Aku menemukanmu

88 17 0
                                    

"HuH!?!.." seorang gadis terbangun dari tidurnya dengan perasaan lelah.

Gadis itu memijat pelipis matanya dan membenarkan posisi duduk karena kebetulan dia juga ternyata ketiduran di sofa kamarnya.

"Mimpi hal yang sama lagi, seperti biasanya?.." tanya sang adik, Rara.

Selfi melihat ke arah pintu lalu dia mengangguk kecil dengan senyum lirih.

"Apa kakak tidak berniat mencarinya?.." Selfi kembali menggeleng kecil.

"Jika kakak menemui dia, lalu dia tak mengenal kakak bagaimana? Bagaimana jika dia tak merasakan hal yang sama seperti kakak? Dia pasti tidak mengetahui siapa kakak.."

"Yaelah kak, kan masih ada banyak cara untuk memberitahukannya. Atau nggak, apa lah gitu. Yang jelas pikirkan itu nya nanti aja, sekarang yang harus menjadi tujuan kakak adalah menemuinya, itu yang lebih penting.."

"Kenapa jadi kamu yang excited, bukannya kakak?.."

"Ya habisnya, aku kasihan melihat kakak yang kurang istirahat dan selalu bermimpi tentang pemuda itu terus, bahkan waktu kakak memutuskan untuk kuliah di NY dan memutuskan untuk menetap di sana, itu sebenarnya karena dia, kan?.."

"Tidak.." balesnya.

"Itu karena memang keinginan kakak.."

"Bohong! Kakak bukannya sempat berkata? Bahwa kakak, merasa tenang saat di sana. Kakak merasa pemuda itu ada di sana, makanya kakak bilang ke bunda untuk menetap di sana.."

"Huftt, iya iya, kakak ngaku.." pasrahnya.

"Tuhkan.."

"Sekarang Rara tanya. Apa kakak sudah bertemu dengannya?.." tanyanya.

"Eh tidak ya? Karena, kakak saja masih bermimpi tentang pemuda itu. Jadi aku tebak, kakak pasti belum bertemu dengannya.." jawabnya.

"Dia yang nanya dia pula yang jawab sendiri.." cetus Selfi mencibir.

"Sudahlah kak, besok aku akan wisuda. Kakak bakal datang kan?.." tanya Rara.

"Datang buat apa?.." bingungnya.

"Yaelah kak, buat ngasih bucketlah. Sebagai ucapan selamat atas kelulusan aku.." serunya.

"Sama kak Aul dan bunda aja. Kakak masih capek buat pergi kemana-mana, emangnya kamu gak kasian sama kakak? Baru tadi siang kakak tiba, masa besok paginya udah disuruh pergi aja.." melasnya.

"Besok kakak sibuk. Kamu biar gak sumpek juga di kamar dek. Ikutlah sana temenin adik kamu.." seru seorang gadis yang baru datang.

"Dihh, emang kakak Aul mah gak bisa ngertiin adiknya banget. Ayolah kak, Ceppy masih kangen sama kamar. Sesibuk apa sih kakak, sampai gak bisa datang ke acara wisuda adiknya.."

"Sibuk banget, bukan cuma kak Aul. Tapi juga kalian berdua. Udahlah, aku akan minta bunda aja yang datang sendiri ke sana. Kalian sibuklah sana sama urusan kalian.." sahut Rara sembari membuang mukanya kesal.

"Tuh kan marah adiknya kak Aul.." seru Selfi.

"Dihh, kan Rara juga adik kamu.." sahut Aulia.

"Huftt. Udahlah, Rara bukan adik siapa-siapa, Rara hanyalah anak tunggal keluarga ini. Dan kalian berdua adalah anak pungut.."

"Dihh, bocil satu ini. Gak nyangka gue kalo dia bakal se kasar ini ngomongnya.." seru Aulia.

"Iya ya kak, segitunya sama kakaknya.." sahut Selfi.

"Sorry sorry, sekarang gini deh. Sekarang bagi tugas aja, gimana?.." seru Rara.

"Bagi tugas, kek mana tuh maksudnya?.."

"Jadi gini. Kak Aul datang ke acara wisuda aku. Nah, kak Ceppy yang datang menemani aku. Malamnya.."

"Ada acara apa lagi malamnya? Masa iya, sekolahan acaranya malam-malam.."

"Dihh, norak banget jadi orang. Namanya juga prom night, ya pasti di adakan nya malam hari, prom light berarti-.."

"Berarti sabun cuci piringlah.." sahut Selfi.

"Dihh, garing-.."

"Hahahah, bener juga ya.." timpal Aulia sembari tertawa terbahak-bahak dengan Selfi.

"Huftt, mereka berdua memang di takdir kan untuk bersama menjadi adik kakak. Mereka sama-sama memiliki kegilaan yang luar biasa.." gumam Rara dan tanpa di sadari sudah berjalan mundur.

"Mau kemana kamu?.." tanya Selfi.

Rara tak menggubris dan menghilang dari balik pintu kamarnya. Aulia menghampiri Selfi dan mengecek suhu tubuh adiknya.

"Sudah lebih baik?.." tanya Aulia.

"Sudah, kak.." balesnya tersenyum.

"Yuk makan.." ajaknya.

•••••

Kini Selfi dan Rara sudah sampai di sekolah tempat prom night di adakan, keduanya memasuki ruang acara, tapi tiba-tiba saja Selfi menghentikan langkahnya, matanya kini tertuju pada seorang pemuda yang tengah duduk tak jauh darinya, matanya mulai berkaca-kaca namun sesaat dia tersadar dan menerbitkan senyumnya.

"Kakak ngapain diam disitu?.." tanya Rara seraya menghampiri kakaknya dan menggenggam tangannya.

"Ayo.." ajaknya yang diangguki Selfi.

••

Selfi berpura-pura mencari tempat kosong dan berjalan menuju Faul, dia duduk di samping seseorang yang selalu dia impikan, dan kini pemuda itu duduk di sampingnya... Apa yang harus Selfi lakukan? Haruskah dia berteriak dan memberitahu dunia bahwa dia telah menemukannya? Gadis itu menepati janjinya. Menemukannya, menghampirinya dan menyapanya. Dan kini dia mengobral dengan pemuda itu.

"Apakah melelahkan kuliah sambil bekerja?.." tanya dia begitu penasaran.

"Tentu saja melelahkan, tapi tergantung siapa yang membawakannya. Kalo aku pribadi sih, sebenarnya aku hanya menganggap semua itu sebagai pelengkap waktu luangku, karena dari pada waktuku hanya terpakai untuk bermain game atau ngumpul-ngumpul dengan teman, jadi aku lebih memilih untuk melakukan keduanya itu.." tuturnya.

"Kalo begitu, kita memiliki kesamaan.." batin Selfi, gadis itu menunduk kepalanya, berusaha menyembunyikan senyumnya.

••

"Adek.." Selfi beranjak bangun.

Rara menaikkan sebelah alisnya, dan melihat Selfi begitu tak percaya karena mengobrol dengan seseorang, Selfi hanya menyengir dan melihat kearah lain.

"Kakak, kenal sama abangnya Putri?.." tanya Rara pada Selfi.

"Abangnya siapa?.." tanya Selfi sedikit bingung, dan sedikit kaget saat Rara menyebutkan nama itu.

Selfi tersenyum begitu merekah saat melihat wajah Putri. Begitulah takdir, kini takdir sepertinya sangat baik padanya.




Geessss back to my new story....
Jangan lupa vote ya, karena itu gratis.
Dan jangan lupa juga comments, tapi commentnya harus jauh dari kata 'NEXT' hahah. Byeeee....

PANGGILAN CINTA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang