Penyelesaian masalah

61 15 0
                                    

Kini Faul, Lesti dan Selfi sudah berada di depan sebuah club. faules melirik Selfi, sementara Selfi menyuruh mereka untuk menunggu sebentar.

"Seharusnya dia sudah keluar jam segini.." ucap Selfi sembari melihat jam di pergelangan tangannya.

"Siapa?.." tanya faules penasaran.

"Nah tuh dia.." unjuk Selfi, faules mengikuti arah yang di tunjuk Selfi.

"HaH!?!.." kaget mereka, begitu terperanjat kaget melihat siapa yang di bicarakan Selfi, keduanya melihat Selfi dan orang itu secara bergantian. Mereka menaikkan sebelah alisnya.

"Dia kembaranmu?.." tanya Faul.

"Hahaha! Bukan... Dia memang orang yang mirip denganku... Dan nama dia adalah Meldha, kamu tau kan, di dunia ini kita memiliki 7 kembaran. Hahaha!.." tuturnya masih tertawa.

"Bagaimana kamu bisa tau?.." tanya Faul penasaran, begitu pun lesti.

"Aku menyuruh seorang kenalan untuk menyelidikinya.." jujurnya.

"Aku menyelidiki semuanya, karena aku ingin meluruskan kesalahpahaman diantara kita... Selama Dua hari ini, aku tak henti-henti menyelidiki pemuda itu, dan aku mendapatkan jawabannya di sini.." ujar Selfi.

Faul menatap Selfi begitu dalam, sementara Lesti, dia begitu kagum pada gadis itu. Apakah itu bukti ketulusan seorang wanita dalam pertemanannya yang mungkin tidak akan abadi atau mungkin hanya gadis itu yang bisa menjalankannya dan membuatnya jadi abadi?.

"Terimakasih atas segalanya.." ujar Faul, Selfi tersenyum seraya mengacungkan jempol.

"Uhm! Kyknya aku lapar.." seru Lesti menyadarkan mereka.

"Kamu ingin makan sesuatu?.." tanya Selfi, Lesti mengangguk cepat.

"Bagaimana dengan pecel lele?.." ide Selfi, gadis itu mengganguk cepat.

"Aku sangat menyukainya.." sahutnya.

"Baiklah! Hari ini aku yang akan mentraktir kalian.." tuturnya.

"Yes!.." Lesti begitu senang mendengar, sementara Faul seperti biasa. Dia begitu malu dengan tingkah sang adik.

•••••

"Aku akan mengatakan ini lagi... Tapi tolong jangan judge me... Anggap saja karena aku sudah terlalu putus asa untuk mengatakannya.."

"Apa?.."

"Wajahmu terlihat familiar Faul. Do I know you? It's like I know you before.."

"Selfi... Kamu sudah pernah mengatakan itu.."

"Ya! Seperti yang aku katakan tadi... Dan aku ingin mengatakannya lagi, karena aku sudah terlalu putus asa.."

"Btw... Ini udah malem banget.." seru Selfi melihat jam di mobil Faul.

"Iya juga ya, gak kerasa udah malam aja.." ucap Faul.

"Les-... Tidur ternyata orangnya.." ucap Selfi.

"Kyknya dia ngantuk berat.." seru Faul.

"Iya, ya udah, titip salam aja. Aku pamit ya.." ucapnya seraya membuka pintu mobil.

"Ouh iya... Terimakasih Faul... Untuk hari ini. Hati-hati di jalan.." ucapnya tersenyum, tak lama Selfi pun berlalu turun dari mobil Faul.

Tok tok tok...

"Iya?.." tanya Faul menurunkan kaca.

"Aku sepertinya mengingatnya.." ucap Selfi.

"Mengingat apa?.." tanya Faul bingung.

"Yang aku bilang sebelumnya... Wajah kamu terlihat familiar di ingatanku... Kita pernah bertemu di NY, kan? Di mana kuliahmu? Apa kamu berkuliah di NY? Jika benar, pantas saja wajah kamu terlihat familiar.." ujar Selfi begitu percaya diri.

"A-.."

"Kakak.."

"Ada adikku. Cepatlah bawa mobilmu pergi Faul. Kamu pasti tidak akan tahan jika dia menanyakan banyak hal yang ekstrim. Cepatlah pergi.." usirnya.

"Daahh.." Selfi melambaikan tangan sembari tersenyum manis, lalu pergi menghampiri adiknya, Rara.

"Adek... Adek kok belum tidur jam segini? Ini udah malam loh, kok masih belum tidur.."

"Aku nungguin kakaklah. Itu siapa? Kakak di antara pulang sama siapa? Berani banget tuh orang bawa anak gadis sampai malem kyk gini. Kakak gak di apa-apain kan sama dia?.."

"Enggak kok sayang, lagi pula. Dia orang baik. Dan kita gak pergi berdua juga, ada anak perempuan lain juga.."

"Benarkah? Siapa emang?.."

"Ada deh, ya udah yuk masuk. Dingin banget udaranya malam ini.."

"Aku pengen liat orang itu dulu.."

"Eeeeh, gak bisa! Ini udah malam, kita harus masuk.."

Faul tersenyum dari dalam mobil karena mendengar perbincangan kedua adik kakak itu, ia kemudian melajukan mobilnya saat memastikan Selfi dan adiknya Rara sudah benar-benar menghilang dari balik pintu rumah mereka.

"So? Kalian pernah bertemu sebelumnya?.." tanya Lesti dengan tiba-tiba, membuat abangnya kaget bukan kepalang.

"Lesti!! Kalo kita kenapa-kenapa gimana?.." seru Faul mengomeli adiknya, Sementara sang empu hanya cengengesan tak berdosa.

"Jadi? Kalian pernah bertemu?.." tanya Lesti lagi.

"Mungkin kali yak? Soalnya kan abang kuliah di sana juga. Bisa jadi juga gak sih?.." bales Faul.

"Tapi, ya kali. Kakak Selfi mengingat setiap wajah yang lewat dekat dengannya, kecuali orang yang membantunya, mungkin tapi?.."

"Betul juga ya.." seru Faul.

"Abang pernah nolongin orang sebelumnya? Di sana?.." tanya Lesti, Faul menggeleng.

"Dihh, abang mah emang gak punya rasa manusiawi, gak punya rasa empati. Jangan bilang, orang jatuh di depan abang. Abang abaikan juga?.." Faul mengangguk, membuat adiknya jengkel akan dirinya.

"Emang, emang udahlah bang.." pasrah Lesti.

"Eh atau jangan-jangan, orang yang jatuh di depan abang, terus abang abaikan. Jangan-jangan dia kakak Selfi?.." seru Lesti.

"Masa sih?.." bales Faul tak percaya.

"Lah? Atau jangan-jangan, kakak Selfi lagi mencoba mengingat kembali, siapa abang. Dan nanti dia bakal balas dendam sama abang karena abang mengabaikannya waktu dia jatuh.." tutur Lesti menakut-nakuti.

"Aihh! Gak mungkin ah.." acuhnya.

"Baiklah.." seru Lesti kagum.

•••••

Selesai membersihkan diri, Faul merebahkan tubuhnya di kasur. Pemuda itu menatap langit-langit kamarnya seraya memejamkan matanya.

"Aku akan mengatakan ini lagi... Tapi tolong jangan judge me... Anggap saja karena aku sudah terlalu putus asa untuk mengatakannya.."

"Apa?.."

"Wajahmu terlihat familiar Faul. Do I know you? It's like I know you before.."

"Selfi... Kamu sudah pernah mengatakan itu.."

"Ya! Seperti yang aku katakan tadi... Dan aku ingin mengatakannya lagi, karena aku sudah terlalu putus asa.."




Geessss back to my new story....
Jangan lupa vote ya, karena itu gratis.
Dan jangan lupa juga comments, tapi commentnya harus jauh dari kata 'NEXT' hahah. Byeeee....

PANGGILAN CINTA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang