14

1.7K 91 9
                                    

Assalamualaikum semuanya... gimana hari ini? baik? kalau belum, gapapa masih ada hari berikutnya. Yuk kembali membaca!!
Terimakasih!!!🖤

****

Setelah sudah melewati hari yang lelah Gus Azzam dan Alisyah bergegas untuk ke Ndalem setelah melihat matahari terbenam tadi di danau. Mengingat ingin masuknya magrib, Gus Azzam sedikit mempercepat kan langkahnya.

Sedangkan Alisyah sudah lelah mengikuti langkah suami nya itu, Ia berhenti dan membungkuk memegang lututnya seraya menetralkan nafasnya. "Gus, pelan pelan dong jalannya Alisyah capek!" Gerutu Alisyah.

Gus Azzam membalikkan tubuhnya menatap Alisyah yang sedikit jauh jaraknya dengan dirinya. "Ingin magrib Alisyah, tidak baik kalau kita keluar di waktu magrib.."

"Yaa.. tapi Alisyah capek Gus.." Alisyah menegakkan tubuhnya berjalan perlahan untuk menghampiri Gus Azzam yang berada di depannya.

Gus Azzam menghela nafasnya panjang, kaki nya mulai melangkah untuk menghampiri Alisyah yang juga berjalan ke arah nya.

Mereka berdua saling berhadapan satu sama lain. Netra nya saling menabrak dengan dalam, tanpa berkedip.

"Jangan buang muka Alisyah jangan buang muka.." Batin Alisyah.

Sungguh saat ini jantung Alisyah seperti sedang di obrak abrik, panas dingin, malu, kagum bercampur menjadi satu padahal Gus Azzam hanya berdiri di hadapannya dan menatap nya saja tapi mengapa Alisyah menjadi gila?.

Gus Azzam mendekatkan wajahnya ke samping wajah Alisyah. "Humairah.." Bisik Gus Azzam pelan tepat di telinga Alisyah.

Lalu Gus Azzam menatap Alisyah kembali dengan senyuman yang sudah terukir di bibir. "Ayo pulang" Gus Azzam mengulurkan tangan kanannya seperti siap untuk menggandeng tangan Alisyah.

"Gus? Alisyah mau teriak boleh?" Ucap Alisyah menatap nanar tangan Gus Azzam yang ada di hadapannya.

Ingin sekali Alisyah berteriak sekencang mungkin kalau dirinya beruntung mendapatkan seorang suami seperti Gus Azzam. dan ingin juga dirinya berjingkrak karena salah tingkah mendapatkan perlakuan seperti itu dari Gus Azzam.

Sedangkan sang empu hanya terkekeh seraya mengambil tangan Alisyah untuk di gandeng. "Gak boleh teriak, suara cemprengnya kamu cuman boleh saya saja yang dengar" Setelah mengatakan itu Gus Azzam dan Alisyah melanjutkan perjalanan nya kembali untuk pulang ke Ndalem.

Redup nya malam mulai terlihat, lampu lampu jalan pun sudah menyala satu persatu, juga suara orang mengaji terdengar dari masjid. Hari yang indah menghiasi perjalanan mereka..

****

Mengambil waktu lima menit berjalan kaki akhirnya mereka berdua sudah sampai di teras depan Ndalem. Terlihat pintu sudah terbuka sedikit.

Gus Azzam melepaskan genggamannya dan mulai mengetuk pintu tersebut. "Assalamualaikum.."

"Waalaikum salam" Jawab seorang wanita dari dalam.

Tak lama pintu yang terbuka sedikit kini sudah terbuka lebar. Terlihat seorang wanita umur 39 -an keluar dengan pakaian syar'i dan cadar serta tas yang di selempang nya.

GUS AZZAM IN MY LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang