Chapter 11

1.1K 67 2
                                    

Happy Reading..

.

.

.

.

3 bulan berlalu begitu saja, hari ini adalah hari terakhir Dunk bekerja diperusahaan magangnya. Joong pernah bilang, kalau Dunk lebih baik bekerja di perusahaannya.

Namun, Dunk bilang pada Joong bahwa dia akan memikirkannya terlebih dahulu.

Dunk tak ingin terlalu dekat dengan Joong, dia masih tetap pada pendiriannya untuk lepas dari Joong.

Dunk juga sudah bosan berada diantara Joong dan Nine. Belum lagi segala serangan yang Nine tunjukan padanya, walaupun tak secara langsung. Kadang Dunk berpikir bahwa Joong masih lebih mementingkan Nine dibandingkan dengannya.

Dunk lelah, andaikan Joong bisa bersikap tegas. Maka semua hal ini tak akan terjadi.

"Dunk." Panggil Joong, saat melihat Dunk yang kini berada dihadapannya.

"Aku ingin bicara tentang masalah, pengangkatan pekerjaan magangku." Ucap Dunk.

"Kau sudah memutuskannya? Kau akan bekerja disini bukan?" Tanya Joong dengan senyuman yang terukir dibibirnya.

"Tidak, aku rasa statusku tak mengijinkan ku bekerja disini."

"Status? Apa maksudmu? Semua orang sudah tau kau kekasihku. Mereka tak akan melakukan hal yang buruk lagi padamu." Heran Joong.

"Ya, benar. Tapi, karena status itulah yang membuatku kadang tak enak berpas-pasan dengan karyawan senior. Mereka terlalu memperlakukanku hati-hati, seolah aku pemilik perusahaan ini." Ucap Dunk tak terima.

"Bukankah itu bagus, kau memang pemilik perusahaan ini. Aku pernah bilang, bahwa aku bisa memberikan apapun untukmu. Termasuk perusahaan ini."

"..." Dunk terdiam, benarkah. Apa Joong bodoh, atau dia setengah gila karena beberapa bulan lalu Dunk tinggalkan.

"Perusahaan ini milikmu, aku tak membutuhkan apapun darimu. Aku perjelas sekali lagi, aku tak akan bekerja di perusahaanmu. Kau-.."

"Dunk!" Bentak Joong, membuat Dunk tertegun.

"Apa kau akan meninggalkanku lagi, bukankah beberapa bulan ini hubungan kita membaik? Bagaimana mungkin kau akan meninggalkanku lagi." Ucap Joong tak terima, berubah lembut. Lalu, menarik tangan Dunk, mengecupi salah satu tangan Dunk dengan posesif.

"Apa kau tak mengerti juga, aku hanya tak ingin bekerja diperusahaanmu. Aku lelah melihat setiap hari Nine seperti Klein keluar masuk ruanganmu, apa yang dia lakukan dan apa yang orang lain pikirkan itu membuatku benar-benar tak nyaman, apa kau pikir aku senang dalam keadaan seperti ini untuk bekerja. Aku tak nyaman, benar-benar tak nyaman." Teriak Dunk putus asa.

Joong berdiri, lalu menghampiri sang kekasih yang kini tengah menangis dihadapannya.

Usapan lembut Joong layangkan pada kelopak mata Dunk.

"Maafkan aku, lagi-lagi aku membuatmu menangis. Aku janji akan menyelesaikan urusanku dengan Nine, aku pastikan dia tak akan menemuiku atau ada diantara kita berdua lagi." Bujuk Joong.

"Tapi, kau selalu mengingkari hal itu. Karena, pada nyatanya kau selalu berhubungan dengannya. Bahkan karyawanpun tau bagaimana perhatiannya dirimu padanya."

"Aku hanya mencintaimu, dia yang menemuiku. Bukan keinginanku dia menemuiku, aku janji ini yang terakhir kalinya. Aku akan membuat dia menjauh, percayalah hm.." Bujuk Joong lagi, dia harus bisa meyakinkan Dunk. Karena, ia tak mau hal ini merusak rencana berbaikan mereka lagi.

CRIMINAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang