Apa yang-?

62 10 0
                                    

Bunda Selfi melambaikan tangan, tapi tak di gubris, karena mereka tak melihatnya. Sang bunda berusaha mengabaikan dan memilih untuk melanjutkan tujuan utamanya, namun ia begitu kaget saat mobil Faul memasuki perkarangan sebuah rumah yang terbilang cukup mewah, bak istana. Kekhawatiran menyelimuti pikirannya, bagaimana tidak. Kini langit sudah hampir petang, tentu saja membuat dia khawatir. Ia pikir sebelumnya, mereka akan pulang. Tak menunggu lama, mobil bunda Selfi memasuki perkarangan rumah tersebut. Ia melihat sekelilingnya, tak ada satpam, tak ada penjagaan, lingkungan yang cukup tentram, ah tidak. Apa yang dia pikirkan, dia harus segera menyusul putrinya.

Bunda berlari kecil menuju pintu, namun saat membuka pintu, anehnya rumah itu tak memiliki banyak barang-barang, tak rak buku dll tak seperti ruang tamu pada umumnya. Dalam rumah itu pun terlihat baru, tak tak terlihat ada debu sama sekali. Apa yang tinggal di rumah itu malaikat? Wah, rumah itu sangat bersih, melebihi rumah bunda. Bunda berjalan di seluruh ruangan, hingga langkahnya terhenti di sebuah ruang keluarga.

Bunda terhenti bukan karena seseorang yang menghentikannya, melainkan karena sebuah lukisan. Lukisan yang sangat indah, lukisan yang hanya ada satu di dunia, lukisan yang tak pernah membiarkan seseorang mengetahui keberadaan lukisannya. Lukisan 5 sekawan, seadik-kakak, sesaudara.

"Ba-bagaimana.." risau bunda.

Tiba-tiba jantungnya berdetak begitu cepat, ia tak sanggup menahannya, ia terduduk di lantai dengan linangan air matanya. Isak tangisnya begitu menggelegar, memenuhi seisi ruang tamu. Tak lama juga, suara larian banyak orang terdengar, suara itu semakin lama semakin mendekat, hingga bunda mendongakkan kepalanya, menunjukkan wajahnya saat seseorang sudah berdiri tepat berada di depannya.

"Sayang.." seru bunda dengan lirih.

"Bunda.." Selfi memeluknya, menepuk-nepuk punggung sang bunda, menenangkannya.

Tapi bundanya tak kunjung tenang, karena apa yang dia lihat sekarang? Siapa yang ada di depannya? Siapa yang menjadi objek utamanya?

"How can?.." lirihnya melepaskan pelukan Selfi dan beranjak bangun di bantu oleh Selfi, Selfi tak melepaskan genggamannya, dia menuntun sang bunda dan menghampiri mereka.

"Is that all of you?.." tanya bunda.

Mereka hanya tersenyum sembari mengangguk kecil, bunda terperanjat kaget, dia menutup mulutnya kaget. Benar-benar kaget, unbelievable, no way, impossible.

"Raa.." panggil seseorang yang umurnya tak jauh berbeda dengannya, orang itu merentangkan tangannya lebar berharap dia memeluknya, tapi benar saja. Bunda Selfi berjalan dan memeluknya dengan erat, dengan perasaan rindu yang sangat dalam, dia memeluk orang itu penuh dengan kerinduan, rindu yang sangat berat. Bahkan sampai-sampai membuat orang itu terengah.

"Lu- Lu.." orang itu memukul-mukul punggung bunda dan akhirnya pelukan berakhir, bunda menatap mereka bergantian, dan berlalu memeluk yang lain, melakukan hal yang sama, membuang kerinduan yang sudah lama ia simpan. Pelukan berakhir, bunda kini masih menatap mereka secara bergantian. Dia benar-benar masih belum menyangka.

"Apakah ini mimpi?.." tanya bunda Selfi.

Salah satu mendekat dan mencubit telinganya, membuat sang bunda dari Selfi meringis kesakitan.

"Awsss! Ini nyata?.." terperangah.

"Kakak Aulia?... Kakak Lesti?... Putri?... Sridevi?.." bunda menyebutkan nama mereka satu persatu.

"Iya, dek.." seru seseorang yang tak bukan adalah Aulia, anak kedua dari lima bersaudara.

"Kakak Raa, bagaimana kabarnya?.." tanya seseorang yang tak bukan adalah Sridevi, adik angkat dari mereka.

"Devi, bagaimana kamu sudah tumbuh besar.." seru bunda yang tak lain dan tak bukan adalah Rara, anak keempat dari lima bersaudara.

"Alhamdulillah kakak, Devi baik.." balesnya.

Bunda a.k.a Rara, menatap mereka kembali. Dia benar-benar masih tak menyangka, dengan pertemuan tak terduga mereka.

"I miss you guys... So much.." seru Rara dan berlalu memeluk mereka lagi.

"Bunda kenal mereka?.." tanya Selfi sesaat dia masih bulak-balik melihat ke arah sebuah lukisan, gadis itu tampak bingung sekali.

"Kakak, sini.." seru bunda.

Selfi menggeleng kecil, ia masih menunggu jawaban dari pertanyaannya.

"Hahaha... Dia mirip sekali dengan kakak.." tawa Putri pecah.

"Iya.." sahut bunda Rara.

"Bagaimana bisa dek?.." tanya Lesti.

"I'm sorry! I'm so confused.." seru Selfi sembari menujuk lukisan yang masih ia tunggu jawaban dari kebingungannya.

Sridevi melangkah menghampiri Selfi tapi sesaat kemudian Rara dan yang lain sontak saja mencegah dia.

"Ada apa?.." bingungnya menatap mereka.

"Oh! No!.." geleng Rara melarang.




Geessss back to my new story....
Jangan lupa vote ya, karena itu gratis.
Dan jangan lupa juga comments, tapi commentnya harus jauh dari kata 'NEXT' hahah. Byeeee....

PANGGILAN CINTA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang