Happy Reading...
.
.
.
Seperti anak ayam, Pond terus mengelilingi Phuwin yang kini tengah memperiapkan alat melukis, seperti cat yang akan ia padukan atau alat penyangga lukis yang ia atur posisinya sedemikian rupa.
Phuwin ingin melukis Taman dikampusnya ini. Ia hanya ingin mengingatkan temannya, berapa menyenangkannya susana kampus.
Tapi, sepertinya Phuwin harus mengurus satu sosok yg kini tengah duduk disampingnya tak diam.
"Pond, duduk diam disana. Aku akan melukismu." Ucap Phuwin, menghentikan perkataan dan pertanyaan tak berguna Pond padanya.
"Benarkah? O..oh baiklah." Ujar Pond dengan seneng hati. Lalu, duduk dibangku yang agak jauh dari Phuwin, ya bangku yang tadi ditunjuk oleh Phuwin.
Dengan penuh senyuman ia berpose dibangku itu, membuat Phuwin lagi-lagi hanya menggelengkan kepalanya.
Noda seperti Pond tak akan pernah bisa hilang, dia akan terus merekat dan menempel padanya. Jadi, jalan satu-satunya hanya mengacuhkan Pond, walaupun kadang ia tak bisa acuh begitu saja. Karena, melihat seberapa mengganggunya Pond Naravit. Dia akan terus berbicara, walaupun tanpa balasan. Ia akan terus bertingkah tanpa direspon dan dia akan melakukan hal apapun tanpa Phuwin minta.
Rasanya Phuwin bener-benar stres melihat Pond yang selalu bergelantungan disekitarnya. Seperti monyet yang selalu ingin menarik perhatian penonton, itulah Pond dimatanya kalau sudah berperilaku tak jelas atau membuat gerakan seperti memujanya.
Tapi, entah bagaimana. Phuwin seolah semakin terbiasa dengan keberadaan Pond disekitarnya, apa lagi Phuwin tak mempunyai seorang temanpun. Karena, Pond yang selalu berada disampingnya membuat teman-temannya takut mendekatinya.
Beberapa detik berlalu, menjadi menit dan Jam. Pukul 5 sore, Phuwin menghentikan pergerakannya. Lukisannya hanya sedikit lagi selesai, tapi Phuwin sudah tak tahan melihat Pond yg diam dengan posisinya dalam satu jam dibangku sana.
(aku percepat ya walaupun sebenarnya proses melukis itu menghabiskan hampir bisa satu atau 2 hari, dari cat dasar nunggu keringnya dan sebagainya lalu di lukis dulu pakai pensil bagi buat pemula dengan tipis, lalu barulah membentuk beberapa hal dan masih panjang lagi prosesnya yg jelas melukis itu menghabiskan waktu sampai satu harian penuh atau lebih.)
"Mau sampai kau berpose di sana! Aku sudah selesai." Teriak Phuwin, membuat Pond yg tengah berpose merenggangkan tangannya. Lalu, menghampiri Phuwin.
"Bagaimana? Apa sudah jadi?" Tanya Pond, sambil melihat lukisan Phuwin.
"Wow..indah sekali, kau memang yg paling berbakat sayang, apa lagi dengan aku yang ada disana. Lukisanmu semakin sempurna sayang." Puji Pond, yang terdengar sangat berlebihan ditelinga Phuwin. Entah dia memuji lukisan Phuwin atau melebih-lebihkan keberadaannya disana dalam lukisan Phuwin.
"Tentu saja, aku sangat berbakat. Tidak bodoh sepertimu." Sarkas Phuwin, lalu meninggalkan Pond begitu saja.
"Tunggu aku sayang, bagaimana kalau kau ku antar pulang. Sebentar lagi hujan, kau lihat awan sudah mendung. Ingat kau baru saja melukis, kau tak mau lukisan yg susah payah kau buat rusak bukan?" Rayu Pond.
"Tidak, aku akan naik Bus." Tolak Phuwin, lalu berjalan lebih cepat.
" Ini jam pulang kerja, kau bisa berdesakan nantinya. Lukisanmu bisa rusak, mau ya pulang denganku.. na.. na.." Rayu Pond lagi.
Kali ini Phuwin mempertimbangkannya.
Benar juga, pukul 5 sore adalah tempat semua orang pulang bekerja jadi pasti bus kembali berdesak-desakkan dan kalau ia jalan kaki, sebentar lagi hujan. Phuwin terus bergulat dengan pikirannya, tanpa menyadari Pond yg kini berjalan menghilang dari tempatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
CRIMINAL
FanfikceKalau cara lembut aku tak bisa memilikimu, maka aku akan menjadi seorang CRIMINAL untuk mendapatkan mu - Joong and Pond. Boy Love Joylada PodPhuwin JoongDunk