CHAPTER 11

2.7K 59 0
                                    

“Tunggu sebentar, Kitten,” cegahnya.

Connor mencengkeram pergelangan tangan Ashley ketika remaja sembilan belas tahun itu akan keluar dari mobil. Ia tidak enak hati entah kenapa. Ini aneh dan tidak biasanya Connor merasakan perasaan seperti ini sebelumnya.

“Kenapa, Om?”

“Coba kamu pegang dada saya. Berdetak kencang tidak?”

Tangan Ashley diletakkan di dada kiri. Berdetak tentu saja. Ashley merasakannya lewat telapak tangan yang entah kenapa mendadak gemetar.

“Eh? Kenapa aku gemetar?” gumamnya dalam hati. “A-ada apa denganku?”

“Kitten, berdetak kencang tidak, hm?”

Ashley mengerjap. Mengangguk cepat seraya menarik tangan. Ia tidak mau kehilangan kontrol seperti tadi ketika di barber shop. Jujur saja tampang Connor saat ini benar-benar menguji hasrat.

“Berdetak, Om. Jika tidak berdetak, Om mati.”

“Tentu saja, Kitten. Maksud saya, saya berdebar-debar entah kenapa. Saya ragu untuk bertemu dengan Papamu. Takut tidak mendapatkan restu untuk menikahimu nanti.”

Lagi. Ashley ingin mencakar wajah Connor detik ini juga. Jika bisa, ia ingin mengangkat mobil Connor lalu melemparkannya ke wajah pria dewasa tersebut. Sungguh, hanya mendengar ucapan seperti itu saja Ashley sudah tersipu malu.

“Saya tidak mau cinta saya terhalang restu, Kitten,” tambah Connor yang semakin membuat Ashley kelojotan. Remaja sembilan belas tahun itu memalingkan wajah. Tak mau terlihat tersipu malu.

Pintu depan yang mendadak terbuka membuat Ashley menoleh. Connor pun ikut menoleh sebelumnya. Pria dewasa yang lebih tua dari Connor tampak berdiri dengan pandangan bingung.

“Itu Papa kamu, Kitten?” tanya Connor ingin memastikan. Ia menatap Ashley penuh permintaan jawaban. Pasalnya, Teddy; Papa Ashley masih cukup bugar dan tampan di usianya yang sudah tak lagi muda.

“I-itu yang berdiri di depan pintu?”

“Iya, Kitten. Itu Papa kamu ya?”

“Itu suami aku, Om.”

“HUH?!” Connor melotot. Ia menggosok kedua kuping. “Apa, Kitten? Suami kamu? Serius?!”

Ashley tersentak tentu saja. Ia tak ada niatan untuk berbohong, tapi entah kenapa tiba-tiba saja mulutnya berbicara seperti itu. Namun, lucu juga melihat Connor terkejut sampai melotot tak percaya.

“K-kenapa memangnya, Om? Terkejut ya?”

Connor seperti cacing kepanasan. Entah kenapa jadi tidak bisa diam. Ia tidak percaya, tidak mungkin Ashley sudah menikah dan suaminya lebih tua darinya. Namun, raut wajah remaja sembilan belas tahun itu tampak meyakinkan dengan ucapannya sendiri.

“Ashley? Itu kamu, Sayang?” Teddy mengangkat suara setelah beberapa saat menunggu.

“No way!” Connor menatap Ashley dengan pandangan tak terima. “Katakan jika pria itu Papa kamu, Kitten. Tidak mungkin kamu punya suami sedewasa itu.”

“Memangnya kenapa jika aku punya suami yang sudah sangat dewasa?”

“Saya tidak terima, Kitten. Lebih baik kamu menikah bersama saya yang jauh lebih muda.”

“Aih?” Ashley mengernyitkan dahi. “Tidak sadar diri sekali Pak Tua ini. Sebelas dua belas bersama Papa pun bilangnya jauh lebih muda,” lanjutnya dalam hati.

“Ashley?” panggil Teddy.

“Astaga iya, Sayang. Tunggu sebentar,” jawab Ashley seraya cepat-cepat keluar dari mobil.

𝐎𝐋𝐃 𝐌𝐀𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang