Memperhatikan sejak awal

50 8 0
                                    

"Hai.." sapa seorang gadis.

"Oh hai... Ada yang bisa aku bantu?.." ramahnya.

"Apakah kursi ini kosong?.." tanyanya.

"Yang ini ada orangnya, tapi yang ini tidak ada. Jadi kamu boleh duduk di sini. Silakan saja.."

"Tidak tidak... Aku akan bergabung dengan teman-temanku, tapi kami kekurangan bangku, so jadi aku ingin meminjamnya darimu.."

"Oh silakan saja, kamu boleh mengambilnya.."

"Terimakasih.."

"Sama-sama.."

Saat gadis itu akan pergi, dia kembali melihat ke Selfi dan membuat Selfi bingung.

"Ada apa? Ada sesuatu?.."

"Ya.." balesnya tersenyum.

"Aku akan mengatakan ini, karena mungkin ini akan menjadi pertemuan terakhir kita dan terakhir aku melihatmu... Do I know you?.." tanyanya, Selfi menaikkan sebelah alisnya heran.

"Ah tidak... Aku jarang bersosialisasi, jadi aku tak mengenal banyak orang atau pun melihat orang yang berpenampilan sepertimu yang sepertinya suka bersosialisasi dengan banyak orang.." bales Selfi ramah.

"Kamu jarang bersosialisasi?.."

"Ya.."

"Tapi kyknya aku mengenalimu... Kamu adalah seorang guru dan seorang mahasiswa, right?.."

"Bagaimana kamu bis-.."

Brakkk

"Maaf maaf maafkan saya... Saya tidak bermaksud menabrakmu.." seru Faul.

"Ya ya ya... Tidak apa, kamu boleh pergi.."

Faul menghampiri Selfi dengan senyum canggungnya.

"Kamu tidak apa-apa?.." tanya Selfi.

"Tidak apa-apa, kok.." senyumnya.

Selfi ingin melanjutkan ucapannya tapi gadis tadi sudah tak ada di sana. Dan tak lama dari itu adiknya datang dan mengajaknya pulang.

Selfi berpamitan dan kini hanya tinggallah Faul dan Putri yang juga akan pulang. Mereka pulang meninggalkan acara prom night, sementara dari kejauhan, gadis tadi masih memperhatikan mereka sejak tadi, gadis itu mengeluarkan sebuah ponsel dan melihat-lihat.

"Kak Faul.." gumamnya melihat wallpaper.

•••••

Seorang gadis memperhatikan Selfi sejak tadi, seperti biasa. Gadis itu selalu berkaca-kaca saat melihat dia.

Dreett...

"Iya kakak.."

"Di mana kamu?.."

"Aku? Aku di luar, ada apa?.."

"Kita akan makan malam di luar, apa kamu ingin ikut?.."

"Tentu saja, di mana? Sudah reservasi tempatnya? Perlu aku pesan kan?.."

"Tidak usah sayang, tadi kakak sudah memesannya, ya sudah pulanglah, eh atau enggak, kita ketemuan di sana.."

"Oke kak.."

Gadis itu pergi, dan kini berada di depan sebuah kafe, dia menunggu dari balik pohon yang tak jauh dari sana. Apa yang dia lakukan? Gadis itu sejak tadi memperhatikan seseorang yang tak lain adalah Faul. Gadis itu memfotonya dan mengumpat saat melihat Faul yang keluar dari kafe.

•••••

"Kakak."

"Ada apa?.."

"Uhm! Sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan pada kalian.."

"Ada apa?.."

Gadis itu meletakkan iPad nya di depan sang kakak, dengan perasaan khawatir+takut yang menjadi satu.

"Apa in-?.." tanya mereka kaget.

"Ini foto-.."

"Saat kapan foto ini di ambil? Kok kakak Ceppy bisa terlihat sangat muda di sini.."

"Tidak, tunggu sampai aku menjelaskannya... Lihatlah.."

Gadis menggulir fotonya dan kemudian memperlihatkan dua wajah yang kini mereka rindukan. Gadis itu frustasi dan menenangkan mereka.

"Guys, c'mon. Listen... Ini bukan kakak Ceppy dan kakak Rara.."

"Hahah! Lelucon kamu sangat lucu dek.."

"Kak? Kalian tidak percaya?.."

"Baiklah baiklah kami percaya... Mereka bukan mereka berdua.."

"Kakak!!! Please, believe me.."

"Iya adek, kita percaya.."

Gadis itu semakin frustasi dan mulai menunjukkan semua foto yang dia punya, mulai dari foto Faul dan adik-adiknya, Selfi dan adik-kakaknya.

"Oh?! Memangnya aku punya baju ini? Sejak kapan aku menggunakan seragam sekolah kyk gitu?.."

"Kakak juga?? Kapan kakak bisa berfoto seperti itu dengan kak Faul?.."

"Ini juga ada kakak sama kak Cepp dan Rara... Tapi setau kakak, kakak memang pernah foto sama mereka berdua tapi gak seperti ini kyknya, kakak juga gak ingat, kapan ini... Kamu kok bisa punya foto kyk gini dek?.."

"Kalian penasaran? Kalo gitu ikut dengan aku sekarang... Aku akan menunjukkan sebuah keajaiban.."

•••••

"Apa yang kita lakukan di sini?.."

"Iya dek... Ini club, ngapain kita ke sini.."

"Aku tidak datang tanpa alasan.."

"Lalu?.."

"Lihatlah mobil hitam di depan kita itu.."

Mereka benar-benar menurut dan melihat apa yang adiknya tunjukkan, kaget? Ya tentu saja, mereka bahkan sampai mengucek-ucek mata, mencubit, menampar wajah mereka, apa ini mimpi? Apa yang...?

"Bagaimana bisa?.."

"Bisa.."

"Apa yang? Dan ba-bagaimana, gadis yang duduk di belakang itu mirip dengan kakak Lesti?? Tidak tidak, kenapa mereka bisa mirip sekali dengan bang Faul, kak Selfi dan kak Lesti???.."




Geessss back to my new story....
Jangan lupa vote ya, karena itu gratis.
Dan jangan lupa juga comments masukkan kalian tentang cerita ini, yashhh hahah. Byeeee....

PANGGILAN CINTA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang