Menculik fasel

45 8 0
                                    

"Kita stalker dia... Gak bahaya ta?.."

"Enggak.."

"Gpp kan kita nunggu di depan rumah ini?.."

"Gpp kak.."

"Tapi yang jadi pertanyaan kakak, buat apa kita nunggu di sini? Emangnya kita mau nyulik dia?.."

"Kalo bisa sih, iya.."

"Dihh.."

"Devi gak mau ikut-ikutan ah kalo nyulik orang, yang ada entar urusannya sama polisi.."

"Dihh, siapa juga yang mau merelakan dirinya untuk tinggal di bui... Kita juga gak mau dek, makanya kita nyuliknya diam-diam aja jangan bilang-bilang polisi.."

"Hadeuh... Ini lagi kak Leles, ikut-ikutan... Udahlah kalian emang paling bener diem.."

"Eeeeh... Itu bukannya mobilnya dia ya?.."

"Eh iya bener, itu mobil orang yang mirip bang Faul... Ngapain dia malam-malam datang ke rumah gadis yang mirip kak Selfi?.."

"Kak... Kakak Mput, coba nyalahin rekaman suara yang kita taro di dekat mobilnya dia.."

"Eh iya ya.."

Mereka mendengarkan apa yang terjadi di sana. Kaget? Haru? Sedih? Dan Bingung juga... Apa yang sedang terjadi? Kenapa mereka membawa-bawa masalalu? Apa yang sedang mereka bicarakan?

"Apakah mereka terlahir kembali?.."

Satu pertanyaan yang mewakili isi hati mereka, mereka harus memastikannya juga, mobil berjalan memasuki perkarangan rumah Selfi, dengan cahaya lampu yang sangat terang seterang cahaya matahari, membuat mata fasel tak bisa melihat siapa mereka, cahaya itu benar-benar bisa merusak penglihatan mereka.

"Apa kita harus memukulnya? Agar mereka pingsan?.."

"Berisik kau kak.."

"Pake saja sapu tangan ini dan setelah itu mereka pingsan. Dan setelah mereka pingsan kita bawa mereka ke mobil.."

"Ya udah, bilang saja. Tidak usah ngegas ngomongnya... Dasar janda.."

"Janda? Hahah, dari pada kau, tak punya suami... Dasar janda... Kemana nya suamimu? Meninggal ya? Hahah.."

"Astaghfirullah... Kalian nya pun kek mana? Buat apa sindir-sindir? Sama-sama nya gelap pun, sudah berhenti. Nanti mereka tersadar. Cepat nya kalian turun.."

"Heeh! Iya-iya.."

•••••

"Turunkan saja dia di ruang persembunyian kakak.."

"Gadis ini?.."

"Iya.."

"Buat apa?.."

"Kita pun tidak tau, baik atau jahat gadis ini.."

"Baik.."

"Tau dari mana kamu?.."

"Aku mengetahuinya, karena aku yang mengawasi dia dari awal.."

Mereka ber'oh'ria dan setelah itu membawa Selfi ke sebuah ruangan rahasia. Tak lama setelah itu, mereka membawa Faul ke kamar tamu.

"Kira-kira mereka bangunnya kapan?.."

"Tadi aku memakai yang sekitaran 11jam, jadi kemungkinan, mereka bangun jam 11 siang.."

"Waduh! Lama emen.."

"Ya mana tau... Orang tadi kakak lagi buru-buru... Jadi asal make aja.."

"Asal pake? Waduh! Jangan-jangan racun tikus lagi yang kakak pake?!?.."

"Lah?.."

Mereka semua saling bertukar pandang dan berlari kembali ke mobil dan melihat apa yang mereka pakai... setelah itu mereka pergi kembali ke dalam dan beristirahat di kamar mereka masing-masing.

•••••

"Yuk sarapan.."

Selesai sarapan, mereka pergi ke gazebo sekedar untuk mendapat sinar matahari dan udara segar, serta tak lupa dengan canda tawa yang menghiasi pagi hari mereka. Dan tanpa mereka sadari seseorang datang membuat mereka kaget.

"Di bawah sinar matahari, di bawah cahaya matahari, wajah dia benar-benar sangat mirip.."

•••••

"Siapa namamu?.."

"Adek?... Putri? Lesti? Kalian kok udah tua? Kalian kok mukanya jadi jelek sih? Kok udah keriputan? Udah gak cantik? Udah gak ada mirip-miripan sama wajah masih muda? Uda-.."

"Lo bisa berhenti kagak HaH?!? Anj, kesel banget gue di bilang udah tua, keriputan, sh**al se*ya!.."

"Lah? Kok ngomongnya kasar?.."

"Heh! Gimana kgk mau kasar? Lu aja ngatain kita kyk gitu!?!.."

"Siapa yang ngatain? Kan abang-.."

"Stop call you abang karena lu bukan abang kita... Emang lu masih belum nyadar Hah?!?.."

"Lah maksudnya?.."

"Heh! Asal lu tau yak...Kita ini umurnya udah jauh di atas lo! Dan kita bukan adik-adik lo... Jadi stop call you abang... That's so annoying.."

"What?.."

•••••

"Semua ini?.."

"Ya!.."

"Dia... Dia adalah orang yang mirip dengan wanita yang kamu cintai.."

"Jadi?... Jadi kalian adalah kakak dari orang yang ada di masalalu Selfi?.."

"Ya... Kami adalah mereka... Tap-tapi, bagaimana kamu bisa tau?.."

"Aku sedikit samar-samar mengingat kalian dalam mimpiku tadi... Lalu bagaimana dengan keduanya?... Rara dan Selfi adik kalian? Bagaimana kabar mereka?.."

"Mereka telah pergi.."

"Pergi?... Maksudnya lost kontak?.."

"Tidak! Meninggal.."

"Inalillahi.."

"Apakah ini beneran?.."

"Ya.."

"Sejak kapan?.."

"Sebelumnya... Apa kamu sudah tau kalo pemuda di masa lalu mu pun sudah tak ada di dunia ini?.."

"What? Ap- apa yang?.."

"Jadi begini...."

"Apa kamu bisa membantu kami?.."




Geessss back to my new story....
Jangan lupa vote ya, karena itu gratis.
Dan jangan lupa juga comments masukkan kalian tentang cerita ini, yashhh hahah. Byeeee....

PANGGILAN CINTA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang