengan seseorang (tumben sekali, kan ?), aku merasa seseorang menghubungiku juga. Ku jauhkan ponselku dari telinga.

Sial, gadisku yang menelepon ! Bagaimana ini ? Aku tak bisa secara sepihak mematikan sambungan telepon ini. Benar ! Aku punya opsi lain.

"Kanman, ada yang menghubungiku. Ini penting. Kanman, eoh ?"

Buru-buru, aku mengalihkan ke panggilan selanjutnya namun...

Pip !

Dimatikan, yeoreobun !

Haruskah aku menyumpah serapahinya ? Baru saja aku akan menjawabnya, malah dimatikan sepihak. Kurang ajar kau, Shin Aera !

KIMINIVERSE (The Series of YUNGIVERSE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang