MENJADI RAJA DUNIA BARU YANG KOTOR

276-280

276: Ini sangat bagus dan besar...! [R-18+]
Nama：Menjadi Raja Dunia Baru yang Kotor Penulis：Alex_morg
+ -  Matikan Mengatur ulang

Bab 276 Bab 276: Ini sangat menarik dan besar...! [R-18+]

Power stone kawan??????

———

"Ellie, jangan tegang! Santai!" desak kakakku, suaranya dipenuhi campuran kekhawatiran dan perintah. Aku bersandar ke belakang, mengertakkan gigi dalam upaya putus asa untuk menahan keinginan yang sangat besar untuk berteriak.

"Kita hampir sampai. Tunggu sebentar lagi," bisiknya, suaranya terdengar melodi yang menenangkan di tengah badai. Tangannya dengan lembut membelai kepalaku, menawarkan kenyamanan saat aku mengerahkan setiap kekuatan untuk menahan rasa sakit yang membakar.

"Ah! Kakak, sakit! Sakit! Rasanya seperti dicabik-cabik! Kakakaaa!!" Aku tidak bisa lagi menahan kesedihanku, dan teriakanku bergema di seluruh ruangan, bercampur dengan perjuanganku yang sia-sia. Ayam kakakku yang tebal dan pantang menyerah telah melanggar batas keperawananku, mengisi lorong sempit dengan intensitas yang tidak menyisakan ruang untuk istirahat.

Seluruh tubuhku mengejang dan gemetar, rasa sakitnya mirip dengan sensasi anggota tubuhku terbelah dua. Itu adalah pengalaman yang mentah dan mendasar, di mana penderitaan dan kesenangan menari-nari di benang halus indra saya.

"Ya, Ellie, teruslah menangis dengan suara merdu itu," ucap kakakku, tatapannya terpaku padaku, senyuman nakal terlihat di bibirnya. Dan di saat berikutnya, gelombang rasa sakit yang lebih tajam menerpaku, menghancurkan tubuh bagian bawahku.

"Kaaaaa!!!" Aku meratap, suaraku merupakan bukti momen menusuk ketika selaputnya pecah, pencurian simbolis atas keperawananku. Gumaman semangat kakakku, gemetar karena sensasi menaklukkanku, bergema di telingaku.

“Akhirnya aku telah mengambil keperawanan adikku,” gumamnya, perpaduan antara kemenangan dan hasrat mewarnai kata-katanya, saat beban tindakan kami membebani kami berdua.

'Aku sudah menyatu dengan kakakku,' pikirku, gemetar karena campuran kegembiraan dan antisipasi, sensasi tubuh kami yang saling bertautan menutupi rasa sakit yang berkepanjangan akibat hilangnya selaput daraku. “Ellie, kamu sekarang milikku, istriku,” kata kakakku, kata-katanya penuh dengan sikap posesif dan dominan. "Tidak, kamu telah berubah menjadi budak setiaku, di sini untuk melayaniku."

Sementara kakakku bersuka ria atas penaklukannya, hatiku dipenuhi rasa bahagia yang mendalam, air mata mengalir di pipiku. Bagiku, tidak penting nama apa yang dipanggil kakakku, baik itu hewan peliharaan atau perempuan jalang. Yang kuinginkan hanyalah tetap berada di sisinya, dengan rela menawarkan diriku padanya selama sisa hari-hariku. 'Bahkan jika aku disebut perempuan jalang, itu tidak masalah. Selama aku bisa bersamamu... Saudaraku, Ellie... Aku akan menjadi perempuan jalangmu yang setia.'

"Ellie, kamu akan menjadi budakku yang setia sampai mati," serunya, suaranya bergema dengan komitmen yang serius.

"Iya kakak. Ellie akan menjadi budakmu yang setia, patuh dan benar. Aku mohon, jangan pernah tinggalkan aku kakak. Berjanjilah padaku bahwa kamu akan tetap berada di sisiku dan menjagaku selalu."

Saat aku menahan rasa sakit setiap kali aku ditusuk, aku memohon pada adikku untuk tidak meninggalkanku, sangat ingin memegang janji. Hanya itu yang bisa kulakukan, menyerahkan tubuhku dan mempersembahkan pengabdianku yang tak tergoyahkan. "Ellie, aku akan memasukkan penisku ke dalam vaginamu yang bersemangat setiap hari mulai sekarang. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Kamu akan menjadi hewan kesayanganku sampai akhir hari. Seorang budak perempuan jalang, yang mengabdi hanya untuk kesenanganku."

Sementara kata-kata cabulnya memenuhi udara, kakakku melanjutkan gerakan ritmisnya, memasukkan penisnya yang tebal ke dalam vaginaku yang dilanggar, setiap penetrasi menimbulkan perpaduan antara kenikmatan dan rasa sakit yang berkepanjangan. "Ah! Ah... Ah... Kakak... Kakak..." aku mengerang, setiap ucapan keluar dari bibirku seperti melodi yang menggoda, suaraku berubah menjadi suara rubah betina yang mesum saat aku menyerah pada hasrat duniawi kakakku. .