Rooftop kampus terasa sangat dingin hari itu. Untungnya Kaiser mengenakan setelan jas berlapis yang membuatnya lebih hangat. Sedangkan (Name), hanya menggunakan kemeja putih dan rok hitam pendek. Kaiser berfikir bagaimana caranya ia berkelahi dengan rok sependek itu.
"Kamu yakin hanya pakai itu? Bagaimana jika dia menyerang dan kamu harus menendang kepalanya?" Tanya Kaiser. Sedangkan puan disampingnya mendengus, "otakmu cabul sekali Ser. Bersihkanlah sesekali."
Kaiser menggeram. "Aku hanya berandai jikalau rok itu robek! Kamu mau pulang pakai apa?!" Katanya.
(Name) menyengir. "Ah, apa hanya aku yang berfikiran kotor." Ujarnya. Namun sikutan pelan melayang di perutnya, lantas ia sadar jikalau mereka sudah berada didepan pintu Rooftop.
Kaiser membuka perlahan pintu itu. Ia terbelalak karena mengetahui Sora berada disana dengan gadis yang dicarinya. Pelaku utama dari segala keanehan ini. Dari mulai skandal, lampu panggung, kertas makian, parfum anggrek, dan kejanggalan lainnya.
(Name) tersenyum mendapati orang yang dicarinya berada didepan mata. Langsung menghadapnya. Yaitu wanita cantik berusia 21 Tahun.
Harumi
Yoshiko."Halo, Kakak." Sapa (Name) dari balik punggung Kaiser. Ia berkacak pinggang tanpa malu dan takut, "sudah berapa tahun ya. Kamu makin berubah."
Harumi, pelaku utama dari segala kejadian miris yang menimpa (Name), tersenyum. "Yah, begitulah. Senang juga bertemu dengan kamu."
(Name) tersenyum. Ini bukanlah basa-basi kerinduan. Ini adalah obrolan sebelum Harumi berusaha membunuhnya.
"Kamu tahu apa yang akan aku lakukan." Harumi tersenyum arogan. Ia bersiku pada kepala Sora yang sedang disekap dan bersedekap.
"(Name), matilah ditanganku."
(Name) menatap Harumi──kakaknya──sebal. Ia terkekeh dan mengeluarkan pistol kecil dari saku roknya.
"Aku mungkin bisa mati, tapi tak ditanganmu juga kali." Seru gadis itu, lantas tertawa terbahak-bahak.
"Ayo mulai pertunjukkan analisanya." (Name) memutar lubang pelatuk pistol di jarinya dan berkacak pinggang.
"Pertama, skandal Sora, saat dia bilang aku adalah seorang j*lang," (Name) memulai. Ia tersenyum melihat Harumi yang kaget bahwa dia bisa beranalisa sampai sedetil ini.
"Aku menyadari beberapa keanehan dari teks skandal itu. Contohnya, beberapa salah ketik dan juga pelaku──" (Name) menunjuk Sora,
"──yang menggunakan akun aslinya. Bukan akun palsu yang membuatnya bisa tertangkap kapan saja," (Name) jeda sebentar.
"Aku juga menyadari bahwa orangtua Sora di konferensi pers yang kuadakan sebagai klarifikasi fitnah tersebut merasa tak nyaman. Kalaupun Sora sendiri yang memosting sebuah skandal, Nyonya Yumi Furuto atau suaminya pasti akan sadar.
Selanjutnya, mereka dituduh olehku atas kasus perselingkuhan dan kasus pelecehan dan kekerasan seksual, bahkan tanpa bukti apapun.
Itu membuatku berpikir, bahwa masuk akal saja jikalau kamu (Harumi) menyuruh Sora mengetik skandal tentangku di akun aslinya, mengarahkanku kepada konferensi pers, menggunakan teori-teori merendah soal keluarga Sora dan beberapa anggota grup StarLight untuk saksi, dan akhirnya memenjarakan Sora dan keluarganya tanpa bukti dan alasan yang jelas. Begitupula pihak polisi yang sudah diberi uang olehmu (Harumi) untuk memenjarakan keluarga Furuto tanpa barang bukti yang lebih kuat sekalipun.
Meski Sora sudah mengonfirmasi teori yang kusampaikan benar, tapi tak ada bantahan dari pihak keluarga ataupun pihak kepolisian. Benar? Kalaupun benar, setidaknya akan ada sedikit negosiasi dari pihak keluarga. Lalu kenapa mereka tidak bernegosiasi?
Itu karena kamu, Harumi, memberikan mereka uang (karena keluarga Furuto sedang bangkrut) dan mereka mau-mau saja melakukan perintahmu. Kamu membereskan segala masalah dengan uang."
Kaiser menegak salivanya. Gadis ini benar-benar pintar.
"Lalu, kedua, adalah kasus lampu panggung yang jatuh. Saat lampu itu jatuh, aku menyadari ada beberapa hal yang janggal, seperti tali lampu yang baru saja diganti beberapa minggu yang lalu, lantas serat tali yang meninggalkan bekas guntingan. Namun orang suruhanmu cukup pintar, ia menarik serat talinya keluar agar menciptakan kamuflase seolah talinya memang benar-benar putus.
Sehari setelah kejadian itu, aku dan grupku masuk kedalam aula lagi, ke backstage dimana lampu itu terpasang. Disana terdapat sebuah jepit rambut..."
(Name) Mengeluarkan jepit dari sakunya.
"... Yang diduga jepit ini adalah jepit milik korban pembunuhanmu, Ameko Naomi. Benar?"
Harumi tersenyum. Teduh, tenang. Namun seperti cemas akan cerita adiknya yang memaparkan sebuah teori analisa tentang kejahatannya.
"Baiklah. Ketiga, kertas caci makian yang kutemukan di perpustakaan, lemari kostum kamarmu, dan juga meja belajar," (Name) membuka ponsel dan menunjukkan beberapa foto kertas yang bertuliskan caci makian.
"Aku persingkat saja. Kamu menulis ini karena kamu membenciku, benar? Lantas kamu menyembunyikannya di antara rak buku, berniat membunuhku sejak kelas tujuh, dan ambisi itu masih bertahan hingga sekarang. Keren, keren." (Name) Tersenyum. Sementara Harumi makin terlihat cemas.
"Keempat adalah parfum anggrek Victoria Secret itu. Kamu sengaja menyuruh Sora mengenakannya, lewat didepanku agar aku terkena deja vu dan menggiringku untuk membelinya. Kamu sudah bersiaga di jalanan untuk menabrakku, tapi sayangnya... Tak berhasil." (Name) Tergelak, menatap Kaiser yang bingung dan Harumi yang cemas.
"Kita persingkat. Kelima, adalah alasanmu berusaha membunuhku." (Name) Mengantungi ponselnya lagi dan menodongkan pistol ke kepala Harumi.
"Ayo. Kenapa kamu berusaha membunuhku? Apa motifmu? Sampai sekarang, aku selalu penasaran dengan itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐬𝐭𝐚𝐫'𝐬 𝐥𝐞𝐭𝐭𝐞𝐫 • 𝐛𝐥𝐮𝐞 𝐥𝐨𝐜𝐤.
Mystery / Thriller𐙚 ˖ ݁𖥔 | starlight last sequel !' teori-teori itu terus berlanjut, bukan begitu, Yoshiko [Name]? yah, begitulah. aku yakin, tapi apakah itu benar? tentang [Name] yang tak mau mati ditangan kakaknya. © Muneyuki Kaneshiro #!! - blue lock x fem!ido...