☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

322 25 0
                                    

HAPPY READING 🙂

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jaffan sekarang tengah memandangi sungai besar yang mengalir di hadapannya suara air ternyata bisa membuat suasana hati Jaffan seketika tenang.

ia sedang duduk di sebuah kursi taman yang menghadap ke sungai besar itu menghiraukan setiap orang yang tengah bercengkrama di sekitaran taman tersebut.

"Tcihh...konyol"sambil membuang nafas dengan kasar.

Jaffan menyenderkan punggungnya pada belakang kursi taman, menghela nafas panjang memejamkan matanya sejenak,Jaffan merasa lelah hari ini.

Hingga ia merasakan dingin di bagian pipi kirinya,sontak Jaffan membuka mata dan bangun melihat apa yang mengganggunya tengah menikmati malam yang sunyi ini, terlihat seseorang dengan pakaian kaos polos, celana pendek, sepatu putih dan sekantong belanjaan yang berada di tangan kirinya ,ia ingat lelaki yang memukulnya di cafe tempo lalu.

"Ckk..."Jaffan mendecak malas melihat lelaki di samping nya itu, jujur saja ia sedang tidak ingin berkelahi sekarang lantas Jaffan hanya diam saja tidak mengeluarkan tatapan sinis ataupun kata-kata kejam.

"Nih,minum"Rafa menyodorkan minuman dingin kepada Jaffan dan dengan tarikan nafas malas sambil membuang muka, Jaffan pun menerima sebotol minuman dingin itu.

keduanya tengah duduk bersama di bangku taman berdampingan tetapi tidak ada yang memulai pembicaraan, seperti mereka tidak menganggap keberadaan satu sama lain, sampai Rafa pun lah yang memulai pembicaraan itu.

"itu luka nya di bersihkan dulu, nanti bisa infeksi loh"

"bukan urusan kamu"singkat Jaffan

" lo emang selalu gini ya sama orang? Pantesan lo gak punya temen ya? " Jaffan menatap lelaki di sampingnya lalu membuang muka, tidak ingin berinteraksi dengannya karena menurut Jaffan itu percuma dan tidak ada gunanya untuk bercerita kepada siapa pun.

" gue mau minta maaf udah mukul lo pas di cafe, terserah lo mau maafin gue atau gak yang penting gue udah minta maaf.

Liat minta maaf gak seseram itu kok"Rafa langsung bangun dari duduknya menatap Jaffan sekilas lalu pergi dari hadapan Jaffan.

"gue Rafa, fakultas seni lo kalo butuh teman ngobrol bisa temuin gue aja, Bye! "

setelah itu Rafa benar-benar pergi meninggalkan Jaffan dengan sebotol minuman dingin yang di berikan oleh Rafa tadi, Jaffan menatap punggung Rafa yang berjalan menjauhinya, lalu ia memandang lurus kearah tanah memperhatikan sepatu nya yang sedang ia pakai saat ini.

Tak tau perasaan apa tadi tapi Jaffan merasakan adanya sedikit kehangatan di dalam dirinya ia merasa ada seseorang yang ingin mendengarkan keluh kesahnya, air mata Jaffan lolos dari tempatnya, punggung nya bergetar menahan isakan tangis yang semakin lama semakin terdengar menyakitkan.
       

    

     *. : 。✿ * ゚ * .: 。 ✿ * ゚  * . : 。 ✿ *

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sepanjang perjalanan menuju asramanya Jayden memperhatikan Hanan yang terlihat sangat gelisah, Hanan sering sekali merengek dan ingin mencoba membuka baju atasan yang ia pakai, rasa tidak nyaman dan panas yang ia rasakan bahkan AC mobil milik Melv pun tidak berefek lebih pada tubuh Hanan.

"Hngg... Panashhh... Lepassshhh... " begitulah rengekan Hanan.

Jayden selalu mencoba mencegah aksi Hanan yang ingin melepas pakaiannya, ini masih setengah perjalanan mereka menuju asrama Jayden tidak ingin melihat Hanan bertelanjang dada seperti itu yang sangat tidak baik untuk jantung Jayden tepatnya.

Setelah menempuh jarak sekitar 20 menit dari FAM club&BAR menuju asrama kampus, akhirnya Jayden pun sampai dan memarkirkan mobil lalu berdiam sejenak di dalam mobil, masih dengan Hanan yang bergerak gelisah Jayden coba untuk menepuk pelan pipi Hanan yang terlihat merah akibat mabuk.

"nan ayok bangun dulu,udah sampe"

"Hngg..."hanya rengekan yang Jayden terima sebagai jawaban.

Jayden tarik nafas panjang lalu ia keluarkan tatapan nya tertuju pada Hanan yang terlihat sangat berantakan, mengamati seluruh tubuh Hanan dari ujung rambut hingga kaki membuat ia tak sengaja menatap bibir ranum milik Hanan mengingat kembali kejadian tadi di club membuat Jayden menutup matanya dan menahan nafas kesal.

'siapa sih yang bikin lo jadi kayak gini nan?'gumam Jayden pelan.

kini tangan Jayden bergerak untuk membantu Hanan membuka sabuk pengaman nya setelah itu Jayden mendengar gerutuan dan rengekan Hanan yang berbicara tentang dirinya.

Hanan dan Jayden telah sampai di dalam kamar asrama Jayden pun langsung membaringkan Hanan yang sedari tadi memeluknya dan merengek di dekapannya, Jayden bantu Hanan untuk melepas sepatu dan kaos kaki yang ia kenakan tak lupa membenarkan rambut Hanan yang terlihat berantakan itu.

"Hiks.....Hanan benci banget sama Jayden..benci Jayden!Hiks..."rengeknya sambil mengayunkan tangan dan menendang-nendang kakinya.

Jayden terdiam sejenak mendengar Hanan yang menyebutkan namanya dalam mabuk, Jayden bukan lelaki yang polos ia tau jika seseorang sedang mabuk apa yang mereka katakan itu adalah perasaan nyata atau jujur jadi kenapa Hanan membenci dirinya apakah ia ada buat salah kepada Hanan?pikirnya.

"Hmm? Jayden?GAMAU AKU GAMAU! JAYDEN KAMU SANA PERGI AJA!!"setelah Hanan membuka matanya ia dapat melihat Jayden yang berada di sampingnya ia pun langsung memberontak menendang udara dan tangannya mengepal mengayunkan nya seperti ingin memukul seseorang.

Jayden yang melihat itu langsung menenangkan nya dengan memegang kedua pergelangan tangan Hanan berniat menghentikan pergerakan berutal (dan lucu)milik Hanan tetapi ternyata Hanan semakin mengayunkan semua badannya sehingga dada Jayden pun terkena pukulan Hanan yang lumayan kencang, sedikit kemudian Hanan terdiam ia merasakan tangannya memukul bagian tubuh Jayden.

"huee... Jayden, Hanan minta maaf"ucap Hanan sambil menangis kencang.

melihat Hanan yang tiba-tiba menangis kencang membuat Jayden langsung memeluk tubuh Hanan memberi ketenangan mengukus punggung dan kepala belakang Hanan dengan lembut sambil berkata
"gak papa nan,aku gapapa" Dengan secara tidak sengaja namanya juga Hanan yang dalam keadaan mabuk ia mencoba membaui tubuh Jayden ia hirup aroma parfum yang Jayden pakai,beranjak dari leher hingga belakang telinga Hanan ciumin dengan hidungnya.

Jayden merasa geli sekaligus menegang tubuhnya terasa kaku saat Hanan membauinya di daerah telinga.

menggeleng sedikit kencang untuk mengembalikan kewarasan nya saat ini,tidak Jayden tidak akan terpancing oleh Hanan yang sedang dalam keadaan mabuk.

tepukan di daerah punggung menyadarkan Hanan ia mendongak menatap Jayden dengan dekat,manik mata sayu milik Hanan terlihat seperti memohon kepada Jayden seperti ia sedang meminta izin untuk melakukan kegiatan barusan.

"Jayden...hiks——Jayden please..."Astaga! kenapa Hanan terlihat sangat menggemaskan dan menggoda ketika memohon? Jayden tidak yakin jika ia akan kuat jika tetap berada di dekat Hanan,ia tau Hanan sedang dalam keadaan mabuk jadi ia tidak mau melakukan nya,Tidak untuk sekarang.
















                           T.B.C
                           _HN_🐶🐻
       

MY LOVELY ROOMMATE (nohyuck) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang