08.Berpisah

584 36 8
                                        

Hayyyy hayyyyyyy maap lamaa yaaa, authornya lagi sibukkk bangett sama dunia nyata nihhhhh.
Makasiii yaa udahh mau bacaaa cerita akuu yang super duper haluuuu, itung-itung ngobatin kangennn yaa sama ini couple❤

Enjoyyy guyssssss❤❤






Tepat pukul 6 pagi Asnawi sudah siap untuk pulang Ke Korea terlebih dahulu. Ia sudah selesai berpamitan dengan kedua orang tua Azizah dan juga Arhan Zizah, kedua orang tua Arhan dan teman2 yang lain semalam. Karena takut akan membangunkan mereka pagi ini.

Namun, ia sekarang sedang berdiri didepan pintu kamar hotel seseorang dan telah mengetuk pintu tersebut sebanyak tiga kali dan belum ada tanda2 akan dibukakan oleh sang penghuni. Segera Asnawi mengambil ponselnya dan mulai mencoba menghubungi nomor Fuji yang sudah ia sematkan pada aplikasi WhatsAppnya agar segera dibukakan pintu. Ya, Asnawi sedang berada didepan kamar Fuji dan Ratu.

Asnawi mulai gelisah karena Fuji tak jua mengangkat panggilannya dan juga tak ada tanda2nya pintu kamar terbuka. Akhirnya Asnawi menghubungi nomor Ratu, agar dibukakan pintu kamar karena ia harus segera kebandara.
"Hallo Capt"

"Hallo Tu, Fuji kemana ya?"

"Masih molor nih anaknya, kenapa?"

"Gue didepan Tu, bisa minta tolong bukain pintu ngga? Gue harus cabut sekarang nih. Mau pamitan dulu smaa Uti"

"Oh iya-iya Capt, bentar yoww"

Ratu langsung memutuskan sambungan telpnya dan tak lama setelah menutup telpone, pintu kamar langsung terbuka oleh Ratu.

"Langsung masuk aja Capt, gue mau kekamar Maria. Mau ngambil baju Capt"

"Lah, ngga usah pergi lu. Gue bentaran doang"

"Udah gak papa, masuk sono. Bangunin Fuji sendiri. Gue bangunin ngga bergerak"ucap Ratu langsung meninggalkan Asnawi yang langsung masuk kedalam kamar, ia tak mau menbuang waktu untuk berdebat dengan Ratu perihal tidak penting.

Begitu masuk kedalam kamar, Asnawi langsung melihat sang pujaan hati masih meringkuk diatas kasur dengan dibalut selimut. Ia langsung menghampiri Fuji dan duduk dipinggir kasur, menghadap keFuji.

"Ti, Aku mau pamit nih"ucap Asnawi lembut seraya menepikan rambut yanb menghalangi wajah gadis cantiknya.
Namun ucapan Asnawi tidak berpengaruh apapun pada Fuji, ia masih saja asik dengan mimpinya.
"Capek banget kakinya?"
Masih tidak ada jawaban apapun dari Fuji.

"Ya udah aku pamit pulang korea dulu yaa, kamu lanjut tidur lagi. Nanti aku kabarin lagi kalo dah sampe Korea"ucap Asnawi lalu mengusap lembut kening Fuji yang berkerut.
Asnawi tersenyum lalu dengan berat hati ia mulai berdiri dari duduknya, rasanya ia berat sekali untuk kembali kekorea hari ini, karena ia masih ingin bersama gadis pujaan hatinya.

"Ngghhh"

Asnawi langsung menolehkan kepalanya ketika mendengar sesorang sedang menggeliat, "Capekk banget ya?" Ulang Asnawi lalu kembali duduk menghadap ke Fuji.

"Iyaah, mau kebandara sekarang?"tanya Fuji lalu mendudukan diri, menyamakan posisi dengan Asnawi.
"Iya nih, biar ngga buru-buru nanti di Bandara. Tadi malem sempet dipakein koyo ngga kakinya?"
"Sempet, tapi kaya ngga berasa tau Wi koyonya"
"Masa? Saking capeknya yaaa"tanya Asnawi lalu diangguki Fuji "Ya udah nanti bobo aja dihotel, istirahat. Biar ngga makin pegel kakinya"
"Ngga mau ah, mumpung dijepang. Mau mainnn, nantii kalo di Jakarta ngga bisa jalan-jalan bebas"
"Ya udah, jalan-jalan. Tapi kalo capek istirahat, oke?"
"Okayyy, kebandara dianterin siapa wi? Mau dianterin ngga?"
"Ngga perluu, kamu istirahat ajah. Aku udah diorderin mobil ke hotel sama Abinya Zizah, ini tinggal berangkat aja"
"Ya udah ayo gue anter kebawah"
"Udah, kamu disini aja. Gpp. Nanti aku makin berat buat pulang duluan kalo kamu ikut nganter kebawah "
"Alah lebayy, ngga papa kaliii ah ayo gue anter kebawah "Ucap Fuji sudah turun dari kasur dan ingin bersiap-siap intuk mengantar Asnawi. " Kasian banget, mau pulang tapi ngga ada yang nganter"
"Utii, denger"ucap Asnawi lalu menghalangi langkah Fuji dengan memeganh kedua pundak milik Fuji.
"Aku pulang korea duluan yah, aku kerja dulu dan kejar mimpiku dulu. Kamu disini dulu main sama temen-temen, besok pulangnya hati-hati. Nanti kalo aku pulang keindo kamu baru boleh jemput aku dibandara, oke?" Ucap Asnawi panjang pada Fuji dan menatap kedua mata Fuji dengan dalam. Hal itu sukses membuat Fuji terpana seperkian detik dan menganggukan kepala tanpa bersuara.

Cintanya CaptTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang