DISCLAIMER :
Animasi Boboiboy dan semua karakternya adalah milik Monsta Studios.
Seluruh alur cerita ini merupakan imajinasi Author dan tidak berkaitan dengan cerita sebenarnya pada animasi Boboiboy.WARNING!!!
Original character, out of chatacter, typo dan kesalahan kata dalam ejaan.
Mohon maaf jika ada kesamaan dengan cerita lain.RECOMENDED SONG :
Victory - Two Steps From Hill
Memory Reboot - Narvent and VØJ
Everything Works Out in the End - Kodaline
Round and Round - Heize
Sumpah dan Cinta Matiku - Nidji.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°
Malam ini, Kaizo belum bisa kembali ke markas atau kemana pun. Ia masih tak bisa menerima kenyataan masa lalu mendiang ayahnya.
Kaizo dan Emma mengunjungi sebuah restoran seafood yang tak jauh dari pantai. Kaizo memesan beberapa menu andalan restoran itu.
"Minumannya apa, Tuan?" tanya pelayan yang sedang mencatat pesanan mereka.
"Minuman apa yang sering dipesan di sini?" tanya Kaizo.
"Wine dan soju." jawab pelayan itu. Kaizo tampak terdiam sebentar, Emma pikir Kaizo akan memesan minuman lain. Karena setahunya Letnan Lahap pernah berkata bahwa Kapten Kaizo belum pernah minum alkohol dan mungkin tidak akan pernah, Kaizo itu tipe orang yang suka hidup sehat.
"Saya pesan soju satu botol." ujar Kaizo, Emma membelalakkan mata. "Kamu ingin juga?"
Emma menggeleng dengan cepat, "Saya sebotol susu saja."
Malam itu, baru pertama kalinya Kaizo meminum alkohol. Bukannya Emma tidak suka minum alkohol, tapi kalau mereka berdua sama-sama mabuk, Emma takut hal buruk bisa terjadi. Contohnya, mungkin ada orang yg memanfaatkan keadaan mereka dan mencuri barang-barang berharga mereka.
"Kamu tahu Emma?"
Emma menoleh pada Kaizo yang pipinya sudah memerah, ia rasa Kaizo sudah mabuk berat. "Aku sangat kecewa pada ayahku. Kenapa dia bersekutu dengan bangsa kejam seperti Euro."
Emma yang tadinya ingin meminum, ia urungkan niatnya dan meletakkan kembali gelas minumnya.
"Ayahku adalah panutan yang hebat, tapi sekarang dia benar-benar mengecewakanku." ujar Kaizo lalu melahap makanannya.
"Padahal ku pikir Ayah bukan orang yang seperti itu." sambung Kaizo.
"Apa kamu juga orang yang seperti itu?" Kaizo mendongakan wajahnya menatap Emma yang terdiam.
"Ah, ku rasa kamu bukan orang yang begitu." ucapan Kaizo membuat Emma menunduk, seketika ia dilanda rasa tak enak hati.
"Tapi jujur saja, aku merasa nyaman saat bersamamu." sambung Kaizo, Emma menoleh, ia ingin tahu lebih banyak pendapat Kaizo tentang dirinya. Katanya orang mabuk itu selalu berkata jujur.
"Kenapa Kapten bisa merasa nyaman?" tanya Emma.
Kaizo mendekatkan tubuhnya pada Emma, ia berbisik di telinga gadis itu. "Pelukanmu terasa lebih hangat." nafas hangatnya sangat terasa jelas di telinga sampai leher Emma.
Setelah membisikan kalimat itu, Kaizo sedikit menjauhkan wajahnya dan menatap wajah Emma. Tangan kekarnya terulur menyelipkan rambut hitam Emma ke belakang telinga.
Emma merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Tatapan Kaizo yang terlihat hangat membuatnya susah menelan saliva. Kaizo yang biasanya menatapnya datar, sekarang berbanding terbalik menatapnya hangat.
Kaizo menarik tengkuk Emma dan mendekatkan wajahnya. Emma semakin dibuat ketar ketir saat bibir mereka hampir bersentuhan.
Tiba-tiba ponsel Emma berbunyi, Kaizo menghela nafas kesal. Panggilan mendesak itu benar-benar mengganggunya. Laki-laki itu menjauhkan tubuhnya. Emma beranjak dengan langkah gugup, situasi ini benar-benar tidak mengenakkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE STEP FROM HILL : CPT. KAIZO
FanfictionCAPTAIN KAIZO FANFICTION Jika mencintai seseorang, katakan padanya sekarang. Sebelum hari-hari singkatmu dipenuhi penyesalan. Aku harap kita bisa bertemu di kehidupan selanjutnya. Captain Kaizo Fanfiction Bahasa : Bahasa Indonesia Jumlah kata/cha...