Calmen nih bos!

69 11 0
                                    

Seminggu setelah pertunangan fasel berlangsung, kini keduanya tengah di sibukkan dengan persiapan mereka...

"Assalamu'alaikum, tante.." salamnya sembari menyalami bunda dari sang tunangan.

"Wa'alaikumsalam, calmen.." jawabnya.

"Calmen? Apa itu tante?.." bingung Faul.

"Calon menantu, bang.." sahut Rara yang baru datang membawa secangkir teh untuk sang bunda.

Faul menyembunyikan senyumnya dan hanya mengangguk paham, tapi itu tak hilang dari pandangan ibunda Selfi. Bunda tersenyum melihat reaksi Faul, tapi di satu sisi... Di satu sisi, hati dan pikirannya sedang tidak sinkron, karena memikirkan pemuda yang akan menjadi bagian dari keluarga besarnya ini, namun dia segera menggeleng cepat dan menenangkan pikirannya.

"Ada apa bunda?.." tanya Rara yang sejak tadi memperhatikan sang bunda.

"Ah tidak sayang... Oh iya, itu abang kamu di bikinin minuman sekalian.." titahnya.

"Iyo... Abang mau minum apa?.."

"Apa aja dek, semua bisa abang minuman, heheh.." balesnya, Rara memutar bola matanya malas dan pergi.

"Nak Faul sudah memutuskan? Setelah menikah mau menetap di Indo atau NY? Karena kebetulan takdir kalian juga sama-sama sedang belajar di sana, jadi gimana nih keputusannya? Apa kalian sudah membuat keputusan?.." tanya bunda.

"Belum tante... Tapi, Faul sedang mendiskusikannya sama Selfi... Dia bilang, masih tunggu waktu yang tepat.." ujarnya.

"Iya bunda, aku masih butuh waktu untuk memikirkannya.." sahut Selfi yang baru datang.

Bunda mengangguk mengerti, tapi Selfi melihat wajah sendu sang bunda yang membuat hatinya kacau.

"Bunda.." Selfi menggenggam tangannya sembari tersenyum hangat ia mengelus-elus tangan sang bunda.

"Believe me.." serunya lembut.

Bunda tersenyum manis sembari mengelus pucuk kepala Selfi dan mencium kening sang anak tengahnya. Rara yang baru datang dan melihat keakraban mereka langsung meletakkan gelas berisi jus dengan kasal.

"Rara.." tatap tajam keduanya.

"Huuh! Gilaran sama aku aja.." rajuknya dan berlalu pergi dengan kaki yang menghentak kesal lantai.

"Ngambek lagi tuh bocah.." seru bunda.

"Kakak Faul, tunggu sebentar ya.." pamit Selfi, Faul mengangguk kecil dan tersenyum menatap kepergian Selfi yang pergi menyusul sang adik.

"Rencana kalian hari ini mau kemana? Mau cetak undangan aja?.." tanya bunda.

"Iya tante, dan kalo masih ada waktu setelah pulang dari sana, rencananya juga kita mau nyicil nyiapin persiapan yang lain.." jawab Faul.

"Ouh! Eh tapi beneran nih gak mau bunda bantuin untuk persiapan-persiapan yang lain-lain?.." tanya bunda sedikit segan.

"Terimakasih tante, tapi bantuan tante bikin baju buat kita aja itu udah sangat merepotkan, jadi kita tidak mau terlalu memberatkan pekerjaan tante, hehe.." serunya.

"Senangnya bunda dapet menantu seperti kamu.." bangganya.

"Eh tapi beneran loh, kalo ada apa-apa, langsung kasih tau bunda ya, InsyaAllah jika itu bisa bunda bantu nanti bunda bantu.." Faul mengacungkan jempolnya dengan anggukan kecil.

"Bunda ke dalam dulu ya. Di minum itu jusnya, jangan di anggurin, Selfi soalnya gak suka sama orang yang menganggurkan makan atau minuman.." seru bunda membuat Faul sontak buru-buru meraih gelas dan meneguknya.

Bunda terkekeh melihat tingkah calon menantunya yang sangat bucin dengan sang anak, dia pergi ke dalam untuk memanggilkan sang anak yang sejak tadi belum balik-balik.

"Kakak.." panggil bunda pada Selfi.

"Iya bunda.." Selfi berlari keluar dan segera menyalimi sang bunda dan pergi menemui Faul.

"Ayo kak.." seru Selfi yang menarik tangan Faul.

"Udah mau berangkat?.." tanya Faul.

"Iya.." bales Selfi cepat.

"Tapi aku belum pamitan sama bunda kamu.." sahut Faul.

"Gpp kak, bunda bakal ngertiin kok... Soalnya tadi tukang undangannya nelpon aku, dia bilang. Dia lagi ada urusan mendadak, jadi kemungkinan dia gak ada jika kita datang telat.." ucap Selfi.

"Oh kalo gitu, kita gass lah.." seru Faul membuat Selfi terkekeh.

•••••

2jam lebih fasel berada di tempat toko undangan, dan akhirnya mereka bisa menemukan undangan yang cocok seperti apa yang mereka inginkan, undangan yang sangat best dah pokoknya.

"Kamu lapar?.." tanya Faul saat di tengah perjalanan dia melihat tukang ketoprak.

"Iya, tapi aku gak mau ketoprak kak.." serunya memberitahu.

"Terus maunya apa?.." tanya Faul.

"Kakak.." seru Selfi tiba-tiba.

Faul mendadak salting spot jantung, dia tersenyum mendengar ucapan Selfi.

"Kak Faul, itu ada kakak aku.." seru Selfi sembari menepuk-nepuk lengan Faul.

Faul tersadar dan mengerem mobilnya.

"Di mana?.." tanya Faul mencari.

"Di sana tadi, tapi dia lagi pacaran sama suaminya di tukang bakso, hmm.." sendunya mengerucutkan bibir.

"Ouh, jadi tadi dia bukan nyebut gue, tapi dia nyebut kakak karena tadi dia lagi ngomong soal kakaknya yang dia lihat.." gumam Faul sedikit malu dengan kesalahpahamannya.

"So? Apa perlu kita samperin mereka?.."

"Enggak usah kak, kita cari tempat makan lain aja... Atau enggak, seterah kakak Faul aja dah, mau kemana. Yang penting kita bisa makan.."

"Hahah, siap bu bos.."

"Hahah.."




Geessss back to my new story....
Jangan lupa vote ya, karena itu gratis.
Dan jangan lupa juga comments, tapi commentnya harus jauh dari kata 'NEXT' hahah. Byeeee....

PANGGILAN CINTA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang