16. Vertical Line

2.2K 184 33
                                    

Tiga jam lamanya, Jeno menunggu Naeun keuar dari arrived lobby. Sebeumnya, Naeun telah memberinya kabar bahwa Naeun akan tiba di Jakarta pukul enam sore. Tetapi kini, waktu menunjukkan pukul delapan malam. Pikiran Jeno terbang pada sosok yang ia tinggalkan di rumah sendirian.

Apakah Nana baik-baik saja?? Bukan itu, Jeno khawatir kalau sampai Nana mencoba kabur dari rumah. Jeno pikir, ia pergi tidak akan lama. Tetapi sampai tiga jam lebih lamanya, Naeun baru saja terlihat.

Jeno kesal bukan main, tetapi ia mencoba untuk meredakan amarahnya dengan cara mengecup bibir Naeun.

"Kenapa lama sekali sayang??" mereka berjalan menuju basemen bandara.

"Delay mass hehe, maaf ya?" Naeun menoleh ke arah sekitar, tidak ada siapa-siapa yang ia kenal.

"Nana kerja ya mass?"

"Di rumah, dia nungguin kamu katanya" Jeno membukakan pintu mobilnya untuk Naeun.

Berjalan menaruh lugagge besar Naeun di bagasi mobilnya. Mendengar perkataan itu, Naeun langsung mengecek ponselnya.

Kotak masuk di ponselnya di penuhi oleh nama Nana.

"Mah, Nana sakit"

"Mah, cepet pulang ya??"

"Mah, kalo udah pulang jangan pergi lagi. Kan nggak enak kalo terus-terusan minta kerokin sama daddy"

"Mah, udah nyampe mana??"

"Udah di pesawat belum mah??"

Naeun membaca deret pesan Nana di dalam hati, melirik Jeno yang saat ini sedang mengaitkan seat beltnya sendiri.

"Mas, Nana sakit???"

"Ee-enggak kok. Sehat dia, baru juga makan sushi"

"Karena Naeun ndak beli apa-apa buat Nana, mampir ke toko souvenir dulu yuk"

"Mah, Nana sendirian di rumah??" Jeno mulai menampakkan rasa khawatirnya.

"Ya memangnya kenapa?? Kamu takut Nana kabur? Apa alasanya coba? Kan dia udah gede? Udah tau lah jalan pulang ke rumah, nggak bakal tersesat kok. Atau mass nyembunyiin sesuatu dari aku??" Naeun memberi tatapan mendalam.

Jeno menggeleng dan mulai menjalankan mobilnya. Menuju toko souvenir yang selalu mereka kunjungi.

"Kok, perasaan mamah nggak enak ya Na? Kamu di apain aja sama daddy? Sampe sakit gini??" Naeun menggigit pipi dalamnya, memandang jendela luar.

Awan menggelap, petir semakin menampakkan pesonannya di atas sana. Apakah ini pertanda buruk?

"Nana, maafin mama ya kalo ada salah sama kamu" mata Naeun berkaca-kaca, ada rasa sakit yang perlahan menyentuk ruas dada wanita itu.

🌱💞



Tiga puluh menit menunggu, Jeno tidak ikut keluar dari mobilnya. Membiarkan Naeun belanja sendirian. Ia belikan beberapa bucket hat untuk Nana. Entah mengapa di saat ia melihat beberapa topi berjajar di depan toko itu, Naeun langsung mengambilnya beberapa biji.

"Nana suka headband juga" Nana memang menyukai sesuatu yang girly

Naeun mendekati seorang kasir, ia bertanya sesuatu. "Mbak, headband model barunya ada?"

"Oh, ada kak. Sebelah sana ya, mari saya antar"

Naeun mengekor di belakang kasir, membawa keranjang yang sudah di penuhi topi.
"Ada delapan model baru dengan warna yang berbeda ya kak, silahkan"

Daddy Jen 02 || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang