15.Senja

69 2 0
                                    

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Setelah melakukan perjalanan yang cukup memakan waktu sekitar tiga setengah jam,kini orang orang yang menaiki dua mobil tadi sudah tiba di vila sekitar pukul setengah empat sore.Vila yang mereka tempati adalah vila milik rekan bisnis Jovan.

Keenam orang itu mulai berbondong bondong mengangkat barang bawaan mereka satu persatu,tapi tidak jadi karena "kak sel sama bunda kopernya nanti Vano yang bawain,kalo koper om Jovan sama papah nanti sama bang Erland"

Ingin mencari gampang,yang lain hanya mengikuti apa yang vanola katakan "yok sayang" Jovan merangkul pundak Arta untuk masuk ke dalam vila diikuti dengan Ratna dan sela yang saling bergandengan tangan.

Sekarang tersisa dua makhluk yang saling perang dingin sebelum.....

"Mau?" Erland menyodorkan sebungkus rokok ke hadapan vano.

"Ikhlas nggak nih, jangan jangan di guna guna lagi" vano menatap curiga akan ketulusan Erland.

"Gak mau, yah udah" Erland menarik kembali tangannya, namun di tahan oleh vano.

"Elah, gitu aja baper, sini bagiin emangnya siap sih yang gak mau rokok" vano merebut bungkus rokok itu lalu mengeluarkan satu batang kemudian di bakar.

Setelahnya mereka mengangkat beberapa koper,tapi yang paling berat itu adalah koper sela. Vano sendiri di buat heran dengan koper sela yang beratnya lumayanlah, tapi tetap dia angkat.

Sekarang semua orang sedang packing barang barang tak terkecuali dua sejoli yang sedang kasmaran.vanola menghampiri misela yang sedang merapikan pakaian mereka berdua, sudah seperti istri idaman yah si misela.

"Yang"

Satu panggilan yang membuat misela menoleh "ish,vano jangan panggil aku gitu"

"Lah, kenapa suka suka gue lah, mulut mulut gue juga" vano duduk di pinggir ranjang berleha leha dengan bibir yang terangkat menyeringai tipis.

Merasa kesal karena tidak di turuti, sela beranjak dari kegiatan beberesnya mendekati ranjang niatnya ingin mencubit pinggang vano tetapi...

Vano malah menahan tangannya dan membanting tubuh sela ke kasur dengan posisi Vano mengukung sela.

"Kenapa, hmm? Kesel?" Vano bertanya dengan nada yang berat membuat sela yang mendengarnya menjadi malu sendiri, ingatkan vano bahwa suaranya besar. Rona merah di wajah sela sudah tidak bisa terkontrol.

"Vano awas, aku mau keluar"
Tidak ada jawaban, sebelum......

"Kak sel..."vano menatap mata sela yang berada di kukungannya saat ini.

"Boleh?"lanjutnya

Sela menatap ragu,tapi tetap mengangguk mengiyakan apa yang vano minta.

Setelahnya,

Cup!
Vano mencium bibir tipis itu.awalnya hanya ciuman biasa tetapi lama kelamaan vano semakin brutal, vanola meraup rakus bibir sela seolah itu makanan enak yang belum pernah vano makan.

Vanola perlahan menyingkap baju sela dan mengelus perut mulus itu. Merasa vanola sudah kehilangan kendali, misela mendorong vano kuat hingga vano sadar dan menurunkan kembali baju sela.

"Eh, maaf yang kelepasan" vanola hanya menyengir kuda saja

Sedangkan misela memegang bibirnya yang terluka akibat ciuman ganas yang vano berikan, dia bingung mau menjawab apa jika di tanyakan oleh yang lain penyebab bibirnya terluka.

"Mukanya jangan gitu dong, kan ngerasa bersalah gue nya"

"Kamu sih, sakit tau"

"Yaudah sebagai permohonan maaf, kak sela mau nggak lihat senja"

MINE [On Going] GIRLS LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang