DISCLAIMER :
Animasi Boboiboy dan semua karakternya adalah milik Monsta Studios.
Seluruh alur cerita ini merupakan imajinasi Author dan tidak berkaitan dengan cerita sebenarnya pada animasi Boboiboy.WARNING!!!
Original character, out of chatacter, typo dan kesalahan kata dalam ejaan.
Mohon maaf jika ada kesamaan dengan cerita lain.RECOMENDED SONG :
Victory - Two Steps From Hill
Memory Reboot - Narvent and VØJ
Everything Works Out in the End - Kodaline
Round and Round - Heize
Sumpah dan Cinta Matiku - Nidji.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°
Di tengah malam yang sunyi itu, Shiloh tak bisa tidur. Ia membuka ponselnya, pesan yang ia kirimkan enam jam lalu pada Niccolo masih belum dibalas. Shiloh menghela nafas, tidak biasanya Niccolo seperti ini.
Shiloh keluar kamar menggunakan piyama dan membawa satu bantalnya. Pandangan matanya tertuju pada ruang tengah yang lampunya masih menyala.
Ia langkahkan kakinya untuk menuruni tangga, yang terdengar hanya suara TV yang masih menyala. Ia melihat adiknya tertidur di sofa bed 3 seater yang menghadap ke TV.
Shiloh juga mematikan lampu ruangan itu dan menyalakan lampu tidur yang ada di samping TV. Shiloh berbaring di samping adiknya, ia masuk ke selimut yang sama. Selimut itu terasa hangat dan lembut, seperti selimut yang pernah ia gunakan saat tidur di samping Kaizo di dalam tenda. Sial, kenapa aku mengingatnya. Batin Shiloh.
"Shiloh, kamu masih menyayangiku meski Ayah selalu jahat padamu dan selalu baik padaku?" tiba-tiba laki-laki itu bersuara, Shiloh langsung membuka matanya. Ia melihat Theo menghadap padanya dengan mata terbuka.
"Kenapa kamu bertanya begitu?"
"Aku membenci Ayah karena dia bersikap buruk pada Ibu dan Aku, bukan karena dia hanya menyayangimu."
"Sekarang aku hanya punya kamu dan Niccolo, Aku akan lebih menyayangi adikku ini." Shiloh mendekap pada Theo, laki-laki itu membalas dekapan Shiloh sambil tertawa.
"Terima kasih, kamu selalu menolongku dalam situasi apapun." Theo mengusap surai hitam milik Shiloh yang terasa lembut di tangannya.
"Katakan padaku, apa Kapten Kaizo itu orang yang baik? Apa dia memperlakukanmu dengan baik?" tanya Theo.
"Aku tahu dia orang baik, mereka bekerja untuk kebaikan. Aku ragu, apa kita akan tetap berada di tempat ini? Sedangkan mereka mati-matian membela yang benar." ujar Shiloh, ia menatap langit-langit ruangan itu.
"Kamu tahu kan, Ayah akan menikam siapa pun yang menghianatinya." balas Theo.
"Tidak menghianati pun aku sudah merasa ditikam berkali-kali olehnya." kekeh Shiloh. Theo merasa tidak enak setelah Shiloh berkata seperti itu.
Theo menatap kakaknya yang masih menatap langit-langit ruangan, "Jadi, apa keputusanmu?".
"Apa menurutmu kita harus membantunya?" tanya Shiloh.
"Membantu Kapten Kaizo?" Theo bertanya balik, Shiloh mengangguk.
"Membantu Kapten Kaizo, sama saja membantu TAPOPS. Yang benar saja, Ayah bisa membunuh kita." seru Theo.
"Tapi, Kaizo berasal dari bangsa Ibu." lirih Shiloh.
Theo membulatkan matanya, "Benarkah?"
Gadis itu mengangguk-angguk. "Dan jika dipikir-pikir, Ayah itu terlalu serakah."
"Kamu tahu kan, Kaizo itu memiliki kekuatan yang berasal dari power sphera yang dijaga keluarganya."
Theo mengangguk-angguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE STEP FROM HILL : CPT. KAIZO
FanfictionCAPTAIN KAIZO FANFICTION Jika mencintai seseorang, katakan padanya sekarang. Sebelum hari-hari singkatmu dipenuhi penyesalan. Aku harap kita bisa bertemu di kehidupan selanjutnya. Captain Kaizo Fanfiction Bahasa : Bahasa Indonesia Jumlah kata/cha...