girl and caffe

0 0 0
                                    

Ashley tengah mengedit beberapa pekerjaannya
di cafe langanannya yang tak terlalu jauh dari
Apartemennya, deadline tinggal beberapa hari lagi. Dan dia belum membenahi seluruh ceritanya.

Ashley berkerja sebagai penulis yang cukup terkenal, buku yang ia karang selalu laku di pasaran.

“kau akan begadang malam ini?” tanya hana seorang pelayan di cafe itu

“tidak, besok aku ada janji dengan editorku” jawab ashley masih focus dengan laptopnya

“kau sudah mendapatkan editor?” tanya hana,
mengingat editor ashley yang lama mengundurkan diri karena ikut suaminya ke dubai

“ya beberapa hari lalu perusahaan mendapatkan
Editor penganti untukku” jawab ashley yang kini Sudah mematikan laptopnya

“kau dinas malam, hari Ini?” tanya ashley yang kini focus kepada hana

“ya seperti biasa” jawab hana sambil membersihkan meja di samping ashley

“baiklah, sepertinya aku harus pulang” kata ashley masukan laptopnya kedalam tas

“kau membawa payung? Sepertinya masih hujan” Tanya hana yang kini tengah berada di pingir jendela kaca

“tidak tapi mantelku cukup tebal” jawab ashley meneguk kopi yang masih tersisa di gelasnya lalu memakai mantel berwarna coklat yang sepertinya memang cukup tebal  “aprtemenku juga tak terlalu jauh” lanjutnya sambil memasukan phoneselnya kedalam saku mantelnya

“aku pulang dulu, hana” pamit ashley sambil menjinjing tas laptopnya

“hati-hati di jalan, ash” jawab hana sambil melambaikan tangannya

Udara dingin langsung menerpa ashley saat dia keluar dari cafe langanannya. Langkah kaki
ashley semakin cepat saat hujan kian melebat,
ashley melepas mantelnya yang sedikit basah saat ia memasuki loby gedung apartemennya.

Baru saja ashley melangkahkan kakinya keluar dari Lift teriakan seorang wanita berasal dari kamar Apartemen di sebelahnya membuatnya terkejut.

Ashley berusaha untuk mengabaikan suara teriakan Itu, toh dia dan tetangganya tak terlalu dekat,Fikirnya dalam hati.

Namun fikirannya berubah seketika ketika dia mendengar teriakan meminta tolong disusul suara bantingan keras dan pekikkan menyakitkan.

“apa dia baik-baik saja?” guman ashley mencoba memgenyahkan fikiran negatifnya, dia mengelengkan kepalanya berkali-kali mencoba untuk berfikir positif 

“dia pasti baik-baik saja” lanjut Ashley mantap lalu melanjutan memasukan kode apartemennya yang tertunda

“kumohon siapapun tolong aku!” teriak wanita itu bersamaan dengan terbukannya pintu aparteman Ashley

Dengan sedikit keberanian ashley berlari menghampiri suara itu, mengabaikan pintu apartemennya yang terbuka. Toh nanti juga akan menutup sendiri, batinnya.

Ashley berdiri tepat di depan pintu apartemen tetangganya, elizabet wanner. Ternyata pintu apartemen nona wanner tidak tertutup rapat, terganjal sepatu yang membuatnya tidak tertutup. Ashley membuka pintu apartemen itu tak terlalu lebar.

“permisi nona.. OH MY GOD!” pekik ashley, membuat seorang pria yang kini berada di atas tubuh tetangganya itu menoleh ke ashley.

Ashley diam mematung menatap mata tajam pria Itu, rambutnya berantakan, keringat bercucuran di wajahnya hingga tubuhnya.

“kau tak ingin pergi?” tanya pria itu dengan suara beratnya sambil mengelap pisau kecil penuh darah dengan sapu tangannya seolah itu hal biasa baginya.

LOVE YOUR DARKSIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang