CHAPTER 16

1.3K 40 3
                                    

Connor menepati ucapan.

Menghabiskan waktu bersama Ashley di apartemen dengan menonton film bersama. Sesekali mereka berbincang ringan di meja makan ketika sudah masuk waktu makan siang dan makan malam seperti sekarang ini.

“Kamu bisa melihat sendiri bukan saya seperti apa?”

“Tampan,” jawab Ashley cepat dengan tatapan intens. Sorot matanya sangat tajam menikam rasa gelenyar aneh yang membuat Connor menahan senyuman yang mendadak terbit.

“I-iya. Terima kasih.”

Pria dewasa yang hanya mengenakan kaos dalaman putih tipis pun meneguk susu strawberry yang tadi pagi Ashley beli di Seven Eleven. Connor mengerjap. Enak dan manis. Selama ini ia hanya mengonsumsi susu full cream.

“Lalu kenapa memangnya?” tanya Ashley masih belum menangkap apa yang Connor maksud. Bahkan ia sampai menggeser kursi duduknya ke arah pria tersebut. “Aku tidak paham.”

“Khm.” Connor berdeham seraya menaruh gelas.

Ia berusaha menghilangkan rasa gugup. Pasalnya Ashley sangat dekat di hadapannya. Tubuh yang kecil membuat remaja itu terlihat pendek. Connor dapat melihat belahan dada Ashley yang mengundang hasrat.

“Sial. Kenapa aku mudah sekali terangsang. Hanya melihat belahan dadanya saja aku sudah ingin bercinta,” batin Connor seraya memejamkan mata. Berharap dapat mengontrol diri meskipun sulit.

Ashley tiba-tiba melepaskan tank top yang sedang dipakai. Melemparnya ke arah dada Connor dan cekatan ditangkap oleh pria dewasa tersebut.

Dengan tatapan penuh hasrat, remaja itu menggigit bibir bawah seraya mendesah pelan dengan kedua tangan meremas kedua payudara.

“K-kitten? W-What the fuck are you doing?” tanyanya dengan helaan napas tercekat.

Connor menunduk. Menatap lalu meremas tank top remaja sembilan belas tahun tersebut. Menghirupnya dalam-dalam seolah itu Methamphetamine yang akan membuatnya merasakan rasa addiction dengan mata terpejam.

“You don’t need this shit, Daddyh ....” Ashley menarik tank top dari tangan Connor lalu melemparnya ke sembarang arah.

Remaja itu mendekat. Tatapannya selalu menggoda untuk cepat-cepat dipuaskan. Ashley menarik kedua tangan Connor lalu diletakkan di kedua payudaranya.

“You need this for real, Daddyh ....”

Connor menelan saliva. Ia meremas pelan kedua payudara Ashley. Gelenyar aneh kian menyerang dengan sesuatu dibalik celana dalam mendadak menggembung. Mendesak keluar.

“Om?” Ashley memanggil. “Om, Connor?”

Ashley menyentuh tangan pria di hadapannya yang sedang memejamkan mata. Kedua tangannya terangkat setinggi dada seraya melakukan gerakan meremas.

“Pasti pikirannya yang tidak-tidak. Yakin sekali aku,” batin Ashley melihat Connor masih melakukan gerakan meremas dengan mata terpejam.

“Aahh ... terus Om. Remas Om, sshh ... ahhh!” ujarnya konyol secara tiba-tiba.

Connor membuka mata refleks. Ia menatap Ashley yang sudah menatapnya lebih dulu dengan tatapan intens. Remaja itu masih duduk. Masih mengenakan tank top. Lalu barusan?

“Sialan! Hanya khayalanku saja!” batinnya mengumpat. Connor menurunkan kedua tangan. Malu dan ingin membunuh Ashley karena takut remaja itu menceritakan kejadian barusan ke orang lain.

“Kenapa berhenti, Om? Remas lagi. A-ahhh ... shh, Ahh!!”

“D-Diam, Kitten!” Connor menjawab. Ia memejamkan mata kesal. Bisa-bisanya mengkhayalkan Ashley sebrutal itu.

𝐎𝐋𝐃 𝐌𝐀𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang