Masalalu yang sulit dilupakan

41 8 0
                                    

"Kak.." panggil Selfi saat melihat sang kekasih.

Namun Faul tak membalas, dia menarik lembut tangan Selfi dan menuntunnya memasuki rumah sang bibi.

"Kita mau kemana? Di luar... Tadi aku melihat banyak mobil? Ada mobil kakakku juga, ada apa?.." tanya Selfi penasaran.

"Yang lain sudah menunggu kita sejak lama, kita harus bergegas.." ujarnya.

Selfi dan Faul memasuki sebuah ruangan, tapi terlalu ruangan itu sudah gelap dan hanya memperlihatkan sebuah cahaya di depan, contohnya di bioskop lah ya.

"Apa kita akan menonton film.."

"Duduklah di dekat bunda dan bibi-bibimu, aku akan duduk di kursi belakang bersama dengan yang lain.." Faul meninggalkan Selfi di sana, dia melihat ke arah bundanya yang kini mengangguk kecil.

"Kita akan menonton film?.."

"Bunda tidak tau sayang, tapi bibimu Aulia. Dia mengajak kami berkumpul di sini.."

"Bagaimana dengan adik-adik yang lain? Apa mereka sudah mengetahui kebenaran tentang kita?.."

Belum sempat sang bunda menjawab, Selfi kembali teringat dengan seseorang yang ia tinggal sendiri. Dia berpamitan sebentar dan kembali ke mobilnya.

"Paman... Maaf karena pergi terlalu lama.."

"Tidak apa-apa cantik.."

Ponsel Selfi berdering, dia pun segera meraih tangan nya dan mengajak dia pergi memasuki rumah sang bibi, mereka memasuki tempat di mana sebelumnya yang lain sudah berkumpul.

"Paman, ambillah tempat di pojok disana... Maafkan aku, tapi aku rasa, paman harus bersembunyi dari yang lain. Kita akan berbicara lagi nanti, aku harap... Paman bisa bersembunyi dengan baik.."

Selfi pergi kembali ke tempatnya, tapi sebelum duduk dia harus memastikan bahwa sang paman tak terlihat.

"Kak, duduklah.." suruh sang bibi, Aulia.

Selfi duduk diantara bibi dan bundanya, apa dia di spesialkan? Ia tak melihat kakak ataupun adiknya yang duduk di barisan depan ini. Ia merasa sedikit tak enak saat menoleh kebelakang, ada sang adik Rara dan sang kakak Aulia. Ya walaupun keduanya tidak terlalu memikirkan, tapi Selfi adalah Selfi. Dia memiliki sifat yang tak enakkan dengan seseorang.

"Adek.." panggil Selfi seraya mengulurkan tangannya, Rara kaget dan segera membalas uluran tangan sang kakak.

"Ada apa kakak sayang?.." lembutnya.

"Maaf.." gumamnya.

Rara tersenyum dan mengangguk, dia menepuk-nepuk punggung tangan Selfi dengan penuh kasih sayang.

"Itu sudah berlalu kakak. Maaf juga karena Rara mengabaikan kakak semalam dan tak bisa menahan keegoisan Rara.." dengan hati yang sungguh-sungguh, Selfi mengangguk dan tersenyum merekah.

Namun sesaat, mata Selfi tak sengaja membuat eye-contact dengan pamannya, Faul. Dia tersenyum dan mendapatkan hal yang sama darinya.

"Sebentar lagi mulai.." ucap sang bibi, Aulia.

1
2
3
4
5

"SELAMAT MENONTON"

"Uhm! H-hai guys, Uhm! Bagaimana keadaan kalian? Bagaimana kabar kalian?.."

"Sebentar aku belum mencuci mukaku.."

"Huuh! Hei, all.."

"Hah! Kak Aul? Sayang.." Rara dan yang lainnya melihat kearah sang kakak tak terkecuali suaminya Aulia.

PANGGILAN CINTA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang