Happy Reading...
.
.
.
.
Matahari semakin tergelincir kebawah, hingga menampakkan warna jingga yg begitu indah untuk beberapa saat.
Namun, itu tak bertahan lama. Sampai sang rembulan menggantikan sang matahari.
Dunk dengan cepat membereskan berkas-berkas yg telah ia susun dengan rapih.
Akhirnya ia pulang walau agak terlambat.
Jam sudah menunjukan pukul 19.03 dari arloji yg dikenakan Dunk. Ia berjalan menuju parkiran tempat ia bekerja, tanpa mengetahui sosok lain yg kini tengah bersandar pada mobilnya. Menatap sosok Dunk yg lama kelamaan menampakkan sosok jelitanya.
"Apakah lelah, bekerja diperusahaanku, sayang?."
Suara itu menghentikan langkah menunduk Dunk, yg dari tadi menatap ponselnya membalas pesan sang adik.
Hingga, tanpa sadar ponsel itu terjatuh dan membuat beberapa retakan pada layarnya.
Dunk menatap sosok didepannya dengan penuh rasa gelisah.
"J-Joong." Ucap Dunk lirih, lalu tanpa memikirkan apapun lagi. Ia berlari untuk menghindari sosok itu.
Namun, sayang Joong yg sudah mengantisipasi pergerakan Dunk dengan cepat mencengkram pergelangan tangan Dunk dan menyeretnya dengan mudah memasuki mobilnya.
Brak
Pintu tertutup dan terkunci dengan rapat, dari luar.
Dunk menatap sosok yg kini berada didepan kemudi dengan takut.
"Apa lagi yg kau inginkan, Joong Archen!" Teriak Dunk memberanikan diri dengan menyembunyikan tangannya yg kian lama semakin bergetar tak terkendali.
Rindu, takut, cemas dan sakit. Itulah yg saat ini dirasakan oleh Dunk, berbeda dengan Joong yang hanya merasakan kemarahan yg meluap-luap.
Tatapan Joong menatap tajam sosok yg kini berada disampingnya, cengkraman tangan Joong pada tangan Dunk kian mengerat.
"Tak cukupkah semua rasa sakit yg kau berikan selama ini!?"
Teriakan Dunk kembali terdengar, membuat Joong perlahan menatap Dunk dengan setitik rasa bersalah dihatinya.
"Kau tak mendengarkan pen-..
"Cukup! Alasan apa lagi yang ingin kau berikan padaku! Joong Archen, kita sudah berak-..
"Tidak! Aku tak pernah mengakhiri hubungan ini! Kau yg pergi begitu saja tanpa mendengarkan penjelasan ku Dunk!" Potong Joong lagi, dia menatap lekat sosok didepannya.
"Penjelasan? Kau lucu sekali Joong Archen! Apa lagi penjelasan yg akan kau buat? Apa kau pikir aku anak berumur 3 tahun yg tak tau apa yang kau lakukan dengan mantan kekasih- ah .. mungkin kau belum mengakhirinya dan hanya menjadikan aku sebagai pemuas dahaga sesaatmu saja!" Teriak Dunk, dengan air mata yg mulai menggenang dipelupuk matanya.
Dunk sungguh merindukan sosok yg ada didepannya saat ini, tapi rasa takut, cemas dan sakit terasa lebih menguasai hatinya. Takut pada menghadapi sosok yg amat dia cinta, cemas karena ia tak ingin hal dulu kembali terulang dan Sakit akan hal yang dilakukan Joong dulu dibelakangnya.
"Ini tidak seperti yang kau pikirkan, kau tau sendiri aku hanya mencintaimu Dunk. Nine hanya masalaluku, bisakah kau mengerti saat itu Nine-...
"Ya saat itu Nine mengunjungimu dan dengan gampangnya kau menyambut dan mempersilahkan dia kembali, menjadi duri dalam hubungan kita. Kau mulai tak memperdulikanku, dan lebih memilih menghabiskan waktu bersamanya hingga kau TIDUR DENGANNYA! Benar begitu Joong Archen Aydin." Potong Dunk.

KAMU SEDANG MEMBACA
CRIMINAL
FanfictionKalau cara lembut aku tak bisa memilikimu, maka aku akan menjadi seorang CRIMINAL untuk mendapatkan mu - Joong and Pond. Boy Love Joylada PodPhuwin JoongDunk