4. Meet

667 33 5
                                        

📍Incheon Airport

Saat ini Asnawi sudah sampai dibandara satu jam sebelum pesawatnya berangkat ke jepang. Ia sedang menyantap makan malam disalah satu restoran yang ada dibandara.
Karena jujur, perutnya keroncongan. Lapar karena belum makan dari selesai tanding tadi.
Ia tak kepikiran untuk menyantap apapun, karena ia benar2 dikejar oleh waktu.
Saat asik menyantap makanannya, ada sebuah panggilan masuk kedalam ponselnya.

Fuji.... Is calling

Asnawi melebarkan matanya ketika mendapati siapa yang menghubunginya. Fuji. Ia benar Fuji yang selama ini ia kagumi dan ia follow Instagramnya.

Cepat2 Asnawi menekan tombol accept dan sedikit berdeham sebelum mengeluarkan suaranya.

"Hallo"

"Hallo, Asnawi temennya Arhan ya?"

"Iyaaa"

"Gue Fuji, tadi Arhan minta tolong buat telponin elo. Katanya udah sampe bandara belum gitu"

"Oh, hai Fuji. Udah kok udah sampe bandara ini. Arhan kemana emang?"

"Dia lagi ngobrol sama keluarganya zizah, sama keluarganya juga. Tadinya mau telpon Lu dulu, tapi udah keburu dipanggil Abi. Jadi Arhan minta Gue buat telpon Elu"

"Oh gitu, okay Fuji. Nomor kamu, aku save ya"

"Oh iya save aja gak papa, nomer lu juga udah gue save kok. Ya udah gitu dulu ya Nawi, nanti kalo sampe lu belum ditelpon Arhan berarti Arhan ngga bisa jemput. Lu naik taxi aja katanya"

"Oke2 siap Fuji, Aku matiin ya telponnya. Mau masuk kegate dulu ini"

"Oh oke Nawi, Hati2 ya kalo ilang.. hehe oke bye"

"Bye.. Assalamualaikum"

"Oh iya Wa'alaikunsalam"

Begitu sambungan telpon terputus, Asnawi langsung membereskan barang2nya dan langsung mendorong koper kecilnya yang ia bawa untuk segera masuk kedalam pesawat dengan perasaan yang sulit diartikan.
Namun yang pasti ia sangat bahagia.

💛💛💛

📍Tokyo, Japan

Fuji keluar dari mobil yang disewa oleh keluarga Azizah bersama rombongan yang lain. Mereka baru saja pulang dari jalan-jalan menusuri kota tokyo pada malam hari. Fuji benar-benar menikmati masa liburannya kali ini jepang, ia merasa bebas dan dapat melakukan apapun.
Ia bisa melupakan sejenak pikiran dikepalanya dengan bersenda gurau dengan teman- teman Zizah yang sekarang sudah jadi temannya juga.

Fuji berjalan bersama Ratu dan Raffi dibelakang teman-temannya yang lain untuk masuk kedalam hotel. Sembari bersendau gurau, lalu tiba-tiba teman-temannya yang didepan berhenti di lobby yang otomatis membuat Fuji juga berhenti menanti apa yang terjadi didepan sana.

"Kenapa dah Key?" Tanya Ratu padah Kesya yang tepat berada didepan Ratu.

"Itu temennya Arhan yang digroup udah dateng"Jawab Kesya yang diangguki Ratu. "Jadi dijemput Arhan?"tanya Fuji,
"Kayanya"jawab Kesya dan kali ini Fuji yang mengangguk.
Sedangkan Raffi langsung memanggil sang teman Arhan dengan sangat santainya.
"Hay Capt, kapan nyampe Capt? Tanya Raffi pada Asnawi ketika Asnawi menghampirinya.
"Hayyy, baru aja nyampe.. "
"Gue Raffii Capt"
"Oh iyaa, Gue Asnawi"

Fuji hanya memandang Raffi dan Asnawi bergantian, tanda ia tak akan ikut nimbrung obrolan mereka. Namun tiba2, Asnawi mengalihkan perhatiannya pada Fuji, yang sedikit membuat Fuji tersentak kaget.

"Fuji ya?" Tanya Asnawi yang membuat Fuji mengangguk dan mengulurkan tangannya pada Asnawi.
"Fujianti, lu bisa panggil Fuji, Uti, anti atau piji"ucap Fuji dengan senyum khasnya.
"Asnawi, panggil Nawi kaya tadi aja enggak papa"
"Ngga ah ngga mau Nawi, panggil sayang aja gimana?"ucap Fuji yang mendapat sorakan dari temannya yang lain. Terutama dari Raffi, ia langsung mengalungkan lengannya pada leher Fuji dan menariknya menjauh dari kerumunan teman2 yang lain. "Sorry ya Capt, ini anak emang lagi mati rasa jadi hati sama mulut emang ngga nyambung" ucap Raffi menimpali ucapan Fuji yang membuat Asnawi tersenyum kikuk.

"Lu kalo gabut, ngga usah bikin anak orang baper"ucap Raffi yang membuat Fuji tertawa.

"Masa kek gitu doang bisa jatuh cinta si fi"
"Namanya orang suka, ngga ada yang tau ya ji"
"Buktinya lu ngga"
"Ya jangan lu samain sama gua"
"Ya siapa lagi, orang lu doang sama irzan yang sering gue panggil Sayang"
"Ya udah samain sama Irzan"ucap Raffi.
"Duh ngga dulu lah kalo Irzan, cakep doang dia mah, otaknya ngga ada" ucap Fuji yang membuat Irzan menoyor kepala Fuji.

"Eh Gua masih punya otak ya, Lu tuh yang udah tinggal separo"Balas Irzan pada Fuji.
"Dih mending gue separo, lu udah ngga ada zan. Beneran dah. Muka lu doang kaya orang bener. Kelakuan mah minus"
"Mulut lu ya tii"Ucap Irzan yang langsung mengejar Fuji yang langsung melarikan diri itu.

Dan semua yang dilakukan Fuji tak terlepas dari pandangan seseorang, ya yang tak lain adalah Asnawi.

<3

Pagi menjelang, sekitar pukul sepuluh semua orang sudah berkumpul dilobby hotel untuk pergi mencari sarapan yang jaraknya dekat dengan tempat mereka tinggal.

Namun, tidak semua. Ada beberapa yang tak ikut untuk mencari sarapan, ia adalah Ratu, Azizah, Anya, Arhan, Fuji, Collin, Raffi dan Asnawi. Mereka masih asik dengan dunia mereka masing-masing.
Azizah dan Anya masih terlelap dikamarnya, Ratu masih mandi dan ingin mencari sarapan diseven elefen, sebuah minimarket yang menyediakan banyak makanan instan disana bersama Fuji, Asnawi juga tidak ikut rombongan karena rasanya masih sungkan dengan teman2nya Zizah, apalagi teman sekamarnya-Collin dan Raffi- masih terlelap di kasur, Sedangkan Arhan pergi latihan diklup bolanya,

Fuji yang bosan karena menunggu Ratu yang masih belum siap, akhirnya memutuskan untuk keluar dari hotel terlebih dahulu, dan berjalan-jalan sebentar. Namun nyatanya Fuji tidak berjalan-jalan, ia hanya duduk disalah satu sofa yang tersedia lobby.
Ia hanya menatap kaca besar dihadapannya yang menampakkan hiruk pikuk kota Tokyo pada pagi hari.

Rasanya terlalu Ramai dan bising disana, tapi tidak di hati dan pikiran Fuji saat ini. Hanya sebuah kehampaan dan kekosongan. Lima bulan sudah berlalu, sudah banyak hal yang terjadi , namun tetap saja rasa sakit itu masih terasa bagi Fuji.

Bagaimana ia begitu merasakan kenyamanan, merasakan dipuja, merasakan dicintai namun dalam sekejap ia dicampakkan dan tidak dianggap.
Tak terasa air mata Fuji menetes ketika mengingat semua kejadian itu, dengan buru-buru Fuji menghapus air matanya. Namun bukannya berhenti, air matanya malah semakin deras.

"Pagi-pagi nangisin apa?"ucap seseorang yang tiba-tiba datang dan memberikan sekotak tissu pada Fuji.

"Asnawi"gumam Fuji lalu mengambil beberapa helai tissue lalu menempelkannya pada kedua pipi agar air matanya kering. Tapi tak segampang itu.

"Ngapain pagi-pagi nangis?"tanya Asnawi yang mendapat gelengan dari Fuji.
"Lu ngga ikut nyari sarapan bareng yang lain?" Tanya Fuji mengalihkan pembicaraan.
"Ngga, Collin sama Raffi masih tidur. Takut ngga nyambung" jawab Asnawi, ia tau jika Fuji tak ingin membahas mengapa ia menangis. "Kamu ngga ikut?"
"Ngga, Gue pengen ke sevel bareng Ratu. Mau jajan aja, lagian mereka makan, makanan indo" jawab Fuji yang kembali mengambil tissue.
" Trus Ratunya mana?"
"Ratu tadi masih mandi, dari pada bosen jadi keluar aja gue"
"Kayanya mending didalem bosen, dari pada mojok disini tapi malah nangis"ucap Asnawi lagi.
"Siapa yang nangis si wi, orang ngga nangis"ucap Fuji seraya mengambil ponselnya yang berdenting pertanda ada sebuah pesan masuk.

Ratuuu
Pi, lu ke sevel sendiri aja gimana?
Gue mules banget pii
Gpp yaa?

Lah ngapa tiba-tiba mules dah tuu
Ya udah gue keatas aja, ngga usah kesevel deh...
Ehh atau mau gue beliin obat dulu?

Ratuuu
Boleh pii
Beliin obat biar ngga diare gue..

Oke

Fuji menaruh kembali ponselnya kedalam tas lalu ia merapikan rambutnya seraya bertanya kemana Asnawi akan pergi.

"Ngga kemana-mana sih, kenapa?"

"Ohh gpp, gue mau kesevel sekarang.. Ratu ngga jadi ikut, sakit perut katanya"ucap Fuji lalu berdiri dari duduknya.
"Ya udah Aku temenin, sekalian mau beli buat sarapan."
"Ya udah yokk"

Akhirnya mereka berdua pergi keseven eleven bersama, jauh di belakang mereka ada Ratu yang tengah tersenyum merekah melihat Fuji dan Asnawi pergi bersama. Misinya berhasil membuat Asnawi dan Fuji pergi bersama.

....

Cintanya CaptTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang