30. COTTAGE 🔞🔞

4.7K 191 26
                                    

Mau lanjut nulis tapi males
Pada gamau vote 🥹
Next jangan cari mami buat nulis NOMIN lagi ya


Sengaja mengambil penerbangan malam, keesokan harinya pasusu Jeno dan Nana sudah sampai di penginapan.
Seminyak, Bali pukul enam pagi. Jeno membiarkan Nana menikmati sisa tidurnya karena selama di pesawat, Nana tidak bisa tidur.

Terbiasa tidur di atas kasur dengan ketenangan, kalo di suruh tidur di dalam pesawat mana bisa?? Apalagi tidak ada perut gendut si buyat yang selalu menjadi bahan usapan tangan Nana.

Ji-Song, boneka hidup Nana kini bersama Taeyong dan Yuta di rumahnya. Memberi kebebasan pada kedua orang tuanya untuk menikmati liburan di Bali.

Jeno maunya sih ke luar negeri, tapi Nana maunya ke Bali. Belum pernah lagian, terus yang namanya perasaan seorang Buna yang tidak mau jauh dari anaknya pasti ada. Baru sampai bandara Jakarta aja, Nana langsung menelpon Taeyong. Menanyakan bagaimana keadaan Jie setelah Nana pergi, dan Taeyong pun meyakinkan Nana untuk tidak mengkhawatirkan anaknya.

Setelah bertelepathi cukup lama, Nana baru yakin untuk meninggalkan kotanya.

Ekhmm,,

Cottage yang di pesan Jeno benar-benar terletak di pinggir pantai. Tempatnya luas, di lengkapi dapur dan tempat santai. Intinya, apa sih yang enggak Jeno pesan untuk membuat suami manisnya nyaman ??

Misi Jeno setelah menidurkan Nana adalah keluar dari cottage, menuju restoran pinggir pantai. Dengan baju pantai yang di biarkan terbuka bagian depannya, serta bokser warna senada yang melekat bagian bawahnya,—Jeno keluar hanya bermodal dompet tebal di tangannya.

Tenang aja, tujuannya cuma mau nyari sarapan kok bukan caper apa pamer lekuk tubuhnya yang—jadi favorit Nana itu.

Tangan kokoh dengan jari manis yang di lingkari cincin pernikahan itu tengah membuka lembar demi lembar buku menu di atas meja.

"Mau pesan apa mass??" tanya mbak pelayan, remaja Bali asli tersebut menyelipkan kamboja putih di telinga kanannya.

"Crab sandwich and coffee—take away"

"Oke, sila tunggu ya mass"

Sebenarnya Jeno bingung mau beli apa buat Nana, belum tentu Nana mau makan juga.

Setelah nunggu dua puluh menit lamanya, Jeno membayar makanannya dan kembali ke cottage. Sialnya, Nana sudah bangun dan langsung mengabsen penampilan pak suami dari ujung rambut hingga ujung kukunya.

"Marah si engga, tapi ya gimana aku nggak ngenes kalo liat pak suami umbar dada gitu" to the point saja, Nana tidak suka bertele-tele.

Jeno langsung nyengir, sampe matanya ilang terus ia letakkan makanannya di meja.

"Minggir lah! Nggak peka banget jadi suami, kalo jalannya sama aku sih nggak papa ya? Mau telanjang pun silahkan!" Jeno mendekap leher Nana yang kini kembali terbaring karena terjangan pelan tubuh dominannya.

Jeno memeuk lehernya, menciumi pipi Nana yang kini meremay pergelangan tangan suaminya.

"Cantik banget kalo lagi marah gini"

"Nggak peka, minggir aisshhh"

"Katanya bulan madu, Na??" Jeno menggeram di telinga Nana. Melumat daun telinga Nana yang perlahan memerah.

Ini masih pagi, ya wajar aja kalo yang nge-jawab bukan Nana. Melainkan bunyi keroncongan dari dalam perut si manis itu.

Nana nyengir, bunyi perutnya teramat nyaring.

Daddy Jen 02 || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang