06. Cemburu

3.1K 223 12
                                    

Setelah lima belas menit menunggu, akhirnya mobil Jeno bisa Nana ketahui keberadaannya. Jeno keluar dari mobilnya sembari membawa payung, karena pada saat itu gerimis perlahan turun.

Nana tersenyum menyambut daddy-nya, sebuah totte bag warna pink kini beralih tangan. Jeno memayungi anaknya sebelum berjalan menuju mobil dinasnya di seberang jalan.

Dengan hati-hati ia menggiritng tubuh anaknya, menuntunnya hingga membukakan pintu mobilnya layaknya untuk sang primadona.

"Terimakasih daddy" Nana tersenyum, tidak tampak secuilpun rasa lelah di wajahnya.

"Ciumnya mana?"

"Euhmm,, mau yang mana dad? Pipi atau jidat??" goda Nana, seperti tidak tau saja selera daddynya.

"Yang bawah sayang"

"Em-Maksud daddy?"

"Bibir"

Hampir saja Nana mengekspos bagian selatan Jeno yang saat itu masih terbalut celana hitam dengam sedikit debu yang menempel di sana. Karena hari ini, Jeno full di lapangan.

"Eemm,, bibir ya??"

Nana membasahi bibir bawahnya dengan sapuan lidah, kemudian ia menumpu telapak tangannya di paha kokoh Jeno yang sedikit terbuka.

CUUP

"—emmh dad??"

Tubuh condong Nana tidak bisa kembali duduk dengan sempurna karena di saat bibir tipisnya mengecup lawan, tangan Jeno menahan pantatnya.

"Terlalu cepat, meamangnya Nana mau kemana?"

Nana tersenyum genit, memeluk leher Jeno dan berbisik. "Nana mau bermalam di kamar dad lagi"

"Secepat itukah sayang??" geram Jeno.

"Nana suka yang cepat daddy, huh nyebelin deh. Nana capek tau dad, nanti malam Nana kasih tau deh hasil kerja Nana hari ini"

Anak itu kembali duduk dan membiarkan tangan daddy-nya mendarat di paha kanan. Merasakan belaian nyaman tanpa ada duanya. Aroma keringat bercampur parfum Jeno adalah favorit Nana, menemani perjalanan pulang mereka.

"Nana sudah makan?"

"Mau makan daddy"

"Nana kau bercanda?"

Sebal, Nana sudah berusaha untuk serius. Mobil Jeno semakin mengikis jarak, kebetulan jalanan sore itu teramat sepi.

💕🌱

Di saat mobil Jeno melaju menuju basemen pribadinya, detik itu juga mobil Naeun menyusul di belakangnya. Kesempatan emas bagi Naeun yang bisa mempercepat jam pulang dan menikmati makan malam yang sudah ia beli bersama suaminya.

Begitu Nana keluar dari mobil, mobil Naeun berhenti di belakangnya. Tatapan begitu serius terpancar dari wanita berusia tiga puluh lima tahun tersebut.

"Hey Nana"

"Mamah, sudah pulang?" suara serak Nana terdengar seksi bagi Jeno yang masih mengamati pinggul ramping anaknya.

"Kau memakai rok sayang? Memangnya kau kerja apa?" tanya Naeun.

Nana sengaja menyibak rok rimple yang membungkus paha putihnya. Yang jelas, ia tampak bangga dengan pertanyaan Naeun.

"Aku bekerja pada bos muda pemilik perusahaan tekstil terbesar di negeri kita, dan—" Nana mengedarkan pandangannya pada Jeno yang perlahan keluar dari mobil. "Daddy tidak keberatan kan kalau Nana memakai rok seperti ini? Toh, Nana nggak bermaksud menggoda yang lain?"

Daddy Jen 02 || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang