Criminal 3

701 52 0
                                    

Happy Reading...

.

.

.

Hoam

Phuwin menutup mulutnya, ia baru saja keluar dari Restoran tempat ia kerja. Harusnya tadi ia mendengarkan sang kakak dulu untuk tidur sebentar. Namun, entah karena ia terlalu semangat melakukan tugasnya, Phuwin mengerjakan semuanya dalam waktu 2 jam. Dunk pun hanya menggelengkan kepalanya saat melihat Phuwin yg masih duduk menghadap laptopnya.

15 menit kemudian dia sampai rumah, dengan mengendarai sepeda motor sang kakak.

Phuwin benar-benar merindukan kasurnya, kalau ia tak ingat belum mandi. Mungkin saat pulang ia akan langsung membaringkan tubuhnya diatas ranjang.

.

.

.

Keesokan paginya, Dunk melihat sang adik yg tertidur dikamarnya. Ia menyiapkan sarapan lalu pergi kekantor tempat ia bekerja.

Saat sampai ia melihat sudah banyak tumpukan kertas yg harus ia kerjakan.

"Dunk, tolong photo copy semua itu jadi 30 lembar masing-masing. Soalnya kami akan mengadakan rapat satu jam lagi." Perintah salah satu karyawan di divisi tempat Dunk bekerja. Dia memang senior Dunk di perusahaan dan dia baru mengenal orang itu beberapa hari ini. Tapi, ia menyadari kadang dia di perbudak oleh mereka.

Dunk hanya menghelan napas dan berlalu sambil membawa berkas keruangan tempat photo copy.

Tanpa menyadari sosok yg melihatnya dari jauh.

Beberapa karyawan membungkuk kearahnya.

"Selamat Pagi, President."

Sapaan mereka, diangguki acuh tak acuh oleh sang atasan.

"Kau sudah mendapatkan file yg kuminta kemarin?" Tanya Joong.

"Sudah Presdir, semuanya sudah ada di meja anda." Ucap sang sekertaris. Joong pun berjalan menuju ruangannya diikuti sang sekretaris.

.

Kata demi kata Joong baca seluruh CV yg ada dihadapannya.

'Ternyata ini memang kau, Dunk Natachai.' -pikir Joong, tanpa sadar ia meremas CV yg ia genggam.

"Mau lari kemana lagi kau, aku akan membuatmu berada dalam genggamanku lagi, Dunk Natachai." Geram Joong, lalu melempar CV itu kedalam tong sampah.

.

.

.

.

.

Phuwin masih mengantuk, ia lupa kalau ada kuliah pagi hari ini. Hingga, ia hampir saja telat memasuki jam kuliah dosennya.

Entah untung atau sial, kini ia ada didalam mobil bersama Pond. Kenapa bisa? Tentu saja karena dia tak ingin telat di jam dosen killer.

Pada saat ia berjalan menuju ke halter bus untuk mempersingkat waktu. Bus itu tampak sangat penuh, ia tak ingin berdesak-desakan. Tapi, kalau ia berjalan kaki ke kampusnya. Itu hanya Akan membuat dirinya semakin telat memasuki kelas sang dosen. Hingga, sebuah Mobil berhenti dibelakang bus yg akan ia tumpangi. Dengan teriakan Pond yg membuatnya malu, ia memutuskan untuk menaiki mobil dari orang gila yg terus meneriakkan namanya itu dengan wajah yg ditekuk kesal.

Dan akhirnya ia sampai digedung parkiran kampusnya dengan waktu 5 menit sebelum kelas di mulai.

Tanpa mengatakan terimakasihnya pada Pond, Phuwin berlari kearah kelasnya. Meninggalkan Pond yg tadinya ingin menggandeng tangan sosok yg ia cintai itu, menuju kelas Phuwin.

CRIMINAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang