Rahasia nenekku?

42 8 1
                                    

"Ini, datanglah ke tempat ini. Aku rasa, itu akan membantumu meringankan pekerjaanmu.."

"Aku tidak mau bertanya banyak, kyknya aku harus segera pergi. Aku akan mendatangi tempat ini besok. Terimakasih karena kamu mau meringankannya.."

"Permisi?.."

"Oh, bukankah itu buku yang sering aku baca? Aku tidak menyangka, ternyata di sini memiliki buku yang sama seperti itu.."

"Hmm, aku belum menyelesaikan bacaanku karena bukunya di buang oleh ayah, Hahah. Haruskah aku pergi dan melanjutkannya?.."

"Hei.."

"Can I help you?.."

"Uhm, Apakah tempat ini anda yang punya?.."

"Hahaha, not me.."

"You can't speak Indonesian?.."

"Of course I do, saya bisa berbicara bahasa Indonesia.."

"So, apa yang kamu inginkan di sini? Kamu mencari buku-buku? Tapi sebelumnya maaf, perpustakaan ini tidak di buka untuk orang luar, kami tidak membuka untuk umum, sorry but you must to go back, right now.."

"Aku sudah menebaknya, tapi aku tidak bermaksud untuk mencari buku-buku di sini, aku datang ke sini karena seseorang menyuruhku datang.."

"Ouh, apakah kamu Selfi?.."

"How you know me?.."

"Tentu saja saya tau, karena sebelum dia memutuskan untuk menyerahkan diri. Dia berpesan, jika ada seorang gadis yang datang ke sini, dia pasti kamu. Selfi, seorang gadis cantik. Kamu sangat cantik sayang, like his story.."

"Sebenarnya siapa anda? Dan apa yang Faul ceritakan? Anda sedang membahas Faul, kan?.."

"Saya Dena Deria atau Denada. Saya tentenya Faul, nice to see you Selfi. Tante sangat ingin sekali menemuimu, tante mendengar banyak tentangmu dari Faul, dan tante juga baru dengar, ternyata anak tante Gunawan berpacaran dengan adikmu, Gunawan juga menceritakan kesalahan yang dia perbuat pada kamu, dan karena kita kebetulan bertemu di sini. Tante sebagai Ibu dari Gunawan dan juga Faul, tante benar-benar meminta maaf pada kamu atas kesalahan yang sudah mereka perbuat dan membuat kamu kesulitan untuk berkomunikasi dengan adik-adikmu selama beberapa hari terakhir. Tante meminta maaf mewakili mereka.."

"Uhm, apakah Faul menitipkan sesuatu pada tante? Dia berkata, dia memiliki sesuatu yang mungkin bisa membantuku membebaskannya, bisakah aku mengambil itu?.."

"Yeah, of course.."

"Tunggu sebentar ya.."

"Ini dia.."

"Semuanya sudah di rangkum di sana.."

"Boleh aku membawa pulang?.."

"Tentu saja.."

"Terimakasih.."

"Sama-sama cantik.."

"Nenek!.." Selfi mengelap keringatnya, seperti biasa, bermimpi lagi.

"She? Grandma?.." Selfi menatap foto neneknya yang ada di nakas.

Selfi beranjak bangun dan pergi turun menuju ruang tamu. Ia melihat-lihat, apakah semua orang masih bangun atau tidak. Setalah aman, dia pun melakukan hal yang sama seperti yang Rara lakukan untuk membuka pintu bawah tanah.

Selfi melihat-lihat semua yang ada di sana. Foto almarhum ayahnya dan almarhumah neneknya ia keluarkan dari dalam kardus.

Gadis itu begitu kaget melihat album foto milik neneknya.

"Ayah, Kak Faul.." gumam Selfi.

Tetesan air matanya mengalir deras, dia mendobrak semua barang-barang peninggalan nenek dan ayahnya yang belum di buang oleh bunda nya. Selfi mendapatkan banyak jawaban yang ia cari-cari. Selfi tak keluar dengan tangan kosong. Dia membawa apa yang ia butuhkan. Setelah itu ia kembali ke kamarnya.

"Ternyata ini lah sebabnya? Mereka tidak bisa bersama... Kenapa bibi Selfi sangat keras kepala? Penyakit yang berbahaya seperti itu di anggurin??.."

"Jika saja... Jika saja bibi mau menjalankan pengobatan, aku yakin bibi akan sembuh... Walaupun hanya beberapa persen kemungkinan... Tapi bibi.."

"Maaf bibi, tapi aku tidak mau memiliki sifat bibi yang satu ini... Aku menyukai yang lain, tapi tidak yang satu ini... Walaupun aku tau... Bibi sangat lelah mengurusi keluarga bibi yang hancur... Tapi bibi... Bibi sangat luar biasa karena masih bisa membuat mereka utuh setelah perpecahan yang tak berdasar.."

"Ayah menjadi asisten pengacara bibi... Aku sangat bangga mengetahuinya... Ayahku mengenal bibi... Apakah ini sebabnya? Dia begitu menyayangiku? Karena dulu dia tak bisa meminta maaf pada bibi? Jadi dia bersikap baik padaku karena aku memiliki wajah serupa seperti dia??.."

"Ayah... Kamu begitu kejam... Hahah! Maaf ayah, aku bercanda.."

"Semuanya begitu dekat.."

"Tau begitu... Aku akan menceritakan ciri-ciri pemuda itu pada bunda... Hmm! Atau bunda sudah tau?.."

"Eh tapi kan, bunda gak tau aku mimpi apa? Yang dia tau, aku hanya selalu bermimpi buruk.."

"Hmm! Sudahlah.. Aku harus pergi ke tempat itu besok, untuk memastikan.."




Geessss back to my new story....
Jangan lupa vote ya, karena itu gratis.
Dan jangan lupa juga comments masukkan kalian tentang cerita ini, yashhh hahah. Byeeee....

PANGGILAN CINTA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang